39

10 0 0
                                    

"Cinta tidak mendominasi, cinta itu memupuk."– Johann Wolfgang von Goethe

Alva diam mematung ketika melihat seseorang yang ia kenal berdiri didepannya sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"hai calon menantu tante, eh maksudnya mantan calon menantu inget sama tante gak va?"-ucap olivia (mama bella)

"tan--tante bukannya yang nangis di kantor polisi beberapa tahun lalu kan? Tante mamanya bella?"-tanya alva kaget tak percaya membuat olivia tertawa karna tingkah polos alva.

"ya kamu betul, itu tante orang yang keluarga kamu renggut kebahagiannya. Awalnya tante ikhlas dengan kematian suami tante tapi karna keluarga kamu yang gak tau malu itu dan mereka gak mau disalahin atas insiden itu tante jadi pengen bales dendam ke keluarga kalian"-jelas olivia sambil menghampiri alva yang semakin melemas karna kenyataan yang ia dengar.

"kalo aja keluarga kamu gak ngehapus semua bukti kecelakaan itu, papa kamu udah mendekam di penjara! Gara gara keluarga sialan kamu keluarga tante jadi hancur berantakan"-ucap olivia sambil menatap tajam alva.

"aku minta maaf tan tapi kenapa harus adik aku yang menderita? Kenapa dia harus diculik? KENAPA TAN KENAPA?!"-bentak alva frustasi karna situasi ini.

"dia keluarga kamu, tante pengen bales dendam ke keluarga kalian tanpa pengecualian"-ucap olivia dingin.

"mah"-panggil bella berusaha untuk membuat olivia berhenti.

"ah anak mama yang cantik ini,  makasih ya kamu udah bantuin mama bales dendam ke mereka setidaknya keluarga mereka bakal kehilangan 2 orang yang paling berarti di hidup mereka anak laki laki dan perempuannya, kamu hebat sayang"-ujar olivia lalu menghampiri bella dan memeluknya erat.

"mah udah ya?"-ucap bella membuat olivia mengangguk setuju bella pun berniat pergi tapi tangannya dicekal oleh  olivia.

"maksud tante kehilangan dua orang apa?"-tanya alva lemas karna semua tenaganya benar benar terkuras.

"kamu masih gak ngerti? Adik kamu udah dibunuh sama bella dan sekarang tinggal giliran kamu sayang"-ucap olivia sambil tersenyum manis ke arah alva.

Tubuh alva semakin melemas karna mendengar apa yang dikatakan oleh olivia ia semakin dibuat tak mengerti oleh mama bella itu.

Mati?

Dibunuh?

Adiknya?

"bella, sekarang kamu bisa tembak alva didepan mama sayang"-ucap olivia santai sambil melipat kedua tanganya didepan dada.

Bella secara perlahan mengarahkan pistol yang sedari tadi ada dikantonnya ke arah alva. Membuat alva menatapnya memohon agar bella tak melakukan itu.

"cepet bella kalo engga adek kamu mama bunuh!"-bentak olivia membuat bella memegang erat pistolnya.

Dor.

Hening.

"ARHHH ANAK SIALAN!"-teriak olivia ketika kedua kakinya ditembak begitu saja oleh bella.

Bella berlari ke arah alva dengan cepat lalu membantu alva untuk melepaskan diri. "gue mau lo pergi dari sini, lari sejauh yang lo bisa dan jangan pikirin gue"-ucap bella sambil berusaha membuka ikatan alva.

Alva mengangguk lalu berniat berlari bersama bella tapi bella menggeleng dengan cepat pertanda bahwa ia ingin alva pergi tanpa dirinya.

Alva berlari berniat untuk mencari pertolongan tapi suara tembakan kembali terdengar membuat ia membalikan badanya lagi dan melihat keadaan bella.

Bella sudah terkapar lemas bersimpahan darah di lantai kusam itu. Membuat alva terdiam mematung karnanya.

"LARI ALVA GUE MOHON!"-teriak bella sekuat tenaga agar alva berlari dan tak memikirkan dia. Alva pun dengan hati yang enggan memilih untuk berlari keluar dari gedung itu.

"cuma ini yang bisa gue lakuin buat lo va"-gumam bella lalu matanya benar benar tertutup.

ISABELLA [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang