11

10 0 0
                                    

"Jika akhirnya saya mengerti apa itu cinta, itu karena kamu."– Herman Hesse

Hari hari berlalu tak terasa sudah 2 bulan alva mengenal bella dan tanpa sadar bella dan alva makin hari makin dekat setiap berangkat bella selalu dijemput oleh alva begitupun pulang sekolah mereka berdua selalu bersama seperti sepasang kekasih yang memang ditakdirkan bersama.

Pagi ini seperti biasa bella dijemput oleh alva, bella sudah menunggu di depan perkarangan rumahnya menunggu kedatangan alva.

Brummm...brummm...

Bella melirik pengendara motor yang baru saja memasuki halaman rumahnya membuat lengkungan bulan sabit muncul di bibirnya.

"hai bebel"-sapa alva setelah membuka helm fullfacenya.

"alvaa stop panggil gua bebel jelek banget gila"-ucap bella kesal dengan kebiasaan alva ini.

"mulut gua uda kebiasaan bel udah yuk naik nanti telat"-ucap alva lalu memakai helm fullface nya lagi. Bella pun naik ke motor besar milik alva lalu melingkarkan tangannya ke pinggang alva.

Motor alva pun pergi meninggalkan perkarangan rumah bella mereka berdua sama sama diam sampai alva memecahkan keheningan yang terjadi diantara keduanya. "nyokap lo belum balik?"-tanya alva sedikit berteriak.

"belum biasa dia sibuk"-jawab bella sambil sedikit berteriak.

Tak lama setelah menempuh perjalanan mereka berdua pun sampai di parkiran sekolah, bella pun turun terlebih dahulu sedangkan alva membuka helm fullfacenya lalu turun dari motor. Mereka berdua pun berjalan beriringan seperti sepasang kekasih semua mata tertuju pada mereka berdua, ada yang menatap sinis ada juga yang menatap kagum keduanya.

"bel nanti malem lo ada acara ga?"-tanya alva basa basi membuat bella menaikan salah satu alisnya bingung.

"kenapa emang?"-tanya bella bingung.
"nyokap gua ngundang lo buat makan malem bisa ga lo?"-tanya alva lagi.

"bisa bisa aja sih"-ucap bella sambil tersenyum.

"perfacto! Lo dandan yang cantik ya"-ucap alva senang yang dibalas anggukan singkat oleh bella.

Mereka berdua pun sampai di depan kelas lalu mereka pun masuk membuat semua mata tertuju pada mereka namun hanya sebentar hingga mereka semua mengalihkan pandangan.

Alva pun duduk di bangkunya sambil menunggu bel berbunyi sesekali alva melirik kearah bella yang saat ini sedang membaca novel, alva sunggu tak sabar menunggu malam ini. Sebenarnya bundanya tak mengadakan makan malam bersama, ini hanya akal akalan alva saja agar bisa makan malam bersama bella.

"ngeliatin apa lo?"-ucap fahri mengagetkan alva sambil melirik apa yang alva perhatikan sedari tadi.

"bidadari---"-ucap alva tanpa sadar masih belum menyadari kedatangan fahri.

"bidadari?sejak kapan bidadari ada di bumi kunyuk."-tanya fahri bingung masih menatap bella yang sedari tadi alva lihat.

"ASTAGFIRULLAH SETAN"-pekik alva ketika menengok ke arah fahri.

"ganteng ganteng dibilang setan sialan lo"-ucap fahri sambil menoyor pelan kepala alva.

"lagian lo ngapain sih deket deket, gua kaget jono"-ucap alva sambil menimpuk fahri dengan buku yang ada dimejanya.

"abisnya lo fokus banget dari tadi sama bella, lo berdua pacaran?"-tanya fahri sambil memicingkan matanya curiga.

"apaan sih orang gua temenan doang sama bella"-ucap alva salah tingkah.

"alah lo segala salah tingkah kaya monyet ragunan aja lo"-ucap fahri.

"sialan kalo ngomong gapernah di filter tu mulut"-ucap alva kesal.

"BELLAA SI ALFA SU---mpfhhh"-teriakan fahri tertahan karna bekapan tangan alva dimulutnya.

Bella pun melirik ke arah alva lalu menaikan sebelah alisnya bingung seakan bertanya kenapa.

"gpp kok biasa fahri kurang asupan ngomongnya ngelantur"-ucap alva masih membekap mulut fahri.

"anywing lwepwasin bwibwir sweksi gwehh(anying lepasin bibir seksi gua) '-ucap fahri tak jelas lalu alva pun melepaskan bekapannya.

ISABELLA [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang