10

566 77 0
                                    

Tempat selanjutnya adalah, taman penuh dengan bunga tulip.

"Bukankah ini taman?"

"Iya, dan kita sering sekali bersembunyi di sini ketika orang tuamu mencari."

Dulu, orang tua Jeno tidak suka jika anaknya harus berteman dengan Jaemin. Hingga Jeno melakukannya dengan keluar mengendap-endap dan mendatangi Jaemin untuk pergi ke taman ini.

"Aku ingat, dimana aku yang terus saja keluar diam-diam."

"Dan kau melakukannya."

Jeno melangkah ke arah salah satu tanaman itu.

"Apa yang kau lakukan Jeno?"

Sosok itu memetik bunga tulip itu dan berbalik ke arah Jaemin.

"Aku pernah mendengar kata-kata ini sebelumnya.

Tulip menyimbolkan kasih sayang dan harapan."

Sosok itu memberikannya kepada Jaemin.

"Dan sepertinya itu benar. Tanpa ku katakan, bunga ini telah menjelaskan isi hatiku padamu."

Jeno . . .

Dengan senang hati, ia menerima bunga itu dengan senyuman manis yang membuat Jeno tidak akan pernah melupakannya dan akan tersimpan di dalam memorinya.

Sangat langka melihat senyuman itu.

Karena Jeno hanya melihat senyuman sekilas saja, Jaemin menyembunyikan senyuman ini.

"Aku senang melihatmu tersenyum seperti ini."

"Benarkah? Terima kasih."

"Kau harus selalu memperlihatkan senyuman itu, hanya untukku."

"Jika orang lain melihat?"

"Maka aku akan menciummu."

Ada semburat merah di wajahnya, rasa hangat menerpa.

"Hei, hei. Ada apa ini? Kau semakin manis jika seperti ini."

Sentuhan di wajahnya, entah mengapa jika Jeno yang melakukannya ia selalu menikmatinya.

"Na Jaemin, bolehkah?"

Ia tidak mendengarkan, karena sentuhan Jeno benar-benar membuatnya tuli akan keadaan.

"Jangan menyesal ya."

Ciuman ini, mengapa begitu memabukkan?

Ia bisa melihat jika Jeno menatapnya.

Debaran mereka menjadi sebuah alunan lagu, saling menjawab satu sama lain.

Jeno menjauhkan wajahnya terlebih dahulu.

"Kau benar-benar manis, sudah berapa kali aku mengatakan kepadamu.

Ternyata itu tidak cukup ya untuk menjelaskan betapa manisnya dirimu."

Tubuhnya di tarik lembut, hingga wajah mereka begitu dekat.

"Oleh karena itu, senyuman ini, tunjukkan saja kepadaku.

Kau milikku Jaemin."

- Din

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Din

𝙈𝙚𝙢𝙤𝙧𝙞𝙚𝙨 | 𝙽𝙾𝙼𝙸𝙽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang