Putar lagu di mulmed ☺️
.
.
.anggota keluarga Pradipta yang telah berkumpul dan terduduk. Dengan wajah datar dan tanpa ekspresi. Ada Tiwi dan Mamanya, Bara dan kenath yang senantiasa mendampingi gadisnya. Serta ada Zainal yang datang bersama Raya.
Oma Lila menatap Mario dan Raya datar.
"Jelasin!" titah Opa dingin. Maya tertunduk dengan wajah tanpa semangat. Mario pun menegakkan badan nya dan menatap orang tua nya.
"Waktu itu aku dan Raya hanya melakukan pernikahan kontrak" ujar Mario tanpa basa basi.
"Setelah pernikahan itu terjadi, besok nya kami berdua bercerai diam diam dan berkeluarga diam diam tanpa sepengetahuan yang lain, kami hanya bertemu saat ingin kembali di sini, Karna aku dan dia sama sama memiliki keluarga di luar sana" lanjutnya dengan wajah tegas. Maya tertunduk meremas ujung bajunya. Mengapa perkataan itu sangat menyayat hati? Lalu siapa orang tua kandungnya.
"Saya minta maaf, semua ini terjadi karena Mario yang meminta. Saya tidak bisa apa apa" jelas Raya. Mario yang mendengar itulah lantas tak terima.
"Apa? Aku?! Jangan membalikkan fakta! Kau yang menginginkan nya!" Bentak Mario. Raya menatap Mario sinis. Dasar pria ini.
"Aku? Jangan menyalahkan ku! Kau yang melakukan ini! Kau mengatakan kita akan bercerai sampai aku mengandung anakmu! Tapi apa? Kau sudah pergi sehari setelah pernikahan dan kau memiliki kekasih Disana!" Bentak Raya. Dia berdiri menghadap Mario yang juga berdiri. Tinggi mereka hampir sama. Karena Raya yang tinggi dengan badan Ramping nya.
"Kau mengatakan setelahnya kita bercerai kan? Kau melupakan ku yang bahkan tidak bisa apa apa!? Karena apa?!" Bentak Raya membuat semua terdiam. Wanita itu menangis. "Karena kau menikahi wanita sialan itu!" Lanjutnya dengan menunjuk Anin yang hanya diam sambil merangkul Tiwi yang ketakutan.
Mario mendorong Raya kedepan dengan satu tangan. Membuat Raya mundur dua langkah.
"Kau yang sialan! Kau yang datang tiba tiba dan tidak lama kita akan menikah? Kau pikir siapa kau? Hanya wanita miskin yang bersembunyi di balik nama Pradipta?!" Bentakan Mario sukses membungkam kan Raya yang membeku. Mario tersenyum miring.
"Jika bukan karena permintaan Mama kau pikir kau akan jadi apa sekarang? Kau hidup mewah di Paris kau fikir itu uang dari mana?" Ujar Mario. Raya tak bisa menahan air matanya. Tangan nya terkepal kuat. Sedangkan Maya masih tidak mengerti dengan situasi ini.
"Sudah cukup Mario!" Bentak Oma Lila. Lila berdiri dan menghampiri keduanya.
Plak!
Satu tamparan mengenai pipi Mario. Mario menatap Mamanya tak Percaya.
"Jika memang tidak ingin, kenapa menikah?! Kalian lupa? Dulu kalian mengucapakan janji suci pernikahan? Kalian lupa? Apa kita harus putar kilas balik? Hah?!" Bentak Lila. Maya mengepalkan tangan nya. Dia masih belum mengerti dengan situasi.
Flashback On.
Raya tersenyum bahagia melihat Lila yang tersenyum kecil. Lila menghampiri Raya dan memeluknya.
"Happy wedding" ujar Lila dan melepaskan pelukannya. Raya mengenangkan baju putih panjang menjuntai kebelakang. Dengan senyum manis yang tak pernah luntur. Rasanya sangat bahagia.
Dia berjalan menuju Altar sendiri karena memang dia sudah tidak memiliki keluarga lagi. Berjalan tanpa di dampingi siapapun. dan Disana Mario sudah menunggu dengan Tuxedo putih dengan aksen hitam di bagian kerahnya.
Jantung Raya berdegup kencang, sangat gugup. Saat sudah di depan Altar Mario menggandeng Raya dan menuntun nya berdiri di sebelahnya. Dan mereka berdiri di hadapan pendeta untuk mengucapkan sebuah janji di depan pendeta.
"Saudara Mario Christine Pradipta apakah Engkau menerima Saudari Raya Carlesta sebagai istri dan berjanji akan setia dalam Suka maupun duka, dalam sedih maupun senang, dalam untung maupun malang, dan akan menjaga, melindungi, menghargainya sampai maut memisahkan?" Ujar sang pendeta lantang.
"Saya Mario Christine Pradipta menerima Engkau Raya Carlesta sebagai istri saya dan berjanji akan setia dalam Suka maupun duka, dalam sedih maupun senang, dalam untung maupun malang, dan akan menjagamu, melindungimu, menghargaimu sampai maut memisahkan?" Ujar Mario dengan datar.
"Saudari Raya Carlesta apakah Engkau menerima Saudara Mario Christine Pradipta sebagai suami dan berjanji akan setia dalam Suka maupun duka, dalam sedih maupun senang, dalam untung maupun malang, dan akan menjagamu, melindungimu, menghargaimu sampai maut memisahkan?"
"Saya Raya Carlesta menerima Engkau Mario Christine Pradipta sebagai suami dan akan setia dalam Suka maupun duka, dalam sedih maupun malang, dan akan menjagamu, melindungimu, menghargaimu sampai maut memisahkan" ujar Raya lantang.
Flashback Of
"Lupa kalian?" Tanya Oma Lila. Keduanya hanya terdiam.
Maya sudah tak kuasa menahan sabar lantas berdiri.
"Jadi sebanarnya siapa yang salah?!" Tanya Maya kuat. Mila yang di sebelahnya terlonjak kaget dan mengusap dadanya. Raya dan Mario melihat Maya yang sudah menangis. Keduanya terdiam. Maya melihat kedua orang tuanya.
"Ma? Pa? Tolong jelasin siapa yang salah? Maya udah capek ma nahan beban ini semua, tolong" Maya berujar Lirih. Air matanya sudah menetes tanpa henti bagai hujan deras.
Raya berjalan mendekati Maya. "Maafin Mama, semuanya terjadi karena Papa kamu" ujar Raya. Mario pun mendekati Maya.
"Tidak, ini semua salah Mama kamu" ujar Mario. Raya menggeleng.
"Nggak! Maya! Percaya sama Mama, semunya salah Papa kamu, kamu tau sendiri bagaimana dia kan? Kamu gak lupakan?" Ujar Raya memegang tangan putrinya. Maya tersenyum sinis. Entah siapa yang benar sekarang.
"Tapi kalian berdua memiliki keluarga masing masing kan? Jadi intinya kalian berdua yang bersalah?" tanya Maya datar. Mario memegang tangan kanan Maya.
"Percaya sama Papa, ini semua bermula karena dia" ujar papanya. Raya menggeleng.
"Nggak Maya, ini semuanya salah Papa kamu"
Maya memejamkan Matanya.
"Kenapa kalian mengulangi perkataan yang sama terus menerus?!" Teriak Maya.
"Aku capek! Aku juga manusia! Aku juga punya hati! Kalian pikir aku boneka? Hah?!" Bentak Maya. Dia sudah tidak tahan.
Mario dan Raya terdiam. Bagaimana sekarang?.
"Aku benci kalian hiks" Maya melepaskan pegangan orang tuanya. Maya berjalan mundur dan dengan sigap di tahan oleh kenath yang hampir terjatuh. Maya memegang kepalanya. Sangat sakit. Kenapa kedua orang ini mempermainkan nya layaknya boneka? Padahal dia berharap akan indah pada waktunya. Tapi kenyataan nya tidak. Maya benci.
Kini kedua orang itu saling memandang.
"Puas mempermainkan?" Tanya Raya. Mario tersenyum sinis.
"Ini semua kesalahanmu" ujarnya. Raya mengepalkan tangannya.
"Kau memang tidak berperasaan" ujar Raya tak percaya.
"Tidak, kau sebagai ibu yang tidak berperasaan" ujar Mario Balik.
Mila jengah melihat Opa Mama dan papanya yang hanya bungkam. Mila pun menepuk tangan Papa nya membuat Marsel beralih. Dan menatapa bertanya kepada putrinya.
"Bantuin" bisiknya pelan. Marsel menggeleng.
"Ini urusan keluarga, kita gak berhak ikut campur" jelas Marsel. Mila diam. Itu memang benar. Salahnya jika ikut campur.
Maya berdiri dan lagi lagi Mila terkejut dengan pergerakan mendadak itu.
"Jadi aku ini anak siapa?
Bersambung!!
Vote and komen guyss!!
Jadi hari ini mapel gue siap😭😭
Dan up chap LG😂😂
Byee
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Boyfriend (END)
Teen Fiction*PART MASIH LENGKAP* *SUDAH REVISI* Entah kesialan apa yang menimpa kedua sepupu berbeda agama ini dipertemukan dengan pria dingin yang tanpa mereka tau seorang psikopat. Posesif dan romantis, begitulah cara mereka memperlakukan kedua gadis itu. Me...