Malam Romantis

611 86 16
                                    


Setelah pelayan tersebut pergi, Irene menginjak kaki Seulgi dari bawah membuat sang empu meringis kesakitan yang di buat buat. Irene melotot sebal, kadang Seulgi itu suka berbicara seenaknya.

"Buat apa cantik kalau setengah tahun dianggurin. Semua cowo aja pada nafsu liat aku. Lah, kamu yang notabenenya suami aku sendiri malahan nganggurin aku" gerutu Irene mengoceh sendiri dengan pelan sembari memotong daging steak dan memasukannya ke dalam mulut dengan kesal. Sedangkan Seulgi hanya bisa tersenyum melihat Irene yang kesal.

Irene masih dalam posisi menikmati makanannya. Sekilas dirinya menengok ke sisi kiri dan kanan mengamati sekitar.

Suasana di tempat tersebut agak remang dengan lilin lilin indah yang menyala, lilin lilin tsb mengeluarkan bau vanila dan aroma manis lainnya, dan tentunya lilin lilin tsb menjadi satu satunya sumber pencahayaan.

Jarak tempat duduk mereka dan pelanggan lain cukup jauh jadi kemesraan mereka tidak akan terganggu. Bahkan saat ini irene melihat ada sepasang kekasih yang berciuman mesra di keremangan malam. Irene sekita malu dan memalingkan wajahnya.

Seulgi menggengam tangan Irene dan menatapnya penuh memuja, Irene tersipu ditatap seperti itu oleh Seulgi.

"Makasih ya, Rene. Karena kamu udah jadi istri terbaik buat aku. Makasih udah nyiapin kebutuhan aku selama ini. Makasih udah ngelayani aku, masakin makanan buat aku. Aku bersyukur punya istri sebaik kamu" ujar Seulgi dengan sangat lembut

Irene tersenyum dan mengangguk, ia juga bersyukur ternyata selama ini Seulgi selalu melihat baktinya selama ini. Tanpa irene sadari sudut matanya pun menitikan air mata.

"Aku cinta banget, Rene, sama kamu. Maafin aku udah sering buat kamu sedih"

Seulgi menarik tangan irene dan mencium punggung tangannya bak seorang pangeran yang sangat mencintai tuan putrinya. Irene tak menyangka perkataan dulu terhadap mamanya, yang Seulgi mengajaknya makan malam romantis ternyata kejadian.

"Aku juga cinta kamu, Gi" ujar Irene pelan dengan punggung tangannya yang masih diciumi Seulgi.

"Aku lebih lebih mencintai kamu, Rene"

Pipi Irene memerah, Seulgi tertawa kemudian mencubit pipi Irene dengan gemas.

Mereka melanjutkan kembali kegiatan makan mereka. Ketika mereka sedang asyik makan dan bersenda gurau. Tiba tiba ponsel Seulgi yang diletakan di sebelah kiri tangannya berbunyi. Seulgi melirik sejenak nomor telepon tanpa nama di layar ponselnya namun kini Seulgi malah mengabaikannya.

Tapi ponsel tersebut berbunyi lagi untuk kedua kalinya. Kini tangan Seulgi terulur dan mengambil ponselnya, tapi bukannya Seulgi mengangkat malahan mematikan panggilan telepon tersebut membuat dahi Irene mengeryit.

"Kok, dimatiin Gi? Kalau itu telepon penting gimana?"

"Telepon enggak penting, kok. Salah sambung" Ujar Seulgi cuek. Tapi tak lama ponsel tersebut berbunyi lagi seolah pantang menyerah untuk mengulangi panggilan tsb.

"Angkat aja, Gi. Siapa tau itu telepon penting dari proyek yang ada di Bandung"

Namun Seulgi masih cuek dan menikmati steaknya lagi. Irene menghembuskan nafasnya kesal.

Dan lagi, belum genap satu menit, ponsel itu pun berbunyi lagi. Irene yang geram pun berdiri dari kursinya kemudian tangannya terulur hendak mengambil ponsel tersebut, Namun Seulgi sudah lebih cepat mengambilnya membuat Irene hanya mampu mengernyit.

"Ck! Ganggu aja sih!!"

Seulgi berdecak pelan kemudian berjalan menjauh dari tempat duduk mereka. Seulgi tersenyum pada Irene untuk mengkode hendak mengangkat telepon itu sebentar.

Dari kejauhan Irene terus memperhatikan Seulgi yang sedang menjawab panggilan tersebut. Irene tidak dapat mendengar apa yang saat ini sedang Seulgi bicarakan.

Setelah selesai dengan teleponnya, Seulgi berjalan kembali ke tempat duduk dan mencium terlebih dahulu kening Irene.

"Siapa? Apa jangan jangan telepon dari Mama? Tadi pagi kan kita ninggalin mama" Tanya Irene. Seulgi menggeleng dan tersenyum lembut.

"Bukan dari Mama, Kok. Tadi telepon masuk dari Jisoo yang nanyain keberangkatan aku besok ke Bandung. Tadi dia nelpon pakai nomor baru makanya enggak aku angkat, aku kira tadi telepon dari orang iseng yang salah sambung"

Irene mengangguk nganggukkan kepalanya paham. Jisoo adalah sekretaris Seulgi. Mungkin menelpon Seulgi karena sedang repot mempersiapkan tiket dan dokumen untuk dibawa Seulgi.

***

Mereka pulang ke rumah pukul setengah sembilan malam. Irene berdiri di teras rumah untuk menunggu Seulgi memasukkan mobilnya ke dalam garasi.

Ketika Irene sedang asyik bermain Hp, tiba tiba Seulgi mengangkat tubuhnya dan menggendongnya ala pengantin membuat Irene memekik kaget. Seulgi hanya nyengir, Irene memukul dada bidang Seulgi tapi tak lama tangannya terulur mengalung di leher Seulgi.

Irene menatap mata monolid Seulgi. Selama mereka menikah, Irene bahkan sampai lupa bagaimana rasanya ketika Seulgi menggendongnya ala pengantin baru. Tapi kini dia merasakannya lagi. Irene benar benar bahagia sekaligus terharu sekarang, matanya juga menitikan air mata haru.

Setelah sampai di kamar, Seulgi menurunkan Irene di ranjang.

"Loh, kok nangis?" tanya Seulgi ketika melihat Irene mengusap sudut matanya yang berair. Irene menggeleng dan mengatakan tidak apa.

Seulgi menekuk lututnya sehingga tinggi badan mereka hampir sama, dengan irene yang duduk diatas ranjang dan Seulgi yang menekuk lututnya di lantai.

Seulgi menyibak surai anak rambut Irene ke belakang telinga. Kemudian kedua tangannya menangkup kedua pipi Irene. Setelah itu Seulgi mencium kening Irene dengan lembut dan cukup lama. Irene menutup matanya merasakan sensasi hangat dari ciuman Seulgi.

Setelah itu Seulgi memeluk Irene dengan erat sembari mengusap rambutnya pelan. Seulgi membisikan kata manis di telinga Irene.

"I Love you, Rene. Aku cinta banget sama kamu. Aku enggak mau pisah sama kamu. Aku cinta kamu"

Irene mengeratkan pelukan mereka. Irene benar benar bersyukur sekarang Seulgi bisa menerima apa adanya dan kenbali mencintainya lagi

"I Love You too" Bisik Irene dengan lembut.


















































END


































Tapi Boong hiya....











Aku geli sama part ini😂😂 terlalu.......begitulah🙃

Mian kalo ada typo

Eh tapi end engga nih?😌

BETRAYAL & REGRET(√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang