11. Pdkt

41 4 4
                                    

Gais maaf ya di part 10 banyak banget typo nya. Aku tuh mau buat Menolak tapi Jadinya Menikah:(( coba deh kalian baca part sepuluh yang digaris bawahi itu🤣.
Maafin yaah😄💙
****

"Kamu itu kayak lem tauk.
Lengket terus dipikirkan aku."

****

Jingga menatap langit yang begitu cerah pagi ini. Entah apa yang membuat mood nya hari ini terasa sangat baik. Ia berjalan di koridor sesekali ia menyapa orang yang ia kenal atau menjawab sapaan siswa&i lain meskipun ia tak begitu kenal dengan mereka.

Jingga melewati kelas Langit disana. Langit sedang tertidur di meja pojokan,Disana hanya ada Gavin dan Real saja. Jingga melanjutkan langkahnya menuju kelas dirinya. Melempar tas nya ke meja pojok miliknya lalu duduk di sebelah Clara yang sedang bermain handphone.

"Clara." Sang empunya nama menoleh "Eh Jia,Kapan Dateng nya Lo?." Tanya Clara.

Jingga tersenyum "Barusan. Si Shakira mana?." Clara mengedikan bahunya "Belom Dateng kali itu anak."

Jingga mengangguk lalu mengambil iPhone miliknya disaku rok. Ia menelpon Shakira karena tidak biasanya gadis itu jam segini belum dikelas. Panggilan tersambung.

"Ada apa bubos?." Tanya seseorang diseberang sana,Shakira

"Dimana sha?."

"Dibasecamp bubos hehe"

"Loh! Lo gak sekolah?."

"Bolos sehari gapapa kali."

Jingga mengangguk lalu mematikan sambungan handphone sepihak. Beranjak dari duduknya dan berjalan gontai keluar kelas. Clara mengernyit heran,Tak mau ambil pusing Clara berjalan mengikuti Jingga.

"Kenapa lo?." Tanya Clara

Jingga memperlihatkan cengir kudanya "Hehe Gue laper mau makan."

Clara memukul dahi Jingga "Gue kira apaan nyet. Kenapa belom sarapan?."

"Gue kira si Shakira sekolah. Kan biasanya dia bawa banyak makanan." Jingga memajukan bibirnya sebal.

"Tapi gue nya udah sarapan gimana dong?." Tanya Clara.

Jingga Tersenyum "Yaudah balik kelas sana! Ngapain ikutin gue?." Tanya nya

Clara mengangguk "Selamat makan Tuan putri. Inces pergi dulu bay!!" Clara pergi meninggalkan Jingga di koridor Ia yakin bahwa gadis itu akan tidur dikelas. Jingga berjalan menuju kantin,Setelah sampai ia memesan Somay dan Es teh memakannya dengan lahap.

"Pelan pelan nanti keselek." Ucap seseorang. Jingga mendongak menatap orang tersebut.

Ia tersenyum "Pelan pelan" ucapnya lalu mengusap sudut bibir Jingga dengan Ibu jari nya. Oh wajah jingga sekarang sudah seperti kepiting rebus.

"Eh gu-gue bisa sendiri kok." Ucap Jingga gelagapan. Langit terkekeh "Aciaahh Blushing." Goda Langit dengan menaik turunkan alisnya.

"Dih nggak kok" Alibi Jingga

"Lo tau gak ji?." Tanya Langit menatap manik mata Jingga dengan serius

Jingga menggeleng "Kan Lo belom kasi tahu." Jawab jingga

"Lo itu kaya lem lengket Mulu dipikiran gue" ucap Langit seraya tertawa mendengar ucapan nya sendiri. Oh sungguh receh humor langit.

"Lo tau gak bedanya lo sama Garuda?." Tanya jingga

Ya beda lah,Garuda mah burung gue manusia~ pikir langit

Ah Yaudah deh ah pura pura gak tau aja biar digombalin.~ batin langit

Langit menggeleng "Gaktau emang apaan?."

"Kalau Garuda di dadaku kalau kamu di dengkul ku haha." Jingga tertawa puas melihat wajah jengkel Langit.

Langit menjambak pelan rambut Jingga membuat sang empunya meringis "Kasar lo." Cibir jingga seraya mengelus kepalanya.

"Gue kan bukan makhluk halus jadi wajar kasar." Ucap Langit dengan entengnya.

Canda gurau mereka kembali berlanjut sampai sang bel sekolah berbunyi nyaring ditelinga mereka berdua. Langit dan Jingga berjalan beriringan di koridor tentu saja tak sedikit pasang mata yang melihat mereka berdua.

Cocok banget atuhh mereka~

Ya ampun~

Ih parah si cabe~

Apaan sih kok dia jalan sama gebetan gue!?~

Jujur jingga benar benar risih dengan cibiran mereka semua hingga akhirnya Jingga memutuskan untuk berjalan mendahului Langit.

"Ji!Ngapain jauh jauh sih jalannya?" Tanya langit yang berusaha menyeimbangkan langkahnya dengan Jingga

Jingga memutar bola matanya malas "Lo liat gak fans lo gak suka kalo gue Deket sama Lo!." Sinis Jingga

Langit terkekeh geli "Oh jadi lo cemburu?." Ucapnya

"Dih PD banget lo!" Jingga berjalan semakin cepat hingga ia tiba di depan pintu kelasnya lalu masuk kedalam kelas. Tak lupa sebelum masuk ia menjulurkan lidah nya kearah Langit.

"Gila. Untung sayang" gumam Langit. Ia melangkah kan kakinya menuju kelas.

- TBC -

Segini dulu yah🙃Author lagi gak ada ide nih:(. Maafin kalo typo'

JINGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang