ATMAJA nama keluarga terpandang dan berpengaruh di ibukota dengan kekayaan yang tidak akan habis sampai tujuh turunan. Bergelut dalam bisnis, politik dan militer.
Bisnis keluarga atmaja yang mencakup hampir dalam segala bidang berskala internasional, keluarga yang hebat dan berpengaruh yang tak pernah terbesit sekalipun dalam pikirannya bahwa keluarga sehebat itu akan menjadi keluarga kandung nya
Dan sekarang disinilah ia berada menatap penuh kagum akan kemewahan kediaman Atmaja.
Ia telah setuju untuk ikut pulang dengan kedua orang tuanya dan sekarang ia ingin balik badan dan kabur melewati pintu besar bercat putih yang barusan saja ia lewati dan sekarang tengah terbuka lebar seakan memangil untuk di lewati lagi, ia sekarang tengah berfikir dan menghitung seberapa jauh pintu dari tempat nya berdiri dan butuh waktu berapa lama ia berlari dalam kecepatan larinya yang digadang gadang tercepat di kelasnyaSialan harus apa ia sekarang? Beberapa orang dan pelayan yang berjejer rapih menyambut kedatangannya tengah menatapnya entah apa yang mereka pikirkan yang jelas sekarang hatinya tengah was was, tiga pemuda yang kini tengah menatapnya dengan tatapan tajam
Meneguk ludah dengan kasar, menyusut lebih dekat pada ayahnya berharap bisa bersembunyi dari pandangan ketiga pemuda tersebut, mencengkram ujung baju ayahnya sekuat munggkin menekan rasa gugup dan takut yang membuat lutut nya lemas
"Kalian membuatnya takut"
Perkataan ayah menghentikan acara memandang ke_tiga pemuda tersebut
"Dia?.."
Seorang pemuda yang nampaknya lebih tua angkat bicara"Adik kalian, Sabrina Athena minerva atmaja"
Perkataan ayah membuat keempat pemuda itu kaget bukan main"Hah!! Adik? Jadi ini adikku?"
Tiba tiba seorang pemuda dengan rambut acak acakan berteriak heboh dan langsung berlari kearah bina menarik bina kepelukannya dan berkata penuh semangat sembari tertawa terbahak bahak
"Akhirnya aku punya adik bisa bawa hangout, bisa di pamerin, iri tuh pasti mereka haha"
"Sudah sudah, kasihan bina pasti dia kaget dan capek"
Hanya saja pemuda yang mengenakan setelan jas lengkap dan pemuda yang mengenekan kemeja putih berdasi lengkap dengan celana bahan, ia hanya diam di tempat bagai patung tanpa ekspresi di wajahnya. Apa ia tak menyukaiku atau ia membenciku karena tiba tiba aku hadir di keluarganya?
Aku menunduk sedih memikirkan aku di benci oleh kakak ku sendiri aku tersenyum miris ya memang harus nya aku sadar diri siapa akuDi tengah pikiran pikiran negatifku aku merasakan tubuhku terhuyung dan jatuh pada pelukan erat yang hangat sama seperti pelukan ayah tapi sedikit berbeda tak tau apa yang membedakannya yang jelas ia menyukainya, menyukai pelukanini pelukan kakaknya, kakak yang di fikirnya tidak menyukainya dan membencinya
Mataku buram oleh air mata aku berusaha agar tidak menangis tapi ini sulit ini, ini luar biasa kelurgaku aku punya keluarga dan mereka tidak membenciku rasanya ia ingin berteriak sekeras mungkin sekarang saking bahagia dan leganya dia
"Ssstt sayang kenapa menangis? Ada yang sakit? Ada yang menyakitimu? Bilang sama kaka"
Laki laki yang tadi nya memeluk bina erat sekarang tengah merangkum wajah bina dan memindai tubuhnya takut takut ada luka atau apapun yang berpotensi menyakiti adiknya itu
Bina menggeleng lemah ia hanya lega bahwa kaka nya ternyata tak membencinya dan bahagia bahwa ia merasa berharga dan di inginkan oleh keluarganya
"Akk..u ki hiks ra kaka membenciku, aku hiks kira kaka tak menyukaiku"
Berbicara di sela isak tangisnya membuat kalimat yang di lontarkannya menjadi terbata bata
"Tidak sayang tidak ada yang membencimu, maafkan kaka ya pasti kamu takut"
Pemuda tersebut menjelaskan sembari memeluk kembali bina mengelus kepalanya dengan sayang"Sudah sudah kalian ini, riel lepaskan adik mu dulu bina kemari sayang kita perkenalkan dulu kaka kaka mu ini"
Ayah berbica kembali sembari melampai pada bina agar mendekat ke arahnyaBina mendekat ke ayahnya dan berdiri di sampingnya
"Perkenalkan kaka pertamamu Septian eduardo atmaja"
Ayah menunjuk ke arah seorang pemuda yang menggunakan kemeja putih berdasi hitam lengkap dengan celana bahannya ia mempunyai ekspresi dingin dan apatis yang terlihat jelas pada dirinya. Dingin dan tak tersentuh ciri khas putra pertama sekaligus kebanggaan keluarga atmaja yang kini tengah memasuki usia 23 tahun, tahun ini.
Ia pemuda yang satu satunya tak memeluk bina ia hanya berdiri bagai patung dengan tanpa ekspresi memasang sikap apatis pada sekitar. Pemuda itu langsung berbalik dan pergi tanpa menoleh kebelakang setelah perkataan ayah yang memperknalkan dirinya
Bina menunduk sedih sepertinya tidak semua kakanya menyukainya. Tiba tiba mama datang mengelus pundak putrinya berkata semuanya baik baik saja bahwa kaka nya tidak membencinya dan itu memang sudah sifatnya.
Ayahpun hanya menghembuskan nafas kasar melihat kelakuan putra pertamanya itu"Dan itu kakak kedua mu azriel wira atmaja" ayah menunjuk pada pemuda berjas lengkap
"Itu ervan putra atmaja kaka kelimamu sedangkan lucas emran atmaja kaka ketigamu tengah ada di luarnegri bersama paman dan sepupu sepupumu mereka tengah ada keperluan di sana dan ervins esad atmaja kaka mu yang ke empat tengah menyelesaikan studynya di amerika"
"Ada keperluan palingan juga liburan mereka mah, udah ah gimana kalo sekarang aku ajak bina jalan jalan aja ?"
Ervan kaka kekima nya mengajukan saran dengan heboh sampai ia lompat lompat dan mengajungkan jari telunjuknya ke atas mungkin agar terlihat tapi naas karena setelah ia mengajukan itu ia mendapat tatapan tajam dari kaka kedua,mama dan ayahnya"Apa kamu bilang? Ngomong sekali lagi ! Mau aku jedotin hah tuh kepala?, orang princes butuh istirahat malah di ajak maen"
Azriel angkat bicara dengan bicaranya yang ngak ada calem calem nya sembari memberi adik lelelakinya itu pelototan
"Udah princes gak usah di dengerin orang tolol kayak dia mah mending sekarang kamu istirahat aja ya"
Azriel berbicara memberi adiknya pengertian sembari mengelus kepala adiknya dengan sayang.
Setelah itu ia digiring kesebuah ruangan bercat putih bertuliskan princes sabrina, kamar yang katanya sudah di siapkan khusus untuk nya bahkan sebelum ia dilahirkan.Mohon bantuan dan dukungannya
Trima kasih:)

KAMU SEDANG MEMBACA
FAMILY PROTECTION
Fiksi RemajaJUDUL AWAL TE ECONTRE (Aku Menemukanmu) Ketika takdir memainkan perannya,kita haya bisa mengikuti alurnya. Sejauh mana kita berandai selama bukan takdirnya kita hanya bisa pasrah dan berusaha semampukita. Hidup nya penuh dengan luka sebelum ia bert...