Irene mengerjabkan matanya dan merasakan hembusan nafas halus Seulgi yang mengenai lehernya. Tubuh bagian atasnya polos tanpa sehelai benang pun dan di sebelahnya saat ini ada Seulgi yang sedang tidur siang begitu pulas, bagian atasnya juga sama halnya dengan Irene.Irene memiringkan posisi tidurnya membuat mereka berdua saling berhadapan. Irene mengusap dengan lembut wajah tampan suami kesayangannya. Irene begitu menikmati ekspresi tenang Seulgi ketika tidur.
Irene bahagia karena hubungan rumah tangganya sudah mulai membaik, meskipun tadi mereka tidak sampai berhubungan intim, karena ternyata Seulgi belum siap juga untuk itu. Jadi tadi Seulgi hanya menikmati tubuh bagian atas Irene saja dan meninggalkan bekas di leher jenjang Irene.
Jam di dinding menunjukkan pukul dua siang, perut Irene terasa keroncongan karena sedari pagi ia belum sarapan. Irene pun mencoba mengguncang bahu Seulgi, mencoba untuk membangunkannya.
"Gi, Bangun. Aku laper" ujar Irene sambil mengusap bahu Seulgi.
"Gi..." Panggilnya sekali lagi namun Seulgi hanya menggeliat dan berbalik badan.
Irene menghembuskan nafasnya kasar. Tubuhnya pun beringsut mulai bergerak duduk dan mencari baju dan bra nya yang tadi ditanggalkan oleh Seulgi. Kakinya turun kebawah menginjak lantai yang terasa dingin pada permukaan kulitnya. Irene mengenakan kembali baju atasannya dan berjalan pelan ke arah balkon.
Senyumnya mengembang, ia menghirup udara yang masih saja terasa segar padahal hari ini sudah memasuki waktu siang. Mungkin karena efek dari rindangnya pohon pinus dan cemara disekitar daerah Villa tersebut.
Irene sedikit tersentak ketika tiba tiba merasakan lengan kekar melingkar di perutnya. Irene cemberut, ternyata lengan kekar itu adalah lengan Seulgi. Kemudian Seulgi menyandarkan dagunya di pundak Irene dan mencium pipinya sekilas membuat Irene sedikit kegelian.
"Love you" bisik Seulgi mesra.
"Love you too..."
Irene berbalik badan kemudian tangannya ia kalungkan pada leher belakang Seulgi. Seulgi menggesekkan hidungnya pada hidung istrinya ini, membuat Irene tersenyum. Kemudian kedua pipi Irene memerah malu ketika mereka berdua hendak berciuman tapi gagal karena terganggu oleh suara perutnya yang keroncongan.
"Laper" ujar Irene dengan manja.
"Kamu mau makan apa? Di restoran atau pesan go food aja? Hari ini aku pengen manjain kamu sebelum perjalanan bisnis aku ke Bandung" Ujar Seulgi. Kemudian ia mencium lembut punggung tangan Irene, membuat Irene merona. Jujur Irene tidak pernah diperlakukan sespesial ini sebelumnya.
Setelah berdebat dan berpikir panjang, Akhirnya mereka pun memilih untuk memesan pizza dan pepsi menggunakan jasa go food.
Seulgi sudah berada di bagian belakang Villa dan sedang asyik berenang sedangkan Irene hanya bisa terduduk di tepi kolam sambil menikmati pepsi dengan pizza yang dipesan tadi. Sebenarnya Irene ingin ikut berenang tetapi Irene tidak membawa baju dan dalaman untuk ganti.
Seulgi berenang menghampiri Irene yang sedang mengayunkan kakinya bermain air di pinggir kolam. Seulgi meminta untuk disuapi pizza olehnya.
"Manja ih!" Ujar Irene sembari menyuapi Seulgi dan pura pura memasang wajah kesal. Seulgi tertawa dan meminta suapan kedua lagi.
"Gak papa, jarang loh aku manja sama kamu" Ujar seulgi sembari mencubit ujung hidung milik Irene. Hal itu membuat Irene memasang wajah kesal.
Kemudian hening melanda mereka berdua. Irene tersenyum lirih, Seulgi memang jarang manja padanya karena dulu hubungan mereka kurang baik. Tapi dengan cepat senyuman Irene berubah menjadi bahagia, hubungannya dengan Seulgi kini membaik. Irene senang akan hal itu, tapi dalam lubuk hatinya yang paling dalam Irene selalu merasakan kekurangan dalam rumah tangganya, Yakni seorang anak.
"Gi, Ka-kamu punya pandangan tentang momongan enggak? Kamu....enggak pengen gitu punya anak dari aku?" Tanya Irene. Gerakan mengunyah Seulgi terhenti sesaat, mungkin Seulgi sedang memikirkan jawaban untuk pertanyaan Irene barusan.
"Eumm... Tentu, lah. Aku pengen punya anak sama kamu. Cuma.... Aku belum siap aja buat sekarang. Nanti habis dari perjalanan bisnis dari bandung, aku bakalan 'usahain' buat anak sama kamu" ujar Seulgi sembari menyengir jahil. Irene memukul bahu seulgi dengan cemberut. Perjalanan bisnis Seulgi sekitar dua mingguan, masa iya Irene harus menahan nefsunya selama itu?!
"Perjalanan bisnis kamu kan lama" Rengek Irene dengan manja, tetapi Seulgi malahan tertawa dan mengacak rambut Irene dengan gemas.
"Ih apaan si!" Ujar irene dengan mempoutkan bibirnya membuat seulgi semakin tertawa.
Setelah tawanya mereda, Seulgi pun meletakan kedua tangannya di sisi kanan dan kiri tubuh Irene. Matanya menatap dalam manik hitam milik istrinya, tangannya terulur untuk menyelipkan rambut istrinya ke belakang telinga. Seulgi memajukan wajahnya dan mencium sekilas bibir lembut sang istri.
"Kamu yang sabar. Nanti kalo aku pulang kita bakal lakuin itu setiap hari" bisik Seulgi. Hal itu membuat mata irene membulat penuh.
Seulgi terkekeh pelan dan mengacak rambut istrinya gemas. Setelah itu ia berbalik badan untuk kembali berenang.
Seulgi selesai berenang dan mandi pukul setengan empat sore. Kini dirinya sudah mengenakan baju hitam dengan setelan celana jeans. Pipi Irene memerah, Seulgi selalu terlihat seksi jika sedang menggelung lengan kemejanya.
Seulgi menggandeng lengan Irene. Rencanya mereka tidak jadi menginap di Villa itu lantaran penerbangan Seulgi diadakan besok pagi pukul delapan pagi sehingga Irene harus mempersiapkan segala kebutuhan Seulgi.
Malam ini Seulgi mengajak Irene untuk makan malam bersama dan berkencan sebelum dirinya pergi ke Bandung.
Senyum Irene tidak pernah luntur sejak tadi. Irene tidak pernah sebahagia ini selama menikah. Meski dirinya harus melewati badai dalam rumah tangganya, namun keromantisan yang ia dapat saat ini membuatnya ini menjadi impas.
Perjalanan dari Villa sampai ketempat makan cukup jauh. Benar benar memakan waktu yang sangat panjang, mereka tiba di sana sudah petang pukul tujuh malam.
Seulgi merangkul pinggang Irene ketika memasuki restoran mewah dan romantis. Mulut Irene terbuka, tapi dengan cepat ia langsung menutup mulutnya dgn tangan kanannya.
Candle night dinner!
Sungguh Irene tidak percaya ini! Seulgi tersenyum kemudian menarik kursi belakang dan mempersilahkan Irene untuk duduk. Dengan gerakan malu malu Irene mengangguk dan duduk.
"Kok kamu gak bilang kita mau ke tempat kaya gini?!" ujar Irene sambil bersedekap dada dan memasang wajah cemberut.
"Eh? Kenapa? Kamu enggak suka?" Tanya Seulgi sembari menggaruk kepalanya. Irene tertawa dan menggelengkan kepalanya
"Kan, kalau aku tau kamu ngajak aku ke sini, aku bisa dandan dulu yang cantik dan siap siap pake dress yang bagus, Gi" Rengek Irene manja. Seulgi pun mengusap rambut Irene dengan gemas.
"Kamu tetep cantik, kok. Meski pakai baju casual kayak gitu. Kamu selalu cantik setiap hari di mata aku" Puji Seulgi pada Irene sekaligus membuat pipinya memerah.
"Hari biasa aja cantik. Tadi waktu telanjang di kamar juga cantik" lanjut Seulgi membuat mata Irene membulat penuh. Lagi lagi Seulgi tertawa gemas melihat istrinya ini.
Tampak pelayan restoran agak menahan senyum dan pipinya terlihat memerah. Irene yakin pelayan itu tidak sengaja mendengar ucapan mesum Seulgi barusan. Pelayan tersebut kemudian berlalu setelah menyajikan makanan pesanan mereka di atas meja.
Setelah pelayan tersebut pergi, Irene menginjak kaki Seulgi dari bawah membuat sang empu meringis kesakitan yang di buat buat. Irene melotot sebal, kadang Seulgi itu suka berbicara seenaknya.
TBC
Ku lagi sibuk sama daring, bawaannya pusing mulu, lama kelamaan bisa stres juga nih. Ku juga kesel nih sama WP, mau update tapi suruh revisi mulu. Gitu aja terus gitu sampe korona ilang 🙄Oh ya kalian tetep streaming sama vote ya, liat deh di choeaedol kita hampir ke kejar loh, grafiknya jadi diposisi empat mulu. Yo lah jangan kasih celah, minimal kita pertahanin posisi kita di tiga besar.
Eh sekarang Mcoutdown bukan? Seulrene menang gak ya?
Mian kalo ada typo
KAMU SEDANG MEMBACA
BETRAYAL & REGRET(√)
RomanceSemua berawal dari sebuah KEBOHONGAN yang di balas dengan PENGKHIANATAN dan di akhiri dengan PENYESALAN Akan kah mereka bertahan walau dalam pernikahannya sudah terpampang jelas benang merah? Pernikahan yang baru berjalan seumur biji jagung Diwajib...