3. Past and Vengeance

865 56 16
                                    

Bau kopi dapat tercium saat ia melangkahkan kakinya keluar dari lift bersama Ryeowook, dan semakin ia berjalan menuju pintu masuk ruangan Divisi Investigasi Pembunuhan, justru bau urin yang semakin tercium pekat. Keningnya mengerut, namun ia tetap melanjutkan langkahnya menuju kubikel yang berada dipaling sudut ruangan. Jemarinya mengetuk dinding kubikel tersebut untuk mendapat perhatian dari si pemilik ruangan persegi yang hanya berukuran 1,5 meter.

"Pagi Juhyun-ah, apa ada yang lupa letak toiletnya? Atau terlalu sibuk dengan kasus dan malah buang air kecil disini"

Si pemiliki kubikel mendongak untuk melihatnya, sebelum tertawa pelan. Setumpuk kertas dan beberapa keping CD yang berada di sudut meja tersebut, segera berpindah ke tangannya. Tentu saja setelah wanita itu menyerahkan benda yang merupakan hasil investigasi selama satu bulan ini. Wanita yang dipanggil 'Juhyun' tadi, atau yang bernama lengkap Bae Juhyun, kembali fokus pada monitor didepannya. Namun dia tetap menjawab pertanyaan, atau lebih tepatnya sarkasme, yang ia lontarkan tadi.

"Pagi, Letnan. Oh, bau ini ya? Itu karena Minseok-ssi menahan seorang tunawisma yang terlibat kasus penikaman, sayangnya tunawisma itu sangat ketakutan saat Minseok-ssi akan menyeretnya keluar hingga dia mengeluarkan isi kandung kemihnya. Dan lebih parahnya lagi, semua cairan itu sukses membasahi sepatu Minseok-ssi"

Tawa Ryeowook sontak membahana diruangan itu. Ada beberapa yang melirik, namun lebih banyak yang tidak peduli. Kyuhyun hanya menggeleng sambil tersenyum kecil, ia sudah bisa membayangkan bagaimana wajah bulat dan manis seperti mochi milik Minseok berubah merah padam. Selalu saja ada kejadian lucu seperti ini diruangan Divisi Investigasi Pembunuhan, sayang sekali kasus yang mereka tangani saat ini cukup untuk membuatnya menghemat tawa.

Setelah mengucapkan terimakasih dan berpamitan pada Juhyun, Kyuhyun dan Ryeowook berjalan menuju kubikel pemuda yang lebih pendek beberapa senti darinya itu. Di mulai dari memisahkan berkas tersebut menjadi dua, korban pertama, Kang Sora, dan korban kedua, Park Jungsoo. Lalu, mereka mulai memutar ulang CD yang berisi rekaman CCTV serta beberapanya merupakan rekaman dari percakapan telepon 24 jam sebelum kematian korban. Khusus untuk korban ketiga, mereka hanya mempunyai rekaman transmisi telepon karena belum mendapat salinan rekaman CCTV dan data wawancara. Mereka menemukan pola yang sama dalam ketiga pembunuhan tersebut. Transmisi telepon yang sengaja dikacaukan serta kamera CCTV yang diretas sehingga banyak dari rekaman tersebut terpotong atau pun tidak ada sama sekali.

Kyuhyun memijat tengkuknya yang terasa pegal. Hasil wawancara dengan keluarga serta teman dekat dari korban pertama dan kedua, tidak menunjukkan adanya keterkaitan dari dua orang tersebut, selain dulunya mereka adalah teman satu sekolah. Ia juga menanyakan pada sang suami, pria itu hanya menjawab bahwa Kang Sora dan Park Jungsoo dulunya adalah sepasang kekasih dan hubungan mereka bertahan selama tiga tahun, sebelum mereka memutuskan untuk berpisah. Tidak satu pun dari kedua keluarga korban yang mengetahui hal tersebut. Selama beberapa detik, ia tertegun lalu segera menegakkan tubuhnya saat menyadari sesuatu. Gerakannya yang tiba - tiba seperti itu, sontak menyenggol tubuh kecil temannya, karena kubikel yang mereka tempati juga tidak berukuran besar.

"Ada apa, Letnan?"

"Ryeowook, ikut aku ke rumah keluarga Im Yoona. Sebelum kita pergi, hubungi Divisi Detektif IT, minta mereka mengirim seseorang ke divisi kita setelah jam makan siang. Katakan pada mereka, jangan kirimkan anak baru seperti kemarin. Kirimkan orang terbaik yang mereka punya"

"Laksanakan, Letnan"

Ia segera berjalan menuju parkiran, sembari menunggu Ryeowook, Kyuhyun menyempatkan untuk menghubungi keluarga dari korban terakhirnya. Memberitahukan kedatangannya serta berita kematian Im Yoona melalui telepon adalah ide yang cukup bagus, karena saat ini ia bisa mendengar jeritan dan teriakan panik beberapa orang dari sambungan diseberangnya. Ia hanya bisa berharap, semoga kondisi disana sudah kondusif saat mereka sampai. Segera saja ia masuk ke dalam mobil setelah Ryeowook berhenti didepannya. Selama perjalanan menuju Incheon, ia termenung, mengingat bagaimana kasus pembunuhan berantai ini berawal.

Your Sick Game of Hide and SeekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang