#BERSAMA SEMENTARA#
Author's POV
tisu basah ke-tiga yang disuapkan oleh Dheril menyempurnakan wajah Bena, kini wajah Bena kembali seperti aslinya. Dheril menautkan alisnya setelah mendapati beberapa lebam dan baret diwajah Bena.
Dheril berdiri dari sisi Bena, bergerak membuka locker dihadapannya, mengeluarkan kostum tae kwon do dari sana.
Dheril melepas seragamnya berganti mengenakan kostum tae kwon do,
"lue pakai seragam gua"
Dheril menyodorkan seragam putih abu-abu yang sebelumnya ia kenakan.
Dheril berdiri menghadap tembok, membiarkan Bena berganti baju dibalik punggungnya.
segera Bena menuruti kalimat Dheril, menukar seragam Biana dengan seragam milik Dheril. seragam Dheril terlihat kebesaran ditubuh Bena, mereka memang punya perbedaan ukuran tubuh, tak hanya ukuran tubuh tinggi merekapun berselisih sekitar 10 cm.
grab..
Bena melingkarkan tangannya keperut Dheril, wajahnya tenggelam dipundak Dheril.. Dheril bisa merasakan basah dipundaknya, Bena menangis. itu sesuatu yang Dheril benci.
perlahan tangan Dheril menindih tangan Bena diperutnya, menggenggam tautan pergelangan tangan Bena dengan lembiut, mengisyaratkan bahwa Dheril akan selalu berada disisi Bena apapun yang terjadi. ia membiarkan Bena menyelesaikan tangisnya, sembari dalam hatinya bersumpah memastikan ini adalah tangis terakhir dari Bena.
"makasih kak"
sepertinya Bena sudah merasa lebih baik, Dheril memutar tubuhnya menghadap Bena.
"Ben, biar gua obatin luka lue.."
Dheril beranjak mencari kotak p3k, untungnya dojo tempat latihan Dheril menyediakan kotak p3k sebagai jaga-jaga kalau ada yang terluka saat latihan. tak lama Dheril kembali.
Bena sudah duduk dibangku panjang depan locker, posisi duduknya tadi.
"ashh.." desah Bena menahan sakit.
"siapa yang melakukannya?" tanya Dheril ditengah fokusnya menyapu lebam diwajah Bena.
Bena tak menjawab, hanya menatap Dheril dengan tatapan yang tak Dherl mengerti apa maksudnya.. baginya perlakuan Dheril sudah cukup membuatnya tenang dan aman. tak perlu mengatakan siapa yang melakukan itu padanya, karena hanya akan memperpanjang masalah.
"selesai.."
"Ben--"
"kak.. jangan beri tahu siapapun"
permohonan itu sedikit tak masuk akal bagi Dheril, ia menemukannya bersama teman sekelasnya.. walau tak memberi tahu siapapun, mereka pasti sudah mengetahui keadaan Bena.. dan cepat atau lambat kabar itu akan menyebar.
yang terpenting sekarang adalah Bena bisa recover, ia tak mau menginterogasi Bena lebih jauh semntara ini, itu akan membuat jiwa Bena semakin terguncang. kalau saatnya sudah tepat, ia akan mencari tahu siapa manusia terkutuk yang sudah memperlakukan Bena dengan keji.
"Ben istirahat di UKS ya?"
Bena menggeleng..
"apa aku boleh istirahat disini saja kak?"
"tapi Ben disini gak ada tempat tidur, cuma ada matras.."
"itu udah cukup kak.."
Dheril membawa Bena kegudang dojo taekwondo untuk beristirahat, disana tempat menyimpan matras dan peralatan lain, gudangnya bersih dan terawat, nuansanya khas seperti tempat kebugaran kebanyakan. walaupun ukurannya tidak besar, tapi tak ada debu dilantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Surrender (selesai)
Teen Fiction#Cerita ini mengandung unsur homoseksual# Dante adalah anak seorang pengusaha kaya raya, namun karena kurang mendapat perhatian dari orang tua sehingga ia suka membuat masalah. Suatu hari tingkah Dante hampir membuatnya berurusan dengan hukum yang b...