26 : T͟͟e͟͟r͟͟k͟͟u͟͟a͟͟k͟͟

62 8 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.

"akhh"

Bagas merintih kesakitan ketika ia tak sengaja memegang luka lebam di pipi kirinya. "mukulnya keras beut anjing" Racaunya ketika mengambil krim untuk mengobati luka nya.

Bagas memerhatikan mukanya di cermin. Terdapat banyak luka yang menghiasi muka tampannya.

Kring! Kring!

Bagas menoleh, ia mendapatkan notifikasi di kalender. Ia membukanya, bibir nya tersenyum lebar.

27 Februari

“ survey gedung buat 16 Mei ”

📷

"assalamualaikum" Reza membuka pintu sambil membawa dua mangkuk berisi mie instan. Rossie membalas salam dari Reza lalu melanjutkan bermain ponselnya.

"makan dlu" Reza memberikan semangkuk mie ke Rossie. Rossie mengambil lalu berterima kasih ke Reza. Mereka pun mengobrol. Hingga Rossie teringat tentang sesuatu ke Reza. "oh ya Za" Ucap Rossie, Reza menaikkan kedua alisnya "paan mbak?" Lalu ia memasukkan sesendok mie ke mulut nya.

"lu tinggal disini sejak kapan?"

Reza memberhentikan aktivitasnya. Ia melihat Rossie dengan tatapan yang tak biasa "emang kenapa?" Tanya Reza serius, Rossie menggelengkan kepala nya "lu anak sma tapi udah ngekos?". "bukannya udah biasa?" Tanya Reza lagi. Rossie mengulum bibir bawah nya "kan gua tanya. Santuy elah" Ucapnya agar Reza tidak menatapnya dengan tatapan serius.

"hm" Reza mengunyah lagi. Rossie hanya terdiam dan mulai melanjutkan makannya.

"gua kabur"

Rossie menoleh ketika mendengar Reza bicara "kabur?" Tanyanya. Reza mengangguk.

"3 tahun yang lalu, kabur gara gara orang tua yang bilang kalau gua itu udah buat nama keluarga jadi buruk"

Flashback.

3 Tahun Yang Lalu..

(italic = Reza POV )

"Za! Reza!" Suara melengking itu sukses membuat Reza terbangun dari tidurnya. Ia bangun dan melihat sebelahnya. "Clara?" Tanya Reza. Perempuan itu mengangguk "ayo ngantin. Buruaan" ia menarik lengan seragam Reza. Reza hanya mengangguk pelan dan berdiri dengan malas.

Claranta Oktavianus, perempuan berpipi tembam yang sempat bikin hati gua deg deg ser. Ya gimana enggak, dia selalu ada di sisi gua. Tapi kita beda.

Dia punya duit banyak.
Dia punya duit dikit.

Dan yang paling bikin gua sakit hati.
Dia adalah adek dari laki laki yang gua benci seumur hidup gua. Dia slalu buat kakak gua pulang pulang bawa luka yang banyak.

"Za? Ejaaaa!" Clara mencubit lengan Reza yang sedang melamun. "eh paan paan?" Tanyanya.

"cepetan, ntar gua traktir. Seperti biasa" Clara mengetipkan matanya sebelah. Reza tertawa kecil "yok dah. Gas!" Mereka mengobrol ria.

Kita selalu bareng, kemana mana bareng, main bareng. Dan akhirnya gua beraniin diri buat nyatain perasaan gua.

"Cla" Panggil Reza ke Clara yang masih menyantap es krim yang ia beli berdua.

"yup?"

"sebenarnya.. Gua.."

Mendadak, ponsel Clara berbunyi. Ia mengambil ponsel dan menyalakannya

[3] ROCKVENTURE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang