15 : P͟e͟r͟k͟e͟m͟a͟h͟a͟n͟

56 9 2
                                    

.
.
.
.
.
.

Kiki membuka mata indahnya lalu menoleh ke  sebelahnya. Terdapat Rossie yang sedang menatapnya. Kiki tersenyum yang membuat seseorang di depan nya itu tersenyum juga. Kiki menatap bibir ranum Rossie, lalu dia mendekatkan muka nya ke Rossie. Rossie hanya menutup matanya.

"HEH HEH LU NGAPAIN WOY!"

Kiki segera menjauhkan mukanya, ternyata tadi ia bermimpi. Di depan matanya adalah Bagas yang mengerutkan alisnya dan memasang muka ketakutan. "waa!" Kiki langsung duduk dan memegang kepala nya "mimpi apa gua saholoh"  Ucapnya. "lu ngapain mau nyosor gua hah?!" Marah Bagas walaupun suaranya masih serak.

"anu anu, dahlah kuy sarapan" Kiki mengalihkan pembicaraan. Dia mengeluarkan dirinya dari sleeping bag lalu keluar dari tenda. Sedangkan Bagas mengacak rambutnya dan memutuskan untuk tidur lagi.

"WOY OKTA!" Teriak Kiki dari luar, Bagas mendengus kesal dan duduk. "ganggu cogan mulu lu" Bagas akhirnya memutuskan untuk keluar dari tenda.

..

"yuk ke Curug Ngumpet. Bagus disitu" Kiki menatap Rossie yang hanya memegang se cangkir teh nya yang dingin. "diminum tehnya neng" Ucap Kiki, namun Rossie menggeleng. "ga nafsu gua" Ucapnya singkat. "ntar lu ada kenapa kenapa. Gimana?".

Rossie meletakkan tehnya "gua udah biasa. Kuylah, kuy Gas" Rossie menepuk pundak Bagas yang sedang membenarkan posisi jaketnya. Bagas tersenyum lebar sesekali melirik Kiki. Kiki yang dilirik Bagas hanya meliriknya lagi.

"Rossie" Panggil Kiki. Pemilik nama itu menoleh "hm?". "lu yakin ga mau makan sesendok ato seteguk doang?" Tanya Kiki khawatir. Rossie menggeleng "dahlah, keburu rame curugnya" Rossie mulai melangkahkan kakinya. Entah perasaan Kiki menjadi tidak enak ketika Rossie berjalan.

"woi! Ki! Ayo!" Seru Rossie dari jauh. Kiki segera menyusul.

📷

Baru 1 KM, Rossie merasa dia kedinginan. Namun dia tetap berjalan, Kiki masih menatap Rossie dengan khawatir. Rossie berusaha  berjalan sebisa mungkin walaupun, dia menggigil kedinginan dan nafasnya berat.

BRUG!

Mendadak Rossie terjatuh tak sadarkan diri. Bagas dan Kiki yang berada di samping nya langsung panik. "Rossie? Rossie?" Bagas menepuk nepuk pipi nya. Kiki melepaskan jaket tebalnya lalu ia selimutkan ke Rossie. "dia kena Hipotermia" Kiki menggendong Rossie ala bridal style.

"tolong lu cari kayu bakar, buar angetin dia" Perintah Kiki, lalu dia memanggil nama Rossie berulang ulang. "lu nyuruh gua?!" Ucap Bagas tak terima.

"lu tunangannya kan? Cepet cari kayu bakar!" Kiki segera melangkahkan kakinya ke perkemahan dengan cepat.

"iya emang gua tunangannya." Bentak Bagas dari jauh. "cepet cari, goblok!" Seru Kiki tak kalah lantang juga.

"Nyusahin aje lu Ki! Nyesel gua!" Ucap Bagas.

..

Kiki segera menyandarkan Rossie di bahu lebarnya ketika telah sampai di tenda. Ia perlahan lahan mulai melepaskan jaket Rossie "maafin gua maafin gua" Racau Kiki ketika mulai menggantikan jaket Rossie. Ia hanya menggantikan jaket saja. Lalu dia segera menyambar sebuah jaket ungu yang ada di tenda.

Kiki memakaikan jaket itu secara perlahan, sesekali memanggil nama perempuan itu. Setelah selesai, Kiki menidurkan Rossie. Ia memasukkan tubuh Rossie ke sleeping bag. Mulutnya masih menyebut nama perempuan itu.

"wah parah ini, nafasnya berat. Bawa alat CPR* gak?" Monolognya sambil mencari sesuatu.

CPR =  Alat bantu pernafasan.

[3] ROCKVENTURE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang