25 🔪Mila?!🔪

1.5K 100 0
                                    

Vote and komen!

Mila melangkahkan kakinya pelan menyusuri lorong mengarah ke kamar mandi. Memasuki kamar mandi dan melihat segerombolan siswi sedang mengelilingi seorang siswi yang sedang ketakutan.

"Lemah banget lo! Gini aja udah mau mati!". Mila mendengar samar suara bentakan dari dalam Toilet, membuatnya menjadi penasaran. Mila melangkah semakin dekat dari pintu Toilet.

"Kegatelan banget sih! Sadar dong lo tuh murid baru!!" Teriakan yang membuat Mila geram seketika. Ini pasti tindakan pembullyan. dan tanpa lama lama langsung memghampiri kerumunan siswi itu.

"Saya itung sampai tiga kalian berbaris kalo tidak saya patahkan tangan kalian satu satu" Oh iya Mila itu pandai bela diri guys. Cuma kalo udah gemeter sendiri tuh bela dirinya ilang nth kemana.

Satu

Dua

Tiga

Semuanya gemetaran melihat kehadiran Mila tiba tiba dan langsung mengikuti intruksi Mila. Sekarang semua siswi berbaris ada tujuh orang. Mila tercenggang melihat siswi dengan wajah pucat nya terduduk lemah.

"Lo pada apain dia woi!" Bentak Mila melihat Tiwi. Yah siswi itu adalah Tiwi. Semua diam bungkam membuat Mila naik pitam.

"Lo semua punya kuping kan! Denger gue bilang apa! Punya mulut kan bisa jawab!" Bentak Mila.

"Kalian ke Bk skrng! Jangan coba coba kabur karna gue udah tandain muka kalian! Pergi!" Bentak dan titah Mila membuat semunya berlari keluar dari pada patah tulang karna Mila pernah membanting seorang siswa hingga patah tulang dan di rawat 5 bulan lamanya.

"Kita ke UKS" Ujar Mila menatap Tiwi.

"Sa-kit" Cicitnya memgang perutnya. Mila mengertakan giginya rapat.

"Tahan oke kita ke UKS" Ujar Nya berusaha tak panik.

Sesampainya di UKS Mila menyuruh seorang dokter untuk memeriksanya.

"Dia belum makan Dek, dan kenak hantaman kuat di bagian perutnya. Gak parah sih cuma biru aja dikit" Jelas Salsa seorang dokter di sekolahnya yang sangat akrab dengan nya.

"Ugh bagus deh kak, gue panik banget tadi" Ujarnya mengelus dada. Salsa tersenyum tipis.

"Dia oke kok, gue ke atas dulu ya dek" Ujarnya pamit ke ruangan nya. Mila mengangguk.

Zainal masuk kedalam UKS membuat Mila yang tadi melamun melihat ke arah Zainal. Sedikit meringis melihat wajah bonyoknya.

"Gue mau ganti perban" Ujarnya seakan meminta izin. Mila mengangguk dan membiarkan Zainal. Mila seketika mengingat bahwa nanti akan ada ujian fisika!.

"Uhmm gue bolehh mina tolong gak?" Tanya Mila pelan. Zainal mengangkat salah satu alisnya .

"Jagain Tiwi, gue mau ujian. Oh iya sekalian ntar loe suapin dia ya? Dia belum makan yah yah yah!!'' mohon Mila. Zainal awalnya ingin menolak. Namun melihat wajah memelas Mila membuatnya mau tak mau mengangguk.

"Oke" Jawabnya singkat. Mila berdiri dan langsung berlari pergi.
.
.

Seorang Pria dengan wajah tampan bak dewa yunani berjalan dengan pandangan datar. dengan tangan di masukkan kedalam saku. Sedangkan dari arah berlawanan Mila berlari karna takut ketinggalan pelajaran yg pling di sukai jika gurunya gak masuk tapi.

Bruk!

Tanpa di sengaja Mila bertabrakan dengan murid baru itu.. Mila terduduk dengan bokongnya yang mencium lantai. Sedangkan cowok itu tetap pada posisi nya.

"Ughh kampret! Bantuin woi!" Kesal Mila. Cowok itu pun mendekat dan berjongkok di depan Mila.

"Kalo jalan hati hati" Ujarnya datar dan membantu Mila berdiri.

"Lo kenapa di tengah jalan! Salah lo lah" Kesal Mila. Cowok itu mengangkat bahunya acuh.

"Antarin gue ke ruangan kepsek" Ujarnya datar. Mila terdiam menatap pria itu dari atas ke bawah.

"Lo murid baru?' tanya Mila. Cowok itu mengangguk pelan.

"Antar gue" Ujarnya. Mila hanya mengangguk pelan dan melupakan ujian Fisika nya.

"Banyak banget sih murid baru sekarang? Heran gue". Gerutu Mila.

"Nama lo siapa?" Tanya Mila menoleh.

"Iqbaal" Jawabnya singkat tanpa melihat ke arah Mila. Mila mengangguk paham.

Keduanya terus berjalan menuju kantor. Seperti biasa setiap anak baru Mila akan membimbing murid mengelilingi sekolah. Seperti kebiasaan yang sering di lakukan.

****

"Kalo kantin disitu" Tunjuk Mila. Iqbaal mengangguk paham.

"Gw mau ke taman'' pintanya. Mila mengangguk dan mengajak Iqbaal menuju taman belakang yang sepi karna pelajaran sedang di mulai.

"Lo pernah kehilangan gak?" Tanya Iqbaal tiba tiba membuka suara. Mila terdiam dengan pandangan lurus kedepan.

"Pernah dan rasanya tuh sakit banget sampe gue pengen aja gitu nyusul" jawab Mila.

"Gue juga pernah kehilangan"

Mila mengangkat alisnya satu. "Di tinggal pergi atau di tinggal pergi selamanya?" tanya Mila.

"Di tinggal pergi selamanya " Jawab Iqbaal trsenyum miris. Mila terpaku dan tersenyum paksa.

"Senasib" Ujarnya tersenyum pahit.

"Ngikut aja lo" Iqbaal memecahkan suasana Sad ini. Membuat Mila ingin menonjok rasanya.

"Lo yang mulai ya!" Kesalnya. Iqbaal menunjuk dirinya sendiri.

"Gue?" Tanya nya menyebalkan.

"Iya!"

"Ya udah gue" Pasrah nya. Entahlah Mila emosi namun cukup di tahan. Sabar....

**

Keduanya melanjutkan langkah hingga sampai di depan Labor Bahasa.

"Ini labor Bahasa, sebelah nya perpustakaan, terus sebelah perpustakaan labor IPA-"

"Kenapa Bahasa dan IPA gak di gabung?" Tanya Iqbaal memotong pembicaraan. Padahal tangan Mila sedang menunjuk Bak Pramugari menjelaskan tata letak.

"Kenapa woi?!" Tanya Iqbaal membuyarkan kegiatan Mila. Mila berdiri tegap.

"Ehem! Kenapa? Karena mereka itu sesama Labor, entar kalo mereka gabung sebelahan susah jadinya. Yang ada anak IPS ngambek karena gak ada labor nya. Kan kasiaann" Jelas nya blak blakan. Iqbaal mengangguk.

"Gitu ya?" Tanya nya. Mila mengangguk cepat.

"Terus itu ruangan apa?" Tunjuk nya di seberang lapangan. Mila mengedarkan pandangan nya dan menemukan satu ruangan lumayan besar.

"Itu ruangan rapat"

"Gunanya?" Tanya Iqbaal membuat Mila menatapnya sinis.

"Buat main Volly! Biar bisa dapat pemenang nari balet! Ya untuk rapat doang Iqbaal!! Gimana sih lo" Kesal nya setengah mampus. Dia berbalik karna mendengar derap langkah mendekat. Eh tunggu?! Sepertinya dia melupakan sesuatu? Tapi apa!

Oh iya Mila ingat!

Dia lupa ujian Fisika.

Iya fisika..

Fisika kan?

Bentar?

FISIKA!!!! GILAK MILA LUPA FISIKA GUYSS?!!

"Mampusssssss" Mila menepuk jidat.

Dia berbalik dan kembali tercengang. Di belakang nya ada Bara.

"Mila?!"

.
.

Bersambung

Vote and komen
Lupyu

My Sweet Boyfriend (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang