"jadi aku ini anak siapa?"
Pertanyaan itu mampu membungkam kan satu rumah. Tidak ada yang membuka suara bahkan tidak berani menatap mata seorang gadis yang sudah menangis. Tatapan itu bahkan melemahkan kekasihnya.
"Aku butuh jawaban" ujarnya sekali lagi. Raya mendongak perlahan. Menatap Mata yang sudah tertutupi dengan air yang berembun.
"Kami akan jelasakan semuanya"
***
Gadis itu terus mengikuti langkah besar pria di depan nya. Berlari dan berusaha menyamakan langkah besar dan panjang itu.
Dia Mila yang sedari tadi terus mensejajarkan langkahnya dengan Bara yang menampilkan wajah dingin nya. Bahkan Mila tidak berani membuka suara sejak tadi.
Bara berhenti mendadak membuat pergerakan gadis itu seketika juga berhenti. Bara berbalik dan langsung bersitatap dengan gadis itu. Tatapan nya tajam bagai elang. Wajahnya sangat dingin hingga gadis itu tidak dapat mengenali pria di hadapannya ini.
"Kenapa?"
Suara dingin yang mampu membangkitkan bulu kuduknya. Dia beralih dan melihat sekeliling. Disni tepat di taman ini pertemuan pertama keduanya.
"Kenapa?"
Sekali lagi pertanyaan yang sama. Mila menegak ludahnya kasar.
"Ma-af"
Sial. Mila merutuki dirinya sendiri. Kenapa dia hanya mampu mengucapkan kata kata itu. Lidahnya kelu bahkan tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun.
"Huft"
Bara menghela nafas. Mengusap wajahnya sekali dan menatap langit yang indah. Rembulan tengah bersinar terang sempurna membentuk bulat menampilkan seluruh keindahan nya.
Bara menatap gadis di depannya yang sedang memainkan jarinya. Ada rasa bersalah dari Bara.
Bara menghela nafas lagi. Memegang pundak gadis itu.
"Liat aku"
Mila dengan takut takut mendongak menatap ekspresi wajah yang sudah lebih baik dari tadi.
"Aku takut" bara meremas pelan kedua pundak itu.
"Takut akan kehilangan satu hal berharga dalam hidupku" lanjutnya. Keduanya terdiam. Tatapan sedih terpancar dari wajah tegas Bara.
"Jangan lakuin hal bodoh yang bisa buat kamu pergi dari aku"
Mila menelan ludah pelan.
"A-aku minta maaf, aku gak akan lakuin hal bodoh lagi" ujar Mila menunduk dalam.
Bara mengangguk sekali dan menarik gadis itu dalam Dekapannya.
"Jadi pacar aku mau gak mau harus mau aku cuma mau denger Yes atau Ya" ujar Bara memaksa. Mila menahan tawanya.
"Kok gitu?" Tanyanya.
"Pokoknya hanya Yes dan Ya"
"Oke aku milih dan" Bara melepaskan pelukannya.
"Dan?" Tanyanya. Mila mengangguk menahan tawa.
"Yes dan Ya? Jadi aku memilih dan" jawabnya. Bara menatap datar sangat datar. Membuat Mila memecahkan tawanya.
"Hahaha! muka kamu lucu banget gemes pengen nampol" Mila tertawa membuat Bara kesal.
"Cium aja jangan di tampol"
"No! Big no! Belum sah! Gak boleh cium cium do-"
Cup!
Mila mematung di tempat ketika bibir Bara mendarat di pipinya. Jantunganya berdisko seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Boyfriend (END)
Teen Fiction*PART MASIH LENGKAP* *SUDAH REVISI* Entah kesialan apa yang menimpa kedua sepupu berbeda agama ini dipertemukan dengan pria dingin yang tanpa mereka tau seorang psikopat. Posesif dan romantis, begitulah cara mereka memperlakukan kedua gadis itu. Me...