15

462 74 5
                                    

Mengurung diri di rumah, mengunci semua ruangan.

Tak masalah.

Pasti tidak akan ada yang mengetahui apa yang terjadi padanya.

Ponselnya selalu berdering, ia tidak perduli.

Aku akan di sini saja.

Seperti yang dilakukan kedua orang tuaku.

Mengurung diri, tanpa makan, minum.

Kau benar-benar bodoh. Jika kau melakukannya, ajalmu pasti semakin dekat.

Pikirannya akan selalu seperti itu.

Mati.

Kalian ingin tahu apa yang dilakukan Jeno?

Akan ku beritahu.

-

-

-

"Na Jaemin, angkatlah."

Ia terus berusaha menghubungi Jaemin, sudah beberapa minggu ia mencari namun tetap saja tidak ada.

Tempat yang biasanya Jaemin kunjungi, juga sudah tidak lagi.

"Kau kemana?"

'Jeno, aku melihat Jaemin. Kau tahu, dia berlari seperti ada sesuatu yang mengejarnya.'

'Benarkah?'

'Siapa Jaemin?'

'Dia-

'Temanku.'

'Kau serius? Hanya teman?'

'Iya.'

'Kau yakin?'

'Kenapa kau bertanya seperti itu?'

'Sepertinya aku tahu alasan mengapa Jaemin seperti itu.'

'Beritahu aku.'

'Kau harus menemukannya sendiri kawan.'

Apa yang Lucas tahu?

Mengapa dia tidak memberitahu?

"Na Jaemin, kumohon angkat."

Kau bilang hanya teman, lalu mengapa kau mencarinya?

Apa karena dia teman masa kecilmu?

"Jaemin, jawab aku."

Sedangkan sosok itu hanya bersandar di bawah lantai yang begitu dingin.

"Kau tidak perlu mencariku lagi, Lee Jeno. Mulai sekarang, kau hanya perlu memikirkan dirimu sendiri."

Hujan tak pernah tahu ia membasahi apa, namun air mataku tahu ia jatuh untuk siapa.

Benar, hanya untuk Lee Jeno.

Benar, hanya untuk Lee Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Din

𝙈𝙚𝙢𝙤𝙧𝙞𝙚𝙨 | 𝙽𝙾𝙼𝙸𝙽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang