Ke Dokter Kandungan

539 85 15
                                    


Rahang irene terjatuh, iyuh sekali. Ia segera menggosok pelipisnya yang meninggalkan bekas ciuman Mrs. Kang barusan

Setelah itu irene turun dari atas ranjangnya dan berjalan menghampiri seulgi yang masih saja berdiri didepan lemari. Irene memeluk seulgi dari belakang dan menyandarkan dagunya di pundak seulgi.

"Kamu enggak papa?" tanya irene.

Seulgi hanya bergumam kecil sebagai jawaban.

"Hhmm.."

"Berarti kamu kenapa napa"

Seulgi berbalik dan mengusap pipi irene lembut. Tangan irene menyentuh tangan seulgi yang mengusap lembut pipinya barusan, menikmati sensasi hangat yang menjalar pada pipinya.

"Tidur, yuk. Aku udah ngantuk" ajak irene sambil memegang lengan seulgi. Mereka berdua pun naik ke atas ranjang. Irene mengambil selimutnya dan memposisikan diri tidur terlentang. Di susul seulgi yang tidur di sebelahnya dengan memeluknya dari samping.

"Maaf, ya. Aku belum siap punya anak. Nanti habis dari Bandung kita coba, ya" bisik seulgi ditelinga irene, hal itu membuat pipi irene memanas.

***

Pagi harinya irene bangun kesiangan. Ia mengusap matanya yang masih buram. Dan terlihat lah jam dinding sudah menunjukan pukul setengah delapan pagi! Tapi tidak seperti biasanya, irene sekarang malah bodo amat, dirinya sedang malas memasak makanan. Biar saja Sri dan Ayu yang memasak.

"Morning" sapa seulgi di pagi hari yang hendak mengenakan baju casualnya. Mata irene yang semula mengantuk langsung terbuka lebar ketika melihat suaminya yang tampan saat ini terlihat menggairahkan. Tampak disana perut sixpacknya yang terkena beberapa cahaya matahari pagi membuat irene ingin melakukan morning s...

Irene buru buru menampar pipinya sendiri, kenapa juga ia semesum itu di pagi hari. Mungkin karena efek enam bulan yang tak dijamah sama sekali.

Irene mendesah kecewa ketika seulgi sudah mengenakan pakaiannya kembali. Sirna sudah pemandangan menggairahkan di pagi harinya.

Irene turun dari ranjang kemudian mandi, berganti baju, lalu turun ke bawah untuk bergabung makan dengan seulgi. Tapi seulgi ternyata sedang duduk di sofa ruang keluarga sembari tersenyum melihat ponselnya. Irene meringis, agak lucu jika dirinya sedikit cemburu dengan ponsel tersebut yang mampu membuat seulgi tersenyum semanis tadi.

Ketika irene ingin menghampiri seulgi, buru buru seulgi memasukkan ponselnya ke saku, hal itu membuat irene mengeryit.

"Oh, Hai. A-aku enggak tau kalo kamu udah turun" ujar seulgi terbata sembari menggaruk ujung hidungnya

"Kamu, sih, sibuk main HP sampe senyum senyum sendiri."

Irene bersedekap dan pura pura cemberut. Seulgi memeluk irene dari samping kemudian mencium pipinya lembut.

"Kamu cantik" puji seulgi membuat irene tersenyum sekaligus pipinya merona.

"Makasih"

Namun seulgi melepaskan pelukan mereka ketika Mrs. Kang tiba tiba menyelonong masuk tanpa mengetuk pintu rumah terlebih dahulu. Irene pun menghembuskan nafasnya kesal.

"Ayo, buruan kita ke dokter kandungan buat meriksain kehamilan kamu" ujar Mrs. Kang dengan girang. Irene dan Seulgi hanya mampu terdiam tidak percaya dengan keseriusan Mrs. Kang yang hendak membawa irene untuk mengecek kehamilan palsu itu.

Irene menelan ludahnya, kemudian menatap seulgi yang sepertinya juga tak kalah kaget dengan irene. Belum sempat irene berbicara, tiba tiba Mrs. Kang sudah menarik tangannya sehingga kini dirinya berdiri dari posisi duduk.

Irene menatap seulgi seolah mengkode"Apa yang harus aku lakukan?"

"Ma, sebentar....I-irene belum makan" Ujar irene mengeles. Tetapi Mrs. Kang tetap kekeh menarik lengannya.

"Enggak usag, kita makan di luar aja kalo habis periksa. Dokter panggilan mama udah ready di sana"

MERTUA GILA!!

Dan disini lah irene, sedak duduk bersebelahan dengan Mrs. Kang di dalam mobil yang menuju ke rumah sakit untuk mengecek kehamilan palsu irene.

Irene tidak bisa membayangkan seberapa murkanya Mrs. Kang jika nanti mengetahui kenyataannya bahwa dirinya tak hamil.

Kini sampailah mereka di rumah sakit, irene menatao horor ruang pemeriksaan di depannya seperti menatap ruang eksekusi mati.
Mrs. Kang terlebih dahulu memasuki ruangan tersebut.

Irene menelan ludahnya. Bagaimana jika nanti akan ada perang dunia ke tiga jika Mrs. Kang mengetahui bahwa kenyatannya dirinya tak hamil?

"enggak papa kok. Aku janji nanti bakalan bantuin kamu ngomong. Aku bakalan selalu ada di belakang kamu" ujar seulgi sambil menggenggam jemari irene, seulgi tersenyum lembut. Irene juga tersenyum dan mengangguk.

"Maksih, Gi"

Seulgi mengangguk. Setelah itu terlihatlah Mrs. Kang keluar dari ruang pemeriksaan dengan senyuman bahagia.

"Ayo masuk" Ujar Mrs. Kang sembari menggandeng tangan irene. Dengan ragu irene memasuki ruangan tersebut di susul seulgi yang mengekor di belakangnya.

"Ini mantu kesayangan saya" ujar Mrs. Kang memuji muji irene di depan dokter tersebut.

Ingin rasanya irene muntah dengan sikap sok manis Mrs. Kang barusan.

Irene tidak paham dengan apa yang dokter tersebut lakukan, irene hanya diam menurut ketika disuruh melakukan hal ini dan itu.

Entah berapa menit dokter tsb menganalisa hasilnya, tak lama sang dokter pun keluar dari ruangannya. Irene bisa membaca raut wajah sang dokter jika hasil tersebut memang negatif.

"Gimana Dok?" tanya Mrs. Kang dengan semangat menyakan hasil tersebut.

Irene menatap seulgi, saling melemparkan kode. Tetapi tatapan seulgi seolah mengatakan 'tidak apa apa' membuat irene sedikit tenang.

"eumm,,, Mohon maaf, Bu.  Hasil dari pemeriksaan Ibu Irene masih Negati" ujar dokter tersebut dengan ramah

menggertakan giginya, senyum yang sedari tadi terpancar kini hilang. Irene melihat kilatan amarah bercampur kebencian yang nampak nyata di kedua mata Mrs. Kang
















"Jadi kamu enggak hamil?!"

Irene menutup matanya. Tamatlah riwayat dirinya.

TBC

#Monster1StWin
#Monster1StWin
#Monster1StWin

Mian kalo ada typo😘

BETRAYAL & REGRET(√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang