29 : Fokus

41 6 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Reza mematikan ponselnya dan menatap jam dinding yang terpajang di kelasnya. "heh Yasin! Molor mulu lu!" Reza menjitak kepala teman sebangkunya yang tidur dari jam pertama yaitu Zaki. "eungh, sapa tadi yang njitak cogan?" Racaunya dengan suara khas bangun tidur.

"Reza ganteng"

"hilih gantengan gua"

"dahlah, istirahat oi"

"ha? Masih jam setengah delapan"

Reza menjitak kepala temannya lagi "efek molor ya gini. Lu tidur jam berapa heh?" Reza memegang kepala Zaki dan mengarahkan pandangannya ke jam dinding "lah iye jam dua belas hehe". "kemaren gua begadang, tau sendiri. Cafe tempat gua kerja kan rame pas malem" Zaki merenggangkan ototnya.

"dahlah, gua mau ke ayang gua dulu" Ketika Zaki beranjak dari kursi, Reza menarik seragam Zaki hingga Zaki kembali lagi duduk. "pacar lu gak masuk, buktinya gak ngasih bekal kan?" Reza menunjuk kolong meja Zaki. "lah iye, dahlah ngantin aja dah"

Drrt..Drrt..

"Ki! Ada telpon" Reza menunjuk ponsel Zaki yang berada di kolong meja. Ia meraih ponsel itu dan melihat nama yang menelfonnya "Boss gua telpon siang siang" Ucap Zaki "dahlah angkat ae, mungkin mau ngasih bonus" Desak Reza. Zaki menatap Reza sinis lalu mengangkat telfonnya.

"halo Pak, ada keperluan apa kepada saya?"

"Zaki"

"iya pak"

"Apa hubunganmu dengan Kiki dan ketiga perempuan itu?"

"tidak ada apa apa, Pak"

"kau yakin?"

Zaki mulai ketakutan, ia memegang ponsel nya gemetar. Reza yang sedang menatap Zaki pun ragu "Ki?" Tanya Reza. Zaki mengangguk pelan "bentar Za".

"kau yakin tidak berbohong?"

"iya pak"

"tak usah mengelak"

Zaki kini mengepalkan tangannya. Mata nya membulat sempurna.

"saya tau semua nya"

"saya dan keempat orang itu tidak ada hubungan sama sekali. Saya dan ketiga perempuan itu hanya satu sekolah. Tidak berteman, bahkan bertegur sapa pun tidak pak" Ucap Zaki bohong.

"BOHONG!"

Zaki sedikit terkejut, ia mulai menjauhkan ponselnya dari telinga.

"cepat kau akui saja!"
"atau kamu akan saya pecat!"

Disisi lain, Bagas memegang setir mobil dengan kuat kuat. Ia merasa bahwa Zaki benar benar bohong terhadap dirinya.

"Zaki.. Kalau lu bener bener mau mertahankan posisi lu di cafe, lu harus ngaku"

📷

"enak ye boloss" Kiara merenggangkan otot nya sambil menunggu mie instannya matang. "Hooh, untung ae Bang Uchan bikin surat izin" Dukung Claudya. "gara gara lu, gua akhirnya mengeluarkan bakat terpendam yang harus nya dipendem sampe se dalam palung Mariana" Ucap Raysa dengan mulut yang penuh dengan mie.

"apaan Ray?" - Claudya

"malsuin tanda tangan orang" - Raysa

"epic bakat lu" - Kiara

"hehehe" - Raysa

Mendadak ponsel Claudya berdering, Claudya meletakkan piring yang berisi mie itu dan berdiri menghampiri ponsel nya yang sedang di charge.

[3] ROCKVENTURE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang