Mencarimu

723 99 47
                                    


Irene menghempaskan tangan Seulgi dengan kuat. Ia tidak peduli! Ia mendorong Seulgi kemudian ia segera lari melewati pagar dan menangis sesenggukan.

Irene memasuki gang sempit, jalan pintas yang menghubungkan Perumahan dengan jalan raya yang biasa ia lewati dengan Sri ketika mereka berbelanja ke supermarket dan jelas saja Seulgi tidak akan mungkin mengetahui rute jalan rahasia tersebut karena jika Irene ingin melewati jalan normal Seulgi pasti akan menemukannya.

Irene mengusap air matanya dan menyeberang jalan raya, kemudian ia Berhenti sejenak dan duduk di halte bus. Waktu sudah sangat malam, tidak ada angkutan umum yang lewat.

Dinginnya udara malam seolah membelai kulit lengan nya yang terbuka. jika semakin larut lagi maka malam akan semakin dingin dan terlihat semakin menyeramkan pula bagi Irene.

Irene menggigit kuku ibu jari nya. bingung dengan keputusan yang hendak ia ambil.

Haruskah ia pulang ke rumah mamahnya?

Tapi...

Larut dengan pikirannya, tanpa Irene sadari ada sebuah mobil yang berhenti di depannya. Orang itu keluar dari dalam mobil dengan tergesa gesa.

"Irene?!"

Irene tersadar, pandangannya ia alihkan ke arah sumber suara. Matanya membulat penuh. Ia dengan reflek berdiri dan hendak menghindar.

Tapi Irene kalah cepat, orang itu tiba tiba memeluknya dengan erat.

"Ayo, kamu ikut ke rumah aku"

"Tapi..

"Gak ada tapi tapian!"

Tanpa seizin dari Irene, orang itu tiba tiba menarik lengannya menuju mobil.

***

Dilain sisi...

Seulgi frustasi sekarang, ia kehilangan jejak Irene. Ia mengacak rambutnya, kenapa ia bisa seceroboh itu untuk melakukan hal yang menyakiti hati Irene. Ia menyesal.

Jam sudah menunjukan pukul 10 malam, tapi Seulgi masih belum menemukan Irene. Ia akhirnya pun menyerah dan memutuskan untuk mencari lagi di esok hari.

Langkahnya gontai tak bertenaga, matanya perih karena menangis, sebagian hidupnya seolah hilang.

Sesampainya di rumah, Seulgi pun langsung membuka pintu, satu benda berhasil menarik perhatiannya. Ia berjongkok dan mengambil benda itu.

Cincin pernikahan.

Matanya kembali mengeluarkan air mata, ia merasa bodoh dan bodoh. Harusnya ia bisa menyingkirkan egonya, bukan malah mengikuti egonya.

Seulgi menutup matanya menggunakan telapak tangan, ia menangis lagi menyesali atas perbuatannya.

"Rene, maafin aku Rene. Aku sayang kamu Rene." Ujar Seulgi lirih dalam isakannya.

***

Keesokan harinya...

Seulgi terbangun di pagi hari, ia melihat ke arah samping namun tak ada orang, matanya kembali memanas, ia lupa kalau Irene pergi semalam.

Seulgi pun mencoba bangun, namun kepalanya tiba tiba pusing karena efek alkohol yang ia minum semalam. Seulgi mabuk dan menghabiskan 5 botol bir.

Dengan sedikit usaha, ia pun berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia bertekad akan mencari Irene hari ini.

Setelah beberapa menit, Seulgi pun keluar dari kamar mandi. Pandangannya tertuju ke arah tempat tidur, biasanya di sana selalu ada pakaian yang disiapkan Irene, namun sekarang tak ada apa apa disana.

BETRAYAL & REGRET(√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang