#18

538 37 0
                                    

#KEMANA LAGI?#

Author's POV

"nih Beb.."

uluran sebotol pocari sweat dari tangan gadis disebelah Dante menghadang wajahnya yang penuh dengan lipatan.

Dante menangkis pelan botol minuman yang ada didepannya itu, kembali fokus pada hp ditangannya, maksudnya menunduk memandangi hp yang ada ditangannya sambil berfikir keras.

Dante masih tak yakin apa yang didengarnya dari seberang telfon barusan, mengapa Bena bercanda semenjijikkan itu.

"Bena kemana si beb?"

"tadi bilangnya jalan ama Dheril tap--"

"yaudah pulang aja deh, kesian pak Prapto entar makin buluk kena malaria disini ah, lagian entar Bena pasti dianterin pacarnya itu."

Dante membuang nafas

akhirnya ia memutuskan untuk pulang saja, walau ia juga tak membenarkan apa yang dikatakan Amora. tapi ini juga sudah malam.

tanpa bicara Dante membuka pintu mobil dan segera menenggelamkan tubuhnya disana.

sesampainya dirumah ia masih kepikiran soal Bena, tubuhnya yang lelah karena latihan menolak untuk beristirahat, hanya berguling-guling tak jelas diatas ranjangnya. Dante memandangi layar hpnya terpampang angka 23:16 dan Bena masih belum menampakkan batang hidungnya.

"ck" berdecak keras atas kebutuan yang menyumbat kepalanya.

seberkas ingatan menyebrangi otaknya, bukankah tadi saat latihan ia melihat beberapa anak tae kwon do juga sedang latihan. bukankah itu hal yang janggal jika Bena malam ini berduaan dengan Dheril yang notabene adalah anggota unggulan tae kwon do. dan bahasa yang digunakan dalam pesan Bena itu sama sekali bukan gaya Bena.

Dante secepat kilat bangkit dari rebahnya, sekali lagi menghubungi Bena.

maaf nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif atau berada dluar service area.

jawaban yang diterima oleh Dante dari nomor Bena. rasa khawatir mulai pecah didada Dante.

Lily was a little girl.. hp Dante berbunyi, membuyarkan Dante dari lamunannya. itu panggilan dari papinya.

"ya pi?"

"Bena kemana ya? daritadi kok gak aktif nomornya?"

"Bena tidur pi lagi gak enak badan, ada apa pi?"

"oh papi gak, papi mau tanya aja.. tadi siang dia sms papi katanya skor try out kamu 90.."

"kenapa gak tanya ke Dante langsung aja pi? anaknya papi Dante atau Bena?"

"bukan gitu... kan kalau kamu udah rajin gini, Bena gak perlu lagi ngawasin kamu.."

"eh pi biar aja, lagian Dante juga masih perlu bantuan Bena.."

"ah kamu, dia itu cuma tugasin ngawasin kamu.. jangan disuruh-suruh yang lainnya, kamu mau manfaatin situasi ya?"

"enggak pi.. udah biar Bena tetep sama Dante aja, biar Dante bisa tambah mateng belajarnya.."

"yaudah deh.. kamu jaga diri ya..".

" siap pi.."

Dante sengaja mengatakan kepada papinya kalau Bena lagi tidur, ia tak mau kalau sampai Bena kena masalah. karena apapun alasannya kalau Dante mengatakan Bena tidak bersamanya dan malah pergi dengan orang lain, papinya akan menghitung itu sebagai kelalaian kerja.

dan ada baiknya juga hp Bena tidak aktif untuk Dante, ia bisa tahu rencana papinya untuk menghentikan Bena dari tugasnya. mungkin Dante sudah lupa betapa marahnya saat pertama mendengar keputusan papinya menugaskan Bena mengawasinya, tapi kini ia malah ingin terus diawasi oleh Bena.

Sweet Surrender (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang