28 🔪Maaf?, buah?🔪

1.5K 90 0
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote and komen!!!!

Jangan lupa follow author 😂

Happy reading!!!
.
.

Kini tanda permusuhan sangat kental di antara keduanya. Iqbaal yang terbaring lemah dan Bara yang berdiri di dekat brankar. Iqbaal masih memakai masker oksigen susah untuk berbicara.

"Gue pengen bunuh Lo, tapi ini di rumah sakit. Jadinya gue gak bisa" ujar Bara merasa sedih sedangkan Iqbaal terkejut bukan main.

"Gilak apa! kaya Psyco!"

"Iya Lo bener gue Psyco, nggak sih. Bukan Psyco juga" ujar Bara membaca isi pikiran Iqbaal.

"Dia bisa baca pikiran gue?" Batin Iqbaal

"Gue bisa denger, Lo ngomong dalem hati aja gue jawab" ujar Bara sangat tenang.

"Apa mau Lo?"

"Gue cuma mau bernegosiasi sama Lo, Lo jauhin Mila dan masalah kita selesai" jelas Bara.

"Lo Psyco! Sejak kapan Psyco bisa jatuh cinta kalo bukan untuk main main"

"Pikiran gue doang yang psycho, jiwa raga gue sehat"

"Jadi?"

"Lo jauhin Mila masalah kita selesai, tapi kalo Lo gak mau terpaksa gue antar Lo ketuhan, mau?"

Iqbaal menggeleng pelan. Bara tersenyum miring.

"Oke masalah kita selesai, gue pamit." Bara berdiri.

Cklek!

Pintu terbuka dan terlihatlah gadis dengan wajah sembab sehabis menangis. Membawa keranjang buah, dia Mila. Tatapan Bara dan Mila bertemu. Mila beralih dan menuju brankar Iqbaal.

"GWS Baal, gue gak bisa lama. Bye" Mila pergi karna tak bisa lama lama berdekatan dengan Bara.

Mila berjalan keluar dan Bara mengikuti dari belakang, Mila tak peduli dan tetap melangkah. Memasuki Lift berdua dengan Bara. Mila yang sadar Bara ikut masuk mencoba keluar tapi telat karena Bara telah menutup pintu Lift. Kedunya terdiam sangat Lama, lantai ruangan VIP berada di lantai 25 dan mereka ingin menuju basement.

Klik!

Lift berhenti. Mila bingung karena pintu lift tidak bisa terbuka dan sekarang bunyi alarm pertanda lift rusak. Dan sialnya harus terjebak berdua dengan Bara. Bara tersenyum senang. Satu kesempatan.

Keduanya masih terdiam dengan Mila yang sudah pucat ketakutan dan Bara yang sangat tenang. Mila jengah.

"Kok Bara diem aja! Ini gimana Mila takut!" Ujar Mila akhirnya mengalahkan egonya. Bara tersenyum senang.

"Gak usah takut kan ada Bara" ujar Bara menarik Mila ke dekapannya.

"Ini gimana ih" Mila mengerucutkan bibirnya.

"Gapapa sayang, tenang oke? Calm" Bara mengeluarkan ponsel nya. Mengetik sesuatu dan memasukkan ponsel nya kembali.

"Setengah jam lagi" ujar Bara santai membuat Mila melongo tak percaya.

"Kok lama? Kalo Mila mati Disni gimana? Kalo Mila kehabisan oksigen gimana?" Tanya Mila polos. Kini otaknya tidak bisa bekerja dengan baik.

"Ya gampang, kalo kamu mati nanti aku mati juga, kalo kamu kehabisan oksigen aku kasih oksigen aku setengah" jawab Bara. Mila mengangguk paham.

"bisa gitu ya Bara?" Tanya nya. Bara mengangguk.

"Buat kamu apasih yang nggak?"

"Yaudah deh, tapi Bara janji ya oksigen Bara nanti bagi dua" ujar Mila membuat janji kelingking. Bara menahan tawanya. Ada manusia begok seperti ini?.

My Sweet Boyfriend (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang