13 : A͟j͟a͟k͟a͟n͟

57 10 2
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.

"jadi Abang mau ke gunung Bunder? Naik apa?" Kiara membuka kulkas dan mencari sesuatu. "kuda terbang. Ya gak lah" Kiki mengusap rambut gelombang Kiara, lalu menjambaknya pelan. "sakiit!!" Kiara memukul tangan kakaknya. "lepasin Chandraaa!" Kiara berusaha melepaskan tangan Kiki dari rambutnya.

"mulai kasar sama cogan hm?" Canda Kiki "heh! Kek om pedo!" Kiara mencubit perut Kiki, lalu kabur walaupun beberapa helai rambutnya berada di tangan Kiki. "yeu rontok rambutnya" Kiki membuang rambut Kiara sembarangan dan membuka kitchen set.

Dia mengambil beberapa ramen cup dan mulai menyeduhnya. "bentar, gua bilang paan ke Rossie sama Bagas ntar? Soal hiking? Besok aja dah" Kiki meletakkan termos di sebelahnya. "Gunung Bunder.., mendingan ke curug aja. Rossie pasti capek kalo ndaki" Monolog Kiki. Ia tersenyum sendiri mengingat wajah Rossie yang terlihat jutek namun cantik.

..

Langkahnya berusaha cepat, Kiki segera menuju Fakultas Zoologi. Dia menatap layar ponselnya. Waktu menunjukkan pukul delapan malam, dimana kelas yang diikuti Rossie berakhir. Sesekali melihat sekitar, siapa tau ada Bagas.

Setelah sampai di kelas yang diikuti Rossie, dia melihat Rossie yang mulai memasukkan binder hitam nya dan mengobrol dengan temannya. Sebuah senyuman terukir di bibir Kiki, dia melihat brosur yang ia pegang.

"doakan bisa. Hwaiting!" Kiki mencium sekilas brosur itu, lalu memasukkannya ke tas. Rossie akhirnya muncul, dia sempat terkejut dengan kehadiran Kiki. "ngapain?" Tanya Rossie.

Kiki menarik tangan Rossie hingga ke tepi. Rossie yang mengetahui itu segera menepis tangan Kiki. "ngapain?" Tanyanya lagi.

"gua mau—" Belum selesai berbicara, Bagas datang lalu memegang pundak Rossie. "ayo, kita pulang" Bagas mulai memegang tangan Rossie, namun ditepis oleh Kiki.

"gua mau ngomong sama kalian" Ucap Kiki yakin. Bagas tersenyum kecil, lalu dia menggelengkan kepalanya pelan. "ga penting" Ucap Bagas datar.

"penting. Kalian nyesel kalau ga dengerin omongan gua" Jawab Kiki tak kalah datar juga. "paan?" Tanya Bagas.

" gua ajak kalian berdua ke Gunung Bunder, kita kemah disitu. Dari tanggal 30 sampai tanggal 2. Lu mau kan? Lu kan paling ngerti gunung" Kiki hendak menepuk pundak Bagas namun ditepis oleh Bagas sendiri.

"ga salah denger gua? Lu ajak kita berdua?" Tanya Bagas. Kiki menggeleng. "gak, gua minta maaf soal kemarin. Sebagai tanda minta maafnya ya ini. Dan semua perlengkapan untuk tenda, masak, udah ada di gua. Jadi lu cuma bawa pakaian, sama perlengkapan pribadi elu" Jawab Kiki enteng.

"yakin?" Bagas menatap tajam Kiki. Kiki mengangguk mantap "muka gua keliatan bohong?" Tanya Kiki. Bagas tersenyum, dan menoleh ke Rossie "gimana sayang?" Bagas mengelus rambut pendek Rossie. Rossie mengangguk pelan.

"oke kita terima, sekarang tanggal 20. Berarti 10 hari lagi. Sampai jumpa tanggal 30" Bagas tersenyum. Kiki membalas senyuman itu "jam set 9, gua tunggu di mansion." Bagas tersenyum lagi. "gua duluan, ayo Yang" Bagas mengajak Rossie pergi meninggalkan Kiki.

Kiki tersenyum jahat.

"kita liat, Rossie luluh ke siapa" Ucap Kiki. Tak lama kemudian terdapat seseorang yang menepuk pundak Kiki.

"mbak.. Mbak"

Kiki menoleh "mbak mbak pala lu. Gua cowo" Kiki mendengus kesal ke seseorang itu. "mbak iri kan sama cewek tadi. Cowoknya ganteng ya" Ucap seseorang itu tanpa mendengar perkataan Kiki lagi. "gua slepet lu lama lama. Gua punya batang coy!" Kiki meninggalkan seseorang itu.

[3] ROCKVENTURE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang