Prakata & Prolog

4.7K 214 2
                                    

Haii perkenalkan aku Rya. Selamat datang di ceritaku yang tak seberapa ini. Dan jangan lupa mampir diceritaku yang lain.

Cerita ini ditulis karena aku ikut challenge event menulis 49 days. Dan dalam waktu 49 hari harus udah selesai. Semoga bisa tamat😢

writingdt_
LiterasiAcademy
Forwistree

Selamat datang kak diceritaku yang masih berantakan ini🙊. Bergabung dengan event yang kakak-kakak adakan semoga makin konsisten dan mahir dalam menulis❤

Sekian dan selamat membaca.


Prolog

Ini berkebalikan dengan awan abu pekat dan berakhir lengkungan warna-warni. Inilah kehidupannya. Tidak ada yang mampu membantunya, mungkin.

Seorang cewek memandang ke luar jendela. Inilah kehidupannya. Tidak bisa kemana-mana. Tempatnya hanya satu yaitu kursi roda.

Semesta mempermainkannya, ini terasa tidak adil. Setelah dirinya sudah mulai menerima kondisinya yang sekarang, masalah menghampirinya.

Inilah hidup. Penuh warna. Namun bukan warna yang bisa menyemangatinya, namun semakin menjatuhkannya. Mungkin semuanya sudah takdir. Apakah gadis ini akan kuat? Hanya dirinya-lah yang mampu menjawabnya.

"Sayang, ayo sarapan. Papa udah nungguin," ajak mama tirinya. Tanpa meminta persetujuan, mamanya telah mengambil alih pegangan kursi roda dan segera mendorongnya menuju meja makan. Dan itupun tak luput dari pandangan papanya.

Papa gadis yang duduk di kursi roda tersenyum lebar. Pilihannya sangat tepat. Istrinya begitu menyayangi anaknya yang notabenya hanyalah anak tiri.

"Sayang, mau makan apa? Biar mama ambilkan," tawar mamanya. Tak lupa dengan senyum manisnya. Senyum yang membuat papanya tambah cinta. Ah entahlah memang itu yang terjadi.

"Ah iya, kalian berdua ambil sendiri ya. Keburu telat nanti, kan gak lucu ya anak mama yang cantik-cantik ini dihukum, iya nggak, pa?" titah wanita paruh baya sambil mengambilkan nasi beserta lauk pauknya untuk putrinya. Lebih tepatnya putri dari suaminya. "Iya lah, masa cantik-cantik dihukum," jawab suaminya.

Benar-benar definisi keluarga bahagia. Kenapa tidak? Lihatlah masih di ruang makan aja sudah saling memperhatikan. Meski terlihat bahagia tapi tidak seindah yang kalian pikirkan.

#Ditulis 234 kata.

Segenggam Luka (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang