Keesokan harinya....Seperti biasa irene akan terbangun dipagi harinya dengan fresh, namun berbeda dari biasanya, saat ini irene merasakan sedikit sesak. Irene menggeliat dan merasakan lengan kekar melingkar di perutnya, mata irene membulat penuh ketika melihat seulgi sedang terlelap di sampingnya dan memeluknya bagaikan sebuah guling.
Pipi irene merona sangat merah karena dekatnya jarak antara mereka berdua, terlebih seulgi tidur dengan tidak mengenakan baju atasan. Irene otomatis memeriksa dirinya sendiri yang ternyata masih mengenakan baju lengkap.
Irene pun hendak menyingkirkan lengan seulgi, Namun dengan cepat seulgi malah mengeratkan pelukannya.
"lima menit lagi, rene"
Mendengar itu irene hanya bisa mengangguk dan terdiam dalam posisi yang masih terkurung lengan seulgi.
Irene berpikir, apa benar semalam seulgi tidur di ranjang bersamanya? Setelah enam bulan lamanya mereka berdua pisah ranjang akhirnya seulgi mau tidur seranjang lagi dengannya?
Irene memejamkan matanya kembali dan mengusap lengan seulgi dengan lembut
"maafin aku karena selama ini enggak pernah buat kamu bahagia, rene" ujar seulgi dengan sangat lirih, membuat hati irene tersentuh mendengarnya.
"aku pengen memperbaiki hubungan kita" lanjut seulgi
Irene tersenyum ternyata analogi yang selalu berada dipikirannya bisa diterapkan dalam dunia nyata. Batu yang keras itu kini benar benar terkikis oleh tetesan air meskipun irene harus menunggu selama enam bulan.
***
Mood irene tidak pernah sebagus ini. Tangan irene sudah dengan gesit menarik laci lemari dan mengambil dasi bewarna hitam milik seulgi. Kemudian setelah itu irene berjalan menghampiri seulgi yang saat ini sedang mengancingkan lengan kemejanya.
Seulgi tersenyum pada irene, senyuman seulgi membuat pipi irene menghangat. Irene kemudian memasangkan dasi pada kerah kemeja seulgi. Entah mengapa kali ini irene merasakan gerakan memasangkan dasi seolah lebih lambat dari biasanya. Irene sedikit gemetar dan merasa canggung karena dekatnya jarak antara mereka berdua.
Nafas hangat seulgi terasa di pucuk kepalanya, jantung irene berdegup hebat, terlebih saat ini seulgi merangkul pinggangnya dan menariknya agar lebih mendekat memotong jarak antara mereka berdua.
"Kamu cantik, Rene. Kenapa dari dulu aku jarang ngamatin kamu dari dekat"
Pipi irene merona mendengar pujuan dari seulgi. Seulgi yang melihat itu tertawa kecil dan mengusap pipi irene yang memerah menggunakan ibu jarinya.
"selesai" ujar irene ketika sudah memasangkan dasi seulgi dengan rapi.
"makasih"
Mata mereka saling memandang satu sama lain dan dengan cepat irene memutuskan padangannya dengan cara menatap ke arah lain.
Setelah itu irene mengantarkan seulgi sampai depan rumah dan mencium punggung tangan seulgi.
"hati hati ya, Gi" ujar irene dengan kikuk. Seulgi mengangguk dan masih terdiam di tempatnya.
Irene mengeryit, kenapa seulgi tidak segera menuju ke mobil? Biasanya setelah irene mencium punggung tangannya seulgi akan dengan cepat menuju mobilnya.
"eumm...rene" seulgi menggantung ucapannya, seulgi menggaruk rambutnya membuat irene semakin mengeryit
"Nanti aku janji bakalan pulang cepet biar kamu enggak nungguin aku sampe ketiduran di sofa lagi. Eumm t-terus ma-masakin aku sup ayam, ya. Sup ayam buatan kamu enak. A-aku suka" lanjut seulgi dengan terbata dengan matanya yang tak berani menatap irene, dan irene melihat semburat merah di pipi seulgi.
Irene tersenyum dan mengangguk. Irene senang luar biasa mendengar itu, berarti selama ini seulgi menyukai masakannya.
Tanpa irene sadari tangan kanan seulgi menyentuh pipi kirinya kemudian seulgi mencium bibirnya. Mata irene membulat penuh, tidak percaya seulgi memberi ciuman padanya di pagi hari.
"M-morning kiss dari aku" ujar seulgi dengan terbata. Keduanya sama sama malu sekarang, terlihat jelas semburat merah dipipi mereka
"kalo begitu, a-aku berangkat dulu"
Seulgi langsung berjalan menuju mobilnya. irene tersenyum kecil, seulgi begitu lucu dan sangat manis jika sedang malu seperti itu. Bagi irene ini terasa aneh, mereka sudah menikah selama enam bulan tapi serasa orang yang masih PDKT.
"Khhmm, Nyonya ini dari tadi senyam senyum sendiri kaya orang yang lagi kasmaran aja. Saya sampe cape berdiri dari tadi nungguin nyonya nulis daftar barang belanjaan" ujar sri menyadarkan irene dari lamunannya.
"Hayo, pasti nyonya abis narik arisan ya," ujar sri menggoda irene. Irene tertawa dan menggeleng. Ayu yang sedang berdiri di sebelah sri pun menyenggol lengan sri untuk memperingatkannya agar sopan. Kini sri dan ayu saling adu senggol dengan sengit membuat irene kembali tertawa
***
Senyum irene mengembang ketika mendengar suara mobil seulgi memasuki kawasan rumah.
Ini baru pukul tujuh malam, dan seulgi sudah pulang, biasanya seulgi pulang selalu diatas pukul 9 malam.
Irene membuka pintu dan langsung berhambur memeluk seulgi. Seulgi kaget akan aksi irene barusan, dan dengan cepat seulgi tersenyum sembari mengacak gemas rambut irene.
"oopss, maaf" ujar irene sambil menggigit bibirnya malu.
Seulgi kemudian merangkul irene dan berjalan beriringan masuk kedalam rumah. Irene tersenyum melihat masakannya yang sudah tersaji rapih di meja makan.
"Kamu mandi dulu, abis itu kita makan bareng" ujar irene sambil mengambil alih tas kerja seulgi. Namun, bukannya langsung pergi ke kamar mandi seulgi malah duduk di sofa. Irene kemudian menekuk lututnya mencoba membuka sepatu seulgi seperti biasa, tapi dengan cepat seulgi menggeleng dan malah menepuk sofa di sebelahnya menyuruh irene untuk duduk.
Irene mengangguk kemudian duduk di samping seulgi. Tanpa irene sadari tiba tiba seulgi menaruh kepalanya di bahu irene. Tubuh irene meremang, ia menggigit bibirnya, dalam hati irene berharap seulgi tak mendengar detak jantungnya yang tak beraturan. Tapi sayang terlihat disana seulgi menarik bibirnya melengkung ke atas membentuk senyuman pertanda bahwa seulgi mungkin mendengar detak jantung irene.
"pinjem bahu kamu sebentar, ya. Aku capek banget, Rene" ujar seulgi dengan lirih. Irene hanya bisa mengangguk, karena memang benar akhir akhir ini seulgi disibukkan dengan bisnisnya yang berkembang pesat, terlebih minggu ini seulgi akan melakukan perjalanan bisnisnya di luar kota selama dua minggu. Sebenarnya irene sangat berharap seulgi mengajaknya ketika perjalanan bisnis keluar kota, tapi dengan hubungan mereka yang membaik membuat irene merasa bersyukur.
Irene mengusap rambut hitam milik seulgi dengan penuh kasih sayang sekaligus mencium kepala seulgi lembut.
"maafin aku ya, rene" ujar seulgi sangat lirih.
"Maksud kamu?" tanya irene. Kenapa tiba tiba seulgi meminta maaf padanya? Bukannya masalah antara mereka sudah selesai dan sudah sepenuhnya berdamai?
TBC
Mian kalo ada typo
Yo kalian Streaming dan Vote Aseul!! Pengentah kalian era RBB ke ulang lagi? Gak mau kan? Ya kalo gak mau kalian streaming dan vote. Aku aja dalam 2 hari udah abis 4 GBan buat streaming dan lain lain. Sedih si ngeliat fandomku ini ternyata agak lazy dalam hal ginian.
Nanti kalo Aseul dapat First Win aku bakal Crazy update!!
Yok semangat!! Kita pasti bisa!!
Jangan cuma bisa ngehalu aja kalean😏
KAMU SEDANG MEMBACA
BETRAYAL & REGRET(√)
RomanceSemua berawal dari sebuah KEBOHONGAN yang di balas dengan PENGKHIANATAN dan di akhiri dengan PENYESALAN Akan kah mereka bertahan walau dalam pernikahannya sudah terpampang jelas benang merah? Pernikahan yang baru berjalan seumur biji jagung Diwajib...