#DIANTARA JARAK#
Bena's POV
dengan dorongan dari kedua tangan dan dibantu beban tubuh, gua nutup koper yang terlihat kelebihan muatan dengan susah payah.. agar semua barang-barang gua bisa masuk.
"hufff" gua buang nafas lewat mulut, karena kalau lewat yang bawah namanya ...... (isi sendiri)
ternyata urusan tutup menutup aja nyusahin, kepala gua sampai dibuat basah karena embun keringat.
besuk gua harus berangkat ke Blora, ada rumah peninggalan nenek disana. gua tinggal disana sampai visa gua jadi karena gua bakal menetap di Eropa dalam waktu yang lama, bisa jadi seumur hidup, walah!.
gua udah sepakat sama Tn. Rinto papinya kak Dante untuk meninggalkan tempat ini, tujuannya supaya gak deket-deket sama kak Dante.. segala biaya hidup gua jadi tanggungannya, Tn. Rinto beranggapan kalau gua ini korban pelecehan seksualnya kak Dante.. hihi lucu ya? padahal kemarin malam gua dengan suka rela melecehkan diri buat kak Dante..
ah!.. semalam itu?? itu first time gua, dan gua senang karena yang merenggutnya adalah kak Dante, cinta pertama gua dan mungkin yang terkhir.. awalnya gua kira perasaan gua ke dia cuma cinta-cintaan ala anak SD, tapi ternyata bisa bertahan sampai gua SMA, itungannya gua emang masih kecil karena masih sekolah gak pantes ngomong cinta-cintaan. tapi tau nggak sih sejak kelas 1 SMP gua udah numbuh rambut dikelamin dan bisa produksi sperma. juga perasaan cinta itu adanya sejak kita lahir, buktinya gua udah bisa ngerasain cinta ke Ibu sejak playgroup.. jadi siapapun yang mengatakan anak sekolah gak boleh ngomong cinta-cintaan tolong diralat, demi bumi yang berputar pada porosnya.
dan jejak kejantanan dari kak Dante masih bisa gua membekas dibadan gau, beberapa redmark dibagian dada gua dan juga bagian belakang gua masih terasa nyut-nyutan, itu yang paling berkesan. gua masih inget saat bibirnya lekat ke bibir gua, seolah gak mau lepas.. dan gerakan lidah kak Dante yang garang dan beringas bikin ubun-ubun gua beranak macam bakso, hmm... sama sekali diluar dugaan kak Dante bisa nafsu sama tubuh gua.
"hihihi" gua jadi senyum-senyum sendiri..
ting tung...
seseorang menekan bel diluar. mengakhiri kilas balik liar yang ada diotak gua,
"siang bu.." sapa gua setelah membuka pintu dan mendapati sosok wanita diambangnya.
"nih.. ibu bawain makanan.."
gua segera nyamber rantang susun yang ada ditangan ibu, sekalian cium tangan.
"ibu sama siapa?"
ibu sedang membuka outer rajut warna maroon dan menaruhnya disandaran kursi makan.
"naik ojek.."
"ambil piring Ben.. kamu masak nasi gak?"
"enggak kan gak dibolehin sama ibu.." gua berdiri ke rak piring buat menenuhi perintah ibu.
piring makan gua tata rapi dimeja makan,
"maafin Bena ya bu.."
"sudah garisnya.." ibu menyulap formasi rantang yang vertikal menjadi horisontal. mengeluarkan nasi dari rantang membagi sama rata keatas piring kami berdua.
jawaban ibu gak nyambung, mungkin beliau belum bisa maafin gua, tapi kalau dipikir lagi salah gua dimana? atau mungkin ibu menyesal kenapa urusannya harus sama kak Dante.
"kamu sudah packing?" ibu menuangkan semur daging kedalam piring gua..
"udah, baru aja kelar.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Surrender (selesai)
Teen Fiction#Cerita ini mengandung unsur homoseksual# Dante adalah anak seorang pengusaha kaya raya, namun karena kurang mendapat perhatian dari orang tua sehingga ia suka membuat masalah. Suatu hari tingkah Dante hampir membuatnya berurusan dengan hukum yang b...