Kabar Burung

597 93 33
                                    

Keesokan harinya..

"Gi, Barang barangnya udah beres semua kan"

"Iya udah"

"Kalo gitu hati hati, cepet pulang" Ujar Irene sembari mencium punggung tangan Seulgi. Tapi bukannya Seulgi langsung beranjak ia malah terdiam terlebih dahulu. Kedua tangannya terangkat untuk membelai pipi Irene.

"Aku janji, kalo aku pulang, aku bakal bawa kamu buat honeymoon" Ujar Seulgi dengan lirih, tatapan matanya begitu dalam. Irene hanya bisa mengangguk dan tersenyum.

"Maafin aku belum bisa bahagiain kamu sepenuhnya. Aku sayang kamu"

Seulgi pun memiringkan kepalanya, mendekat ke arah Irene, dan Irene yang paham akan bahasa tubuh Seulgi pun menutup matanya. Dan benar saja bibirnya mendapati sebuah benda kenyal dan basah. Hanya saling menempelkan bibir, tanpa nafsu atau lumatan. Ketulusan.

Setelah ciuman mereka tersudahi, Seulgi pun menyatukan keningnya dengan kening Irene. Hembusan nafas Seulgi yang hangat menerpa wajah Irene.

"Aku sayang banget sama kamu, Rene. Maafin aku karena telar banget mengerti semua ini" Ujar Seulgi lirih.

Irene tersenyum, tangannya pun bergerak menyentuh dada bidang Seulgi. Memastikan sesuatu. Yaitu apakah jantung Seulgi berdetak sangat cepat seperti jantungnya?

Dan ternyata benar. Ritme detakan jantung Seulgi sama halnya seperti yang saat ini ia rasakan.

Hari ini Irene mengerti akan satu hal. Seulgi ternyata mencintainya.

"Lain kali, kalo kamu mau perjalanan bisnis kaya gini ajak aku ya. Siapa tau kalo aku ikut aku, kamu gak terlalu stres" Pinta Irene dan hanya diangguki oleh Seulgi.

"Aku janji, kalo aku bakal ada perjalanan bisnis lagi, aku bakal ajak kamu"

Irene mengangguk kemudian tubuhnya ia hempaskan ke tubuh Seulgi, memeluk suaminya itu dengan erat, seolah tak rela berpisah walau hanya dua minggu. Seulgi membalas pelukan Irene tak kalah erat, tubuh istrinya yang mungil serasa pas dalam pelukannya.

Tak lama keduanya pun melepaskan pelukan itu. Keduanya saling menatap cukup lama. Seulgi pun memutuskan kontak mata itu, mencoba merogoh sakun jasnya dan mengeluarkan sebuah kotak berukuran sedang.

"Nih, buat kamu"

"Apa ini?" ujar Irene sembari menerima kotak itu

"Buka aja"

Tak lama Irene pun membuka kotak itu. Dahi Irene seketika mengernyit.

"Kok kamu ngasih aku handphone? Kan aku udah punya"

"Handphone kamu rusak kan?"

"Kata siapa?"

"Kamu jangan bohong, biasanya kan kamu suka main handphone, tapi belakangan ini kamu jarang dan bahkan aku gak liat lagi handphone kamu. Lain kali kamu bilang sama aku kalo ada sesuatu, jangan dipendam sendiri" Ujar Seulgi dengan serius, sedangkan Irene hanya bisa menunduk

"Maaf" Lirih Irene.

Seulgi pun meraih dagu Irene mencoba mengangkat pandangan Irene agar menatap dirinya.

"Aku maafin, tapi lain kali bilang ya..." Seulgi sedikit menjeda bicaranya, tangan satunya merogoh kembali saku jaketnya dan mengeluarkan sebuah kotak yang kedua. Ukurannya lebih kecil dari kotak yang pertama. Seulgi membuka kotak itu.

Irene membekap mulutnya tak percaya. Seulgi memberikannya kalung. Kalung emas perak yang mungkin harganya bisa melebihi harga sebuah rumah mewah.

Seulgi tersenyum, ia melangkahkan kakinya untuk berdiri di belakang Irene.

BETRAYAL & REGRET(√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang