Setelah menghubungi Yoongi, Kyuhyun menghabiskan waktunya untuk membaca hasil analisis yang dikirimkan pemuda itu. Milik Chanyeol dan milik si pelaku. Ia menjadi lebih tenang setelah membaca hasil lengkap analisis adik angkat sang suami, Yoongi tidak berbohong saat mengatakan bahwa pemuda itu jauh dari kriteria yang dicanangkan untuk tersangka. Namun, wajahnya menjadi keruh setelah membaca hasil lengkap analisis tentang pelaku. Lebih dari perkataan ketua Divisi Forensik tersebut, semuanya terlihat sangat rumit dan berbahaya. Tetapi, tekadnya untuk menjegal fokus si pembunuh tidaklah padam. Dari awal, ia sudah sadar bahwa ini adalah permainan berbahaya, petak umpet gila bersama seorang psikopat, dan ia tidak akan mundur sebelum menang. Oh, tidak ada kata kalah dalam kamus seorang Choi Kyuhyun untuk sebuah 'permainan'.
Sebuah suara dari intercom yang memberitahukan tentang kedatangan Changmin, berhasil menghancurkan fokusnya. Ia melirik kearah jam di layar komputer yang menunjukkan angka sepuluh lewat lima belas menit. Memerintahkan Shared Shield untuk dibuka, secara otomatis semua pengaman pintu ruang kerjanya terlepas. Pintu dibuka, menampakkan Changmin yang sedang tersenyum lebar padanya dan seorang pemuda yang tidak ia kenal. Ia mengisyaratkan pada kedua orang tersebut untuk duduk diatas sofa yang ada diruangan itu dan meminta pada seorang maid melalui intercom untuk membawakan camilan dan teh ke ruangannya. Ia mendudukkan diri di single sofa, tepat berhadapan dengan kedua orang tadi, dan menatap salah satunya dengan tajam.
"Kyu, jangan menatapnya seperti itu, kau menakutinya"
"Rumah ku bukan taman bermain, Shim Changmin. Siapa dia? Yang aku dengar, kau datang kesini untuk mendiskusikan sesuatu dengan ku"
Kyuhyun bersidekap. Kaki kanannya ia tumpukan diatas kaki kiri, memperlihatkan aura mengintimidasi miliknya. Yang ditatap hanya dapat tersenyum kaku, wajah itu menampakkan gurat takut. Tidak ingin benar - benar menakuti tamunya, ia lalu mengalihkan tatapan pada temannya yang masih tersenyum lebar. Ia heran, apa Changmin tidak merasakan sakit pada otot wajahnya? Pemuda itu masih belum berhenti tersenyum.
"Yup! Dan sekalian menumpang sarapan gratis disini"
"Brengsek, aku tahu kau akan mengatakan itu, Shim Chang"
Kyuhyun memutar bola matanya malas. Temannya itu tertawa kencang, berbeda dengan pemuda disampingnya yang tampak pucat setelah ia melemparkan umpatannya. Changmin dan Ryeowook sama saja, tapi ia tidak pernah melarang dan justru menyambut keduanya dengan 'baik' saat mereka datang untuk sarapan pagi dirumahnya. Kembali ia melemparkan pandangan pada pemuda asing tadi, melihatnya dari atas ke bawah, tidak peduli dengan Changmin yang masih tertawa. Bukan bermaksud merendahkan, ia hanya sedang membaca orang itu dari sikapnya, kebiasaan yang selalu ia lakukan saat bertemu orang baru. Setelah makanan dan minuman dihidangkan, ia kembali memasang pengaman diruangan tersebut.
"Kau belum memperkenalkannya, Changmin"
"Oh benar! Dia Kim Seokjin, kau ingat? Yang sering aku ceritakan pada mu"
Sedikit mengernyit, ia mengangguk pelan. Tidak mungkin Kyuhyun lupa, tiga hari yang lalu, temannya itu sibuk mengoceh tentang bagaimana anggota DDIT yang lebih muda membeli perangkat baru sendiri dan tidak menunggunya. Dan bukan hanya itu, masih banyak list panjang keluhan dan pujian yang selalu pemuda jangkung itu sebutkan setiap kali membicarakan tentang seorang Kim Seokjin. Telinga Kyuhyun panas hanya dengan mengingat hal tersebut. Ia bahkan pernah menyumpalkan sandwich daging asap hanya untuk menghentikan dia bicara. Ya, Changmin dan mulut besarnya.
"Tentu. Kau mengeluh tentangnya setiap hari. Jin yang meninggalkan mu, Jin yang tidak peduli pada mu, Jin yang sibuk sendiri, dan lain sebagainya. Kau seperti jatuh cinta padanya"
"Yak! Baby Choi! Seenaknya saja menuduhku begitu! Kau akan ku tuntut!"
"Bring it on, Sweetheart. I know the law. Dan jangan berani - beraninya kau memanggil ku seperti itu... Kalau kau masih sayang dengan lubang anal mu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Sick Game of Hide and Seek
FanfictionIni hanyalah sebuah permainan sederhana. 'Petak Umpet' antara masa lalu dan dirinya. Hanya saja, sang letnan harus memilih dengan cepat siapa yang harus ditemukan terlebih dahulu, sebelum semakin banyak pemain yang ditemukan tak bernyawa. *** "Aku t...