19

7 0 0
                                    

"Satu-satunya hal yang tidak akan pernah cukup kita dapatkan adalah cinta, dan satu-satunya hal yang tidak akan pernah cukup kita berikan adalah cinta."– Henry Miller

"mama mau kamu bunuh mereka semua!"-ucap wanita paruh baya itu kepada anaknya.

"engga aku gamau, mama tau kan aku udah jatuh cinta sama dia?!"-ucap anak itu sambil mulai menangis.

"mama ga peduli yang mama peduliin cuma bales dendam, pokonya mama gamau tau kamu harus kasih hukuman buat mereka semua!"-bentak wanita paruh baya itu membuat si anak mengeraskan tangisannya.

"MAMA JAHAT! MAMA DENDAM SAMA MEREKA BUKAN BERARTI MAMA JUGA HARUS NGEBUNUH MEREKA MAH!"-teriak anak itu mulai frustasi dengan sikap mamanya.

"kalo kamu ga mau mama bakal bunuh adik kamu ah mungkin lebih menarik kalo mama bunuh depan kamu ya kan?"-ucap wanita paruh baya itu lalu menaikan salah satu sudut bibirnya.

"mama gila?! Dia adik aku dia juga anak mama kenapa mama tega banget sama aku?!"-teriak anak itu sambil menatap tajam mamanya.

"mama ga peduli, pilihannya cuma dua kamu ngebunuh mereka atau adik kamu mama bunuh"-ucap wanita paruh baya itu dingin lalu pergi meninggalkan anaknya yang sudah terduduk lemas dilantai.

-----

"pah mah alva mau ke belakang dulu ya"-pamit alva lalu ia pun pergi dari ruang makan.

"ade kamu kenapa?"-tanya elvina penasaran karna sikap anaknya ini aneh.

"kamu berantem sama ade kamu?"-tanya rahendra membuat alvi mendongkakan kepalanya.

"ah engga kok pah"-ucap alvi sambil tersenyum membuat kedua orang tuanya bernafas lega.

"bagus deh kalo kaya gitu, kalo ada masalah selesain baik baik ya jangan pake otot"-ucap elvina memperingati.

"siap lapan enam"-ucap alvi sambil hormat kearah elvina membuat elvina rahendra dan sasa terkekeh melihat tingkah bar bar alvi. "aku ke taman dulu ya mah, pah, selamat malam"-ucap alvi lalu bergegas ke arah taman belakang rumahnya .

Alvi pun menghampiri alva yang sedang duduk dibawa pohon impian milik keluarganya.

"va?"-ucap alvi sambil menepuk punggung alva yang masih belum sadar kehadiran alvi.

"gua mau minta maaf seharusnya gua jujur sama lo soal gua putus sama bella"-ucap alvi lagi karna alva tak menjawab ucapannya.

"it's ok"-ucap alva santai.

"mau bikin harapan?"-tanya alvi sambil menyodorkan kartu yang biasa digantung di pohon impian.

Alva pun mengangguk lalu mengambil kartu dari alvi dan mulai menulis harapannya. Mereka berdua pun terfokus pada kartu masing-masing.

"lo nulis apa?"-tanya alvi sambil menggantungkan kartu ucapan itu dengan tali di ranting ranting pohon begitu pun alva.

"nulis supaya kita ga berantem kaya gini lagi dan selalu bahagia"-ujar alva membuat alvi tersenyum kearahnya.

"so sweet banget"-ucap alvi lebay lalu menghampiri alva dan memeluknya.

"astaga bang geli njir"-ucap alva lalu memaksa untuk melepaskan pelukannya dan berlari disekitaran tamannya membuat alvi mengejarnya.

"aku cinta kamu alva"-teriak alvi seperti perempuan sambil berlari mengejar alva seperti cewe kurang belaian.

"huaaaa mama bang alvi gilaaaaa"-teriak alva sambil berlari semakin cepat.

Happ.

"nah kan ketangkep kamu kenapa ngehindar dari aku sayang"-ucap alvi lembut saat ia berhasil menangkap alva lalu memeluknya membuat alva bergidik ngeri.

"bang lo gila?!"-ucap alva berusaha melepaskan pelukannya.

"aku gila karna cinta mu mass"-ucap alvi membuat alva ingin menangis atau paling tidak menghilang dari bumi ini sekarang.

Sedangkan elvina, rahendra dan sasa terkekeh geli melihat tingkah mereka berdua.

"sasaa sinii bantuin abang"-teriak alva.

"gamau nanti aku dipeluk sama bang avi dia kann bauuu"-balas sasa membuat alvi menatapnya lalu mengejarnya.

"dasar ya anoaa abang yg ganteng kaya manurios dibilang bau"-ucap alvi lalu berlari menghampiri sasa membuat sasa berlari menghindari alvi seperti di film film india kalo kata elvina.

Akhirnya malam itu pun terjadi aksi kejar kejaran antara saudara. Malam seakan menjadi saksi bisu atas kebahagian keluarga rahendra.

ISABELLA [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang