Seorang pembunuh yang handal, haruslah memiliki manajemen waktu yang baik, ambang kesabaran yang tinggi, keahlian yang memadai, dan toleransi terhadap hal - hal monoton. Agar dapat menjadi lawan tanding yang seimbang, seorang penyidik professional harus mengikuti pola dasar seorang pembunuh yang handal. Dan semua itu telah dimiliki olehnya, Letnan Cho Kyuhyun.
Pembunuhan yang dilakukan oleh seorang pembunuh handal, akan tampak rapi, sehancur apapun bentuk korbannya. Tidak seperti kasus yang ada didepannya saat ini. Terlalu terburu - buru dan berantakan. Mungkin penyebabnya karena amarah sesaat, atau kekecewaan yang tak tersalurkan dan tiba - tiba meledak di waktu yang tidak tepat. Dan yang terakhir, karena kebodohan. Tipe pembunuh paling buruk yang pernah ada.
Matanya memandang bosan kearah pria gemuk yang duduk didepannya, saat ini mereka berada diruang interogasi. Jika saja Kim Bakjoo, nama pria didepannya itu, mau mengakui pembunuhan yang telah dilakukannya, Kyuhyun bisa pulang tepat sebelum jam makan malam. Jemarinya mengetuk pelan meja diantara mereka, ia pun menghela nafas.
"Ayolah, aku tidak ingin terlambat untuk makan malam, kau juga pasti begitu. Menu makanan dipenjara tidak terlalu buruk, aku dengar malam ini menunya sup daging spesial"
"Tidak tertarik"
"Kau bisa mengakui semuanya dengan alasan pembelaan diri. Kau bahkan dipersilahkan memanggil pengacara mu"
"Tapi aku tidak membunuh si bajingan itu!"
Kyuhyun memutar bola matanya malas. Ia hanya punya satu jam sebelum jam makan malam, sedangkan jarak dari kantornya itu ke rumah bisa memakan waktu hingga lima belas menit, belum lagi ditambah macetnya jalanan Seoul di malam hari, mungkin akan memakan waktu sekitar dua puluh hingga dua puluh lima menit. Belum lagi ia harus mengetik laporan penahanan tersangka, yang juga akan memakan waktu sekitar lima belas menit.
"Lalu? Apa dia melompat - lompat kegirangan sampai dia terjungkal jatuh kelantai dasar dan mati?"
"Ya, kau tahu, dia gila"
"Jawaban bagus, Kim Bakjoo-ssi. Sayang sekali itu tidak akan membuat mu keluar dari permainan petak umpet bersama Satuan Kepolisian Seoul. Mungkin bahkan kau akan diajak main lompat tali dengan Kepala Kepolisian kami, Jung Yunho-ssi"
Lalu hening. Kim Bakjoo menatap geli pada Kyuhyun sebelum tertawa terbahak. Kyuhyun sendiri hanya diam dengan wajah datar, sebelah tangan ia gunakan untuk menopang dagunya. Ia menunggu pria didepannya untuk berhenti tertawa, karena jujur saja, ia sudah tidak peduli kalau nanti harus pulang setelah jam makan malam.
"Lucu sekali, Letnan Cho!"
"Ya, aku sebenarnya ingin bekerja sampingan sebagai seorang pelawak dan berhenti menjadi seorang penyidik saat ini juga, jika saja aku tidak tertahan bersama seseorang yang keras kepalanya hampir menyamai batu"
Sarkasme tadi langsung menggigit lawan bicaranya. Pria gemuk itu seketika terdiam, senyum diwajahnya luntur dan digantikan dengan dengusan dan ekspresi keruh. Tahu bahwa penyidik berwajah manis didepannya ini tidak akan melepaskan dirinya begitu saja.
"Aku tidak membunuh Hyunsang sialan itu"
"Baiklah. Tetapi kalian berkelahi kan? Begini, yang ku bayangkan adalah saat itu kalian berkelahi, karena masalah yang melibatkan harta, tahta, serta wanita. Lalu, kalian mulai baku hantam dan kau mendorong Park Hyunsang hingga jatuh dari atap gedung kantor kalian yang memiliki dua belas lantai. Park Hyunsang terjun bebas menghantam aspal hingga kepalanya pecah dan otaknya berserakan. Serta menyebabkan Kim Joonmyeon, CEO kalian, yang baru saja keluar dari pintu lobi, nyaris pingsan"
Kali ini, ia dapat melihat keringat dingin dan wajah tegang dari pria itu. Kyuhyun menyeringai dalam hati, karena sebentar lagi, pria ini pasti akan mengakui perbuatannya. Tipe orang bodoh dan keras kepala seperti Kim Bakjoo, adalah mayoritas pembunuh gagal yang ia temui. Mereka semua bersuara keras dan mencoba terlihat lebih mengintimidasi, sayang hal itu tidak pernah bertahan lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Sick Game of Hide and Seek
FanficIni hanyalah sebuah permainan sederhana. 'Petak Umpet' antara masa lalu dan dirinya. Hanya saja, sang letnan harus memilih dengan cepat siapa yang harus ditemukan terlebih dahulu, sebelum semakin banyak pemain yang ditemukan tak bernyawa. *** "Aku t...