11 : s͟e͟l͟a͟m͟a͟t͟

79 13 5
                                    

.
.
.
.
.
.
.

"mana sih powerpuff girls?" Uchan menatap arlojinya terus, dia mulai risih dengan tatapan para siswa yang berada di sekitarnya. "udah jam setengah lima" Racau Uchan, akhirnya dia menelpon Claudya.

Di sisi lain, Kiara, Kiki, Claudya sedang tertidur di mobil karena terlalu lama menunggu Raysa.

Drrt..Drrtt

Sebuah panggilan masuk ke ponsel Claudya, Claudya terbangun dan mengangkat telfonnya.

"assalamualaikum Bang"

"woilah! Dimana kalian?"

"oh ya Bang! Maaf banget! Hari ini kita ngebolos! Kita lagi di mansionnya Bang Bagas"

"ngapain disitu anjer? Lu mau nyari mati?"

"bukan gitu, Raysa dari tadi. Dari jam satu dia masuk ke mansion Bang Bagas, dan sekarang belum balik"

"apa? Yodah yodah gua kesana"

Uchan segera masuk ke mobil, dia melepaskan jasnya lalu memakai seatbelt nya. Uchan menghela nafas dan menancapkan gas.

..

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif—

Uchan memegang pelipisnya. Dia sangat pusing. Mengapa ketiga perempuan yang akan ia jemput pergi ke mansion lelaki bermata harimau itu?. Mata serigala nya tetap fokus menatap depan, sampai akhirnya dia menemukan mobil Lamborgini berwarna hitam legam, tepat ada di spionnya.

"itu mobilnya Bagas" Uchan melihat plat mobil itu "B 17 SVT. Bener" Uchan menambahkan gas sedikit. Ia merasa kalau Bagas sedang mengikutinya.

Ia berusaha belok ke kanan empat kali, namun mobil itu tetap mengikutinya. "akhirnya harus pake tangan" Uchan memberhentikan mobilnya. Dan benar, mobil itu ikut berhenti.

Uchan membuka pintu mobil dan menatap mobil lamborgini yang ada di belakang mobilnya. "Bagas" Panggil Uchan. Tak lama kemudian, seseorang keluar dari mobil itu.

"Chan" Panggil Bagas. "gua ngikutin lu soalnya hehe" Bagas tersenyum dan menepuk pundak Uchan. Langsung, Uchan terdiam kaku seperti robot.

"sekarang, kamu ikut saya." Bagas tersenyum jahat. Dia telah menghipnotis Uchan "Joe!" Bagas memanggil seseorang. Tak lama kemudian, bodyguard nya datang.

"ayo kita berangkat" Ucap Bagas dingin.

📷

"eunghh"

Raysa berusaha membuka matanya walaupun terasa berat. Kepalanya sangat pusing. Ia terbangun dalam posisi duduk di kursi kayu. "gua dimana?" Monolognya. Ia mencoba meraih tangannya.

"anjir gua diiket" Tangan Raysa berada di belakang dan diikat dengan tali. Ia melihat sekitarnya, benar benar asing.

Dia melihat di samping nya. Kakak kandungnya sedang mengalami hal yang sama dengannya. Hanya saja, Uchan berada di lantai dengan tangan  terikat di kaki meja dan tak sadarkan diri.

"Bang.." Panggil Raysa pelan. Kepalanya sakit lagi.

Terdapat langkah yang menuju ke mereka berdua, Raysa menatap pintu kayu itu. "siapa?" Ucap Raysa pelan.

Cklek!

Muncul laki laki bermata harimau tampak membawa pisau dan tersenyum jahat. "udah bangun ya?" Tanya laki laki itu.

"Kak Bagas.."

"iya? Kenapa? Kaget?" Tanya Bagas santai. "lepasin gua sama Abang! " Bentak Raysa walaupun dia masih pusing. Bagas tertawa kecil "Lepasin? Never" Bagas melihat pisau yang ada di tangan kanannya.

[3] ROCKVENTURE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang