nineteen'kedatangan'

7K 510 67
                                    


Saat Sabrina sampai dikantor septian, ia sempat dikejutkan oleh tatapan putus asa dari asisten sang abang, Bram

Tak butuh waktu lama tatapan bram berubah menjadi penuh binar saat melihat kehadiran sabrina yang saat itu didampingi oleh harry

Tidak heran lagi bila Bram melihat sabrina dengan binar kegembiraan dan harapan, karena ia yakin penderitaannya untuk hari ini telah selesai selepas kedatangan nona mudanya

"Nona!!" Seruan terlampau bahagia Bram mengundang perhatian sekitar dan tentu seorang septian yang saat itu tengah mengamati sebuah dokumen penting

Septian yang menyadari kehadiran sabrinapun langsung berdiri dan tersenyum tipis, sabrina membalas senyuman tipis septian dengan senyuman lebar

Sabrina dengan riang berjalan cepat menuju kearah septian

"Abang!, bina udah dateng"

Septian merangkul pinggang sabrina lalu mengecup keningnya, tak urung itu menyebabkan para karyawati hanya mampu memekik tertahan menyaksikan kemanisan adik kaka tersebut

Setelahnya septian mengajak sabrina untuk keruangannya dengan di ikuti oleh bram dibelakang dengan riang, bram bahkan sampai bersenandung riang diantara langkahnya

Sampai saat dilift pun bram masih bersenandung riang, sabrina menatap heran bram

"Kak bram kenapa? Lagi seneng ya?" Tanya sabrina dengan alis berkerut bingung

Sedangkan yang ditanya malah cengegesan tidak jelas

"Abaikan dia, obatnya habis" terang septian dengan sadis

Sedangkan dalam hati bram ia berkata silahkan bos hina sajah budak ini! aku tidak peduli yang penting hari ini aku bisa istirahat diruang tunggu dan menghabiskan makanan dipantry mu bos!! Silahkan boss!! Lanjutkan!!

Senyum Iblis tercetak jelas dimuka bram, septian melirik ekspresi sang asisten seolah mengerti septian berujar

"Jangan harap hal itu akan terjadi, hari ini aku menyuruh padil membersihkan pantryku dan ruang tunggu tidak bisa ditempati karena sedang direnovasi tadi pagi" ujar septian dengan santai

Bram yang mendengarnya sontak melemas dengan mata berkaca kaca ia bisa melihat kue kuenya melambai lambai dihadapannya mengucapkan selamat tinggal

Sabrina terkekeh geli melihat interaksi antara bos dan bawahan tersebut tak disangka septian punya sisi jahil juga ternyata

Tak diragukan lagi bahwa dari sekian banyak sekretaris dan asisten hanya bram yang bisa bertahan selama ini bersama sang tuan besar yang super duper mengerikan, dari sekian lamanya ia bekerja lambat laun brampun mulai terbisa dengan sikap septian, tak jarang juga septian menjahili Bram karena itu juga Bram menjadi salah satu yang dipercayai septian dalam hal apapun, dan brampun tak sungkan bila harus meminta tolong pada septian, tapi ada yang sampai saat ini ia tidak terbisa dari sifat septian, kemarahan septian tentang apapun yang menyangkut sang adik, Sabrina maupun menyangkut keluarganya

Mereka seolah menjadi penunjuk arah juga topangan septian, prioritas utama dari segala hal yang ia lakukan juga menjadi sumber kemarahan terbesar bagi siapapun yang mencoba menyakiti keluarganya

Selepas makan siang bersama diruangan septian, septian langsung kembali sibuk dengan dokumen dokumen pentingnya, sedangkan sabrina tengah menahan bosan disofa sembari bermain game diponsel septian

Sebenarnya setelah makan siang tadi sabrina sudah minta ijin untuk langsung pulang tapi ia disuruh sang abang untuk menunggu karena septian ingin pulang bersama, alhasil sabrina harus menunggu pekerjaan septina yang katanya sedikit lagi itu untuk selesai

FAMILY PROTECTION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang