Rencana

638 91 10
                                    

"...Jadi kalian kapan ngasih mama momongan?"

Mendengar hal itu, irene dan seulgi reflek menghentikan gerakan makan mereka

Irene menyenggol seulgi dengan sikutnya yang kebetulan di bawah meja, meminta bantuan untuk menjawab pertanyaan Mrs. Kang karena perihal ini benar benar tidak mungkin terjadi, terlebih keduanya yang pisah ranjang

"enggak tau ma, doain aja biar cepet isi" ujar seulgi santai, wajahnya terlihat sangat datar. Irene pikir mungkin seulgi sudah menyiapkan jawaban itu jika seumpama mamanya menanyakan tentang momongan

"Udah hampir 5 bulan loh gi! Ya masa belum isi sih?! Mama kan pengen cucu gi! Mama tuh iri sama temen temen mama yang udah punya cucu!! Menantu temen mama aja satu bulan nikah udah ngisi, masa dia belum!!" ujat Mrs. Kang dengan nada tinggi. Irene benar benar pusing saat ini

"ya kan enggak semua pasangan dikasih waktunya samaan semua ma" jawab seulgi lagi dengan santai

"jangan jangan istri kamu mandul ya gi? Coba deh kalian periksa ke dokter takut aja bener. Tapi jangan lah, mama pasti tambah malu punya mantu miskin mandul lagi"

Gerakan menyendok irene terhenti mendengar perkataan setajam belati lagi

Mandul? Irene tak habis pikir, mertuanya benar benar membencinya, perkataannya selalu hal jahat jika berkaitan dengannya

Seulgi menggenggam tangan kiri irene ketika irene hendak mengatakan sesuatu untuk menanggapi perkataan Mrs. Kang

"Ma, seulgi mohon jangan ngomong kaya gitu" kata seulgi pelan. Mrs. Kang menyilangkan kedua tangannya di depan dada, setelah itu Mrs. Kang berdiri kemudian berjalan keluar untuk pergi. Irene dan Seulgi mengantar Mrs. Kang sampai pintu keluar

"pokoknya mama enggak mau tau ya, kalian berdua harus cepet cepet kasih mama cucu, ngerti?"

Seulgi mengangguk kemudian tangan kanannya merangkul pinggang irene. Irene terdiam, pipinya memanas

Apa seulgi mencintainya lagi?

Namun semua itu keliru, ketika Mrs. Kang pergi, Seulgi melepaskan tangannya dari pinggang irene. Irene kembali bersedih dan merasa kehilangan dalam waktu bersamaan

"Sepertinya itu semua hanya Akting karena sedang ada Mrs. Kang, ya?" Monolog irene dalam hatinya

***

"bukannya kamu meeting jam delapan gi?" tanya irene pada seulgi yang sedang mengambil handuk dan berjalan ke kamar mandi

"Jam sembilan kok" jawab seulgi singkat dan irene hanya mengangguk, kemudian irene menyiapkan baju dan perlengkapan seulgi agar seulgi tidak repot mencari

Setelah beberapa menit, seulgi keluar dari kamar mandi mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya. Irene berjalan keluar untuk meninggalkan kamar

Ya seperti itulah rutinitas mereka di pagi hari, terasa sangat aneh. Mengapa irene keluar kamar padahal dia itu istri seulgi

Selesai berganti baju seulgi keluar dan membawa sepatunya untuk di pakai di sofa ruang keluarga. Setelah selesai, kemudian seulgi berdiri, irene mendekatinya dan memasangkan dasi di kerah lehernya

Seulgi membuang muka mencoba untuk tak membuat kontak mata dengan irene, hembusan nafas seulgi terasa di pucuk kepala irene, membuat irene damai seketika, ingin rasanya ia menerima sebuah kecupan di pucuk kepalanya itu. Tapi sayang, sepertinya itu tak akan mungkin terjadi

Irene memejamkan matanya, dialah sendiri yang salah dan membuat hubungan rumah tangga mereka retak

"Soal mama tadi..." kata irene pelan, tapi tertahan karena ia berpikir haruskah ia mendiskusikannya dengan seulgi?

"Kita bahas nanti aja, ya. Aku udah telat" jawab seulgi seolah menghindari topik pembicaraan mereka. Irene hanya mengangguk kemudian mencium punggung tangan seulgi

"Kamu cepet pulang ya, nanti aku masakin makanan kesukaan kamu" Seulgi mengangguk kemudian pergi menuju mobil dan menjalankannya

Setelah itu irene pun memberesi rumah, irene tahu di sini memang ada tiga ART tapi itu bukan berarti ia harus santai santai saja. Nanti takutnya dikira menggerogoti harta aja

"Aduh non, jangan nanti kalau ketahuan sama den Seulgi kami bisa di pecat" kata bibi sambil menyerobot sapu dari tangan irene, dan itu membuat irene tertawa

"Gak mungkin lah bi"

"Ya masa istrinya yang cakep banget nyapu lantai si? Nyonya nanti kami bertiga di pecat gimana?" timpal Sri

"Betul itu nyonya" sahut Ayu. Irene akhirnya memilih duduk dan beristirahat sebentar di sofa. Toh, biasanya juga seulgi pulang jam delapan malam

"nyonya ada masalah ya? Mukanya kaya sedih aja, selama nyonya tinggal di rumah ini saya juga gak pernah lihat nyonya ketawa bahagia gitu. Kalau....ADUH!!" Ayu mencubit kencang pinggang Sri dan setengah menyeret agar segera ke belakang untuk membersihkan kolam

Irene hanya tersenyum miris, memang benar adanya, ia tidak pernah tertawa bahagia sedikitpun

***

Menjelang maghrib

Irene mengirim pesan pada seulgi

GI kamu pulang jam berapa? Aku udah masakin masakan kesukaan kamu, cepet pulang ya

Begitulah isi dari pesan Irene, tak lama handphonennya pun berbunyi menandakan pesan masuk

Seulgi

Maaf ya. Kayaknya aku bakalan sampai larut. Jangan di tunggu. Cepet tidur

Aku tetep nungguin kamu

(read)

Irene melihat tanda dua biru di pesan tadi, tapi seulgi sama sekali tak membalasnya

Irene menghela nafas, fikirannya tiba tiba melayang tentang anak

Irene merenung sejenak, apa memang ia harus berinisiatif terlebih dahulu untuk mengajak seulgi berhubungan suami istri? Irene mengangguk, ia yang bersalah jadi ia yang harus memperbaikinya. Irene mengangguk kembali, ia sudah memikirkan ini matang matang, besok ia akan melakukan rencananya kepada seulgi

Dan lagi lagi ketika menunggu seulgi, irene selalu ketiduran di sofa dan paginya selalu terbangun diatas ranjang nya, mungkin Seulgi yang selalu membopongnya ke kamar

TBC

Kkmm Double up

Mian kalo ada typo

BETRAYAL & REGRET(√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang