25 : M͟͟a͟͟s͟͟a͟͟ L͟͟a͟͟l͟͟u͟͟

70 9 0
                                    

.
.
.
.
.
.

"jadi gitu Ki?" Tanya Raysa ke Zaki. Zaki mengangguk "padahal gua kemaren gak ngelakuin kesalahan, lah malah dituduh yang enggak enggak" Zaki menundukkan kepalanya. "emang masalahnya paan dah? Sampe gua gak salah apa apa dibawa bawa?" Tanya Zaki.

Lalu Kiara menceritakan tentang Bagas, Kiki, dan Rossie. Zaki mencerna perkataan yang di lontarkan oleh Kiara satu persatu. Ia mengepalkan tangannya perlahan lahan. "gak nyangka Pak Bagas gitu ke tunangannya. Memang gua pernah tau, tunangannya kayak masuk ke toilet perempuan sambil bawa make up. Dan habis dari toilet, yang awalnya ada memar memar di tangannya. Jadi gak ada" Jelas Zaki.

"Rossie berusaha nutupin luka nya. Pasti buat gak ketauan ortunya" Kiki menepuk pundak Raysa, Raysa yang asyik bermain game memanyunkan bibirnya "asyik maen diganggu" Ucapnya. "heh, ngehack wa nya Bagas anjer"

Raysa mendengus kesal, ia mematikan game nya lalu mulai mengehack whastapp milik Bagas. Raysa menemukan suatu percakapan yang cukup menarik perhatiannya, lalu ia membuka chat itu dan membacakan maksud dari percakapan yang ia buka.

"Zaki, lu besok bakal dimata matain bodyguardnya" Ucap Raysa, Zaki yang awalnya meminum bubble tea langsung tersedak, untung saja Claudya berada di sebelahnya memukul tengkuk Zaki dengan cepat. "yang bener aja lu Ray!" Ia membersihkan bibirnya. Raysa mengangguk cepat.

"Depan Gerbang SMA MUDA MUDI 04, jam empat sore. Lu harus sama gua, kita bikin sandiwara. Sekarang, jam enam pagi. Eh mending bahasnya di sekolah aja ntar"

"sandiwara?"

📷

"Reza" Panggil Rossie ke laki laki di depannya yang sedang memasukkan buku tulis ke tasnya "paan Mbak?".

"makasih udah nolongin gua ye"

"santuy aja Mbak, oh ya Mbak"

Reza memberikan sticky note ke Rossie "ini nomer gua, Mbak harus tetep stay di kost an gua. Soalnya Mbak harus sembuh dulu" Rossie mengernyitkan dahi "sembuh?" Gumamnya. "lah, gak tau? Ada plester di tangannya Mbak gitu? Itu gua yang ngasih" Ucap Reza.

"dahlah, gua mau sekolah dulu. Tetep di sini ya" Reza keluar dari kamar kost nya. Rossie hanya tersenyum tipis, ia berdiri dan menuju ke meja kecil yang ada di depannya. Tak sengaja ia menemukan boneka Pokemon Munchlax yang Reza simpan di sebelah lampu tidurnya.

"ni anak keliatannya garang tapi suka sama Pokemon" Monolog Rossie. Namun ia merasa tidak asing dengan boneka yang ia pegang. "pernah liat ini, tapi dimana?".

..

"woy Reza!" Panggil Bu Siti — Ibu kostnya ketika tak sengaja menemui Reza yang memakai helmnya "apa buk?" Tanya Reza.

"kamu bawa cewek lagi ya ke kamar?" Tanya Bu Siti dengan tatapan curiga "iya Buk, kasian sumpah" Ucap Reza santai. "ngomongnya santai banget ya Za" Bu Siti mencubit lengan Reza, Reza mengaduh kesakitan dan meminta tolong agar Bu Siti bisa melepasnya.

"Buk! Buk! Gak sesuai yang Ibuk pikirin, lepasin dulu! Sakit Buk!" Racaunya.

"emang apa hah? Ceweknya cantik gitu, pasti kamu 'main' kan?"

"jangan suudzon dulu Buk, ini Reza mau jelasin!"

Akhirnya Bu Siti melepaskan cubitannya, Reza hanya menghela nafas lega "jadi, dia itu kemarin diculik Buk, di rumah kosong. Terus, Reza yang gak sengaja lewat tuh rumah kosong, kedengeran suara orang nangis. Awalnya Reza kira itu hantu, tapi mana mungkin ada hantu sore sore, padahal belum maghrib. Akhirnya Reza ke situ, eh nemu tu cewek" Jelas Reza panjang.

[3] ROCKVENTURE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang