#KADO TERAKHIR#
Author's POV
teriakan dari mulut Bena sama sekali tak mereka hiraukan
"tadinya gua kira lue kemari karena lue cinta sama Bena, tapi ternyata lue bawa wanita itu juga.. " kalimat sindiran terlontar dari mulut Dheril sembari palm tangannya mengusap darah yang mengubang disekitar hidungnya.
"heh homo! cintanya Dante itu cuma gua!cowo lue tu yang kegatelan!" sambar Amora.
"DIAAMMM!!!!" raung Dante melempar tatapan tajam kepada Amora.
bola mata itu seolah beku dan tak bisa lagi menutup saking lebarnya dante menyibak kelopak matanya.
"jaga bicara lue!" suara Dante terdengar frustasi, tangannya meraih kerah kostum Dheril.
dari sorot matanya Dheril bisa membaca mentalitas Dante, jelas Dante dalam kebimbangan yang luar biasa, setengah dirinya ingin memiliki Bena namun setengah yang lain tak siap dengan resiko yang akan dihadapi, namun yang utuh dan tak setengah-setengah adalah Dante memang mencintai Bena, itu tertangkap jelas oleh Dheril.
"stop!" dengan sisa tenaga dan menahan rasa nyeri yang masih meliputi tubuh Bena, ia menempatkan dirinya diantara kedua tubuh kekar yang lekat satu sama lain.
"kak Dante!!.. kak Dheril sudah menolongku! kenapa kakak menyakitinya??.. kalau kakak ingin menyakiti seseorang, sakiti Bena aja kak, jangan orang lain."
"bukankah dia sudah melakukan hal-hal yang buruk ke lue Ben?" Dante sangsi dengan ucapan Bena,
"katakan apa yang terjadi sama lue semalem Ben?" suara Dante seperti lolongan serigala ditengah malam yang sunyi, menggema dalam rasa hilang asa.
"tolong tinggalkan tempat ini.." pinta Bena lirih! tak menjawab pertanyaan Dante.
"Enggak!"
"lue ikut gua!" Dante meyeret tangan Bena, terburu seperti lembu menyeret pedati. tapi kali ini tangan Bena tangkas menampiknya.
itu membuat Dante meradang.
"aku tetap disini dengan kak Dheril!" tegas Bena.
"Ben! jangan membantah!" mata Dante membola, seperti ada tinta merah menutupi bagian putih ditepi maniknya.
"maaf kak tapi tadi aku sudah menghubungi papinya kak Dante, aku sudah mengundurkan diri dari tugas mengawasimu.. mulai sekarang kita tak ada urusan lagi."
"Ben?? lue gak serius kan?" rasa gusar semakin lekat diwajah Dante,
Bena tak memberikan keterangan apapun, karena baginya kalimat yang ia ucapkan sudah cukup jelas.
grabb!!
Dante menjewer belahan kerah baju Bena dengan kedua tangannya, "katakan itu gak bener?!" Dante meraung.
"lepasin!" Dheril mendorong tubuh Dante,
perlahan tangan Dante turun dari kerah Bena.
"aku tak kan mengganggu hubunganmu dengan kak Amora lagi!kalian akan bahagia bersama!" Bena menatap Amora sebelum menyelesaikan kalimatnya, memberinya tatapan -sekarang apa kau puas?-.
"Ben.. gua gak acc pengunduran diri lue! sekarang lue ikut gua, jangan deket-deket Dheril lagi!" Dante menyergap tangan Bena, sekuat tenaga Bena menahan.
"kak lepasin kita sudah tak ada urusan lagi"
tanpa melangkah tubuh Bena tergerak akibat kuatnya seretan dari Dante.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Surrender (selesai)
Teen Fiction#Cerita ini mengandung unsur homoseksual# Dante adalah anak seorang pengusaha kaya raya, namun karena kurang mendapat perhatian dari orang tua sehingga ia suka membuat masalah. Suatu hari tingkah Dante hampir membuatnya berurusan dengan hukum yang b...