Sebelum baca jangan lupa vote ya!!.
.
.
.
Kenath dan Maya pun terduduk tepat di hadapan Mila yang sedang menopang dagu. Sedangkan Bara terduduk di sebelah nya.
“Lo apain Yosua?” tanya Mila jengah. Mungkin sudah ribuan kali Mila bertanya namun tak di respon.
“Huwaaaa!!!! Lo punya mulut gunanya apasih! Gue udah nanya berapa kali tapi kenapa gak di jawab! Itu anak orang woi bukan anak semut yang lo pijakin seenak bapak lo! Lo belum sejam udah ngulah! Gimana sehari nya Kampret!! Sekarang Yosua masuk RS dan gue yang di salahin Kepsek! Gue yang musti nelpon Ambulans! Dan itu semua karna elo Kampret!!!!” teriak Mila bercerocos pamjng lebar dengan nafas memburu. Membuat Maya cengo seketika.
“Oh” jawab Kenath cuek. Sangat tidak peduli. Dan lagi itu semua kesalahan Yosua yang mengecup Kesayangannya. Eh?.
“Anjir lo emang!!” kesal Mila menggebrak meja. Sudah emosi sampai ubun ubun menghadapi tingkah Kenath yang sangat menguras emosi.
“Elo lagi! Lo tuh wakil ketos! Lo tau peraturan! Ngapa lo gak lerai geblek! Eh elo malah ciuman gak jelas sama curut satu ini!!! No sex to school pliss!” kesal Mila mengomeli keduanya.
“Lah gue kan cuman ciuman” jawab Maya dengan santai.
Darah Mila seketika mendidih. “Ciuman!! Lo bedua bukan mukhrim dodol!! Belum sah! Belum kawin! Lagian ini di sekolah juminah!!!!” greget Mila dengan tangan terkepal, siap menelan dua manusia ini.
Bara sedari tadi tak melunturkan senyumnya. Tatapan nya terlalu dalam melihat gerak gerik Mila yang sangat lucu.
“Ooh jadi kalo di luar boleh?” tanya Maya ambigu. Mulut Mila menganga tak percaya.
“Maya goblok! Tolol! Begok!!! Lo kok mau aja di cium sama buaya darat hah?! Itu frist kiss lo pe’a!! Bukan lo kasih kesuami lo!! Eh lo malah kasih ke suami orang!!!!” oceh Mila dengan berkacak pinggang.
“Gue yang bakalan jadi suami nya” Jawab kenath dengan santai dan dingin.
“Arghhhh au ah!! Kesel gue liat lo bedua!!! Kalo sempet lo bedua nikah gimana jadinya ponakan gue!!” Mila frustasi membayangkan nya saja sudah bikin pusing.
“Kan ada anak gue sama lo yang orang tuanya jelas” ujar Bara dengan santai.
Mila menggertakkan giginya sebal. “Bara lari 10 kali lapangan, Maya, Kenath!! Lari 20 kali sekarang!!!” teriak Mila dengan nafas memburu.
“Kok gue?” tanya Bara tak terima.
“apa?! Lo gak suka!!!” tanya Mila berteriak kesal.
“Suka kok” jawab Bara cepat bak anak kecil yang tengah di marahi Mamahnya.
“Udah cepet sana lari!! Gue gak nerima bantahan gamutu!!” kesal Mila dengan tatapan tajam yang sialnya terlihat lucu di mata Bara.
“Oke” jawab Bara dan Kenath.
“Huwaaaa Mila gue gausah dong!! Masa gue juga!!” ujar Maya tak terima.
“Gak peduli ya!! Lo udah melanggar banyak peraturan!! Pertama lo gak pisahin mereka pas berantem! Kedua lo ciuman di sekolah! Ketiga lo itu wakil ketua osissss ngapa langgar perturan sih hah!” kesal Mila memijit pangkal hidungnya.
Maya cemberut seketika. “Gue gak tau! Badan gue gerak sendiri” bela Maya.
“Palalo gerak sendiri!!! Yah mana bisa geblek!! Kalo gak lo sendiri yang ngindar!!” kesal Mila mencengkam kuat punggiran meja.
Glek!!
Maya menelan ludah susah payah. “Ngeri lo” Maya bergidik ngeri melihat wajah memerah Mila yang amat Marah besar.
“Satu menit lo betiga gak lari gue tambah lima” ujar Mila santai.
Dengan segera Maya menarik Kenath keluar.
“Lo kenapa!!” kesal Mila menatap Bara jengah. Bara mengangkat alisnya satu.
“Lagi liat bidadari” jawab Bara tersenyum manis.
Mila celingak celinguk kekanan dan kekiri atas dan bawah. “Mata lo katarak ya?! Mana ada bidadari njir” kesal Mila datar. Lagian memang bidadari itu seperti apa?.
“Ada” jawab Bara singkat. “Di depan gue” lanjut Bara dengan tatapan intens.
Dengan polosnya Mila berbalik badan dan memenemukan praktek rangka manusia. “Rangka gitu lo bilang bidadari” ujar Mila datar. “Lo sakit kayaknya! Kudu di bawa ke RS” ujar Mila bersidekap dada.
Bara menhan nafas kesal. “Bidadari nya itu elo!!” tunjuk Bara di depan jidat Mila sudah kesal dengan kelemotan gadis ini.
“Lah!!! Sejak kapan gue jadi bidadari njir!! Gue manusia plis!” bantah Mila tak terima.
Bara memejamkan matanya kesal. “Iya lo malaikat” ujar Bara memulai lagi gombalannya.
“Idih!! Gilak lo! Tadi bilang gue bidadari! Sekarang bilangin gue malaikat!! Maksud lo gue malaikat pencabut nyawa gitu?!!” sewotnya mengembungkan pipinya kesal. Apaan Bara ini.
Bara menghela nafas pasrah. “Oke gue ngalah!!” pasrah Bara mengangakat kedua tangannya.
“Nyerah? Hahaha !!! Oke Bara sekarang lo lari!!!’’ antusias Mila tersenyum senang membuat senyuman nya tertular ke Bara. Menurutnya mendengar lawan menyerah hal yang menyenangkan.
“Oke” jawab Bara dan keluar.
“Maksud dia apaansih bilang gue bidadari! Perasaan gue manusia deh” batin Mila bingung, Mila menggaruk pipinya yang tak gatal.
Sedangkan Bara tersenyum geli mendengar batin Mila.
*****
Maya dan Kenath masih mengelilingi lapangan. “Huh huh gilak!!! Hah huh” Maya menekuk lututnya dengan lutut menopang tangan nya.
“Buruan” ujar Kenath.
Maya menatap kesal kearah Kenath. “Ihh kaki lo panjang banget sih!!!” kesal Maya menatap Kenath kesal.
“Kaki lo aja pendek” jawabnya santai. Maya mengerucutkan bibirnya sebal. “Lo udah berapa?” tanya Maya.
“Lima” jawab Kenath membuat Maya cengo. Oh ayolah lapangan seluas dan hanya butuh waktu 8 menit! Sedangkan Maya baru satu!.
“Cepet banget!!” rajuk Maya dengan tatapan lelahnya.
“Gue ada ide!” ujar kenath menggenggam tangan Maya.
“Apa??” tanya Maya antusias. Kenath melirik kearah ruang osis.
“Kita kabur!” ujar Kenath dengan senyuman nya.
“Ihh ntar dia marah lagi” ujar Maya menolak. Mila marah adalah hal yang paling menakutkan.
“Lo sanggup lari 20 kali?” tanya Kenath mengangkat salah satu alisnya.
Maya meggeleng tegas “Ayok kabur” ajaknya nya membalas genggaman tangan Kenath. Sesekali melanggar peraturan tidak apa apa kan?.
Kenath tersenyum geli. “Kita ke roptoof” ujar nya menarik Maya.
“Ayok!!” ujar Kenath menarik Maya berlari.
Bara menatap datar kepergian Maya dan Kenath.
Cklek!
Pintu terbuka dan terpampanglah wajah datar Mila. Tatapan Mila beralih kearah lapangan. Seketika darahnya mendidih. Tangan nya mengepal kuat.
“YaAllah sabar Mila sabar lo sabar kok” ujar Mila mengelus dadanya pelan.
“Mereka kabur” ujar Bara santai.
“Ngapa gak lo tahan” ujar Mila tersenyum paksa.
“Jauh” jawab Bara santai. “Mending ke kelas!” ajak Bara menggandeng Mila. Mila pun pasrah karna menahan emosi itu berat.
Mila dan Bara memasuki kelas yang sama karna mereka memang sekelas, beda halnya dengan Kenath dan Maya.
“Kamu perkenalkan nama kamu” ujar Ibu Suzy dengan senyuman nya.
Bara hanya menatap datar sekelas yang memandang Bara dengan tatapan kagum dan memuji. Sedangkan Bara acuh dengan tangan masih menggandeng Mila.
“Mila kamu duduk” titah Buk Suzy datar, Buk Suzy itu guru termuda di sekolah. Gak suka sama Mila karna selalu di puji satu sekolah.
Mila pun mengangguk dan ingin berlalu. Dengan cepat Bara mencekal tangan Mila dan menariknya kuat Mila sedikit terhuyung dan dengan cepat Bara menahan pinggnag Mila. Alhasil Mila berada dalam dekapan Bara.
Bruk!
“Aaaaaaa” jerit semua siswi di kelas Mipa 1.
“Bara lepasin” ujar Mila mendorong Bara merasa tak enak dengan keadaan seperti ini. Tatapan Bara menjadi tajam. Tanpa memeperdulikan ucapan Mila.
“Gue Bara, dari london! Gue pacar Mila dan gak ada yang boleh nyentuh dia!!” ujar Bara datar dan dingin. Membuat sekelas cengo. Mila menggeleng kuat.
“Apaansih Lo!” bisik Mila tajam. Ini contoh tidak baik.
“Diem aja”. Desis Bara tak suka di bantah.
“Kamu pacaran dengan Mila?” tanya Bu Suzy dengan nada tak suka...
“Ya! Bahkan guru sekalipun bakalan tau akibatnya kalo macam macam dengan Mila” ujar Bara tegas sekaan tau isi hati Bu Suzy.
“Hmm baiklah silahkan duduk” ujar Bu Suzy menetralkan suaranya.
“Kamu duduk dekat Zidny ya!” ujar nya, Zidny adalah keponakan nya.
“Saya sama Mila” ujarnya dingin. Buk Suzy mengepalkan tangan nya emosi. “Dia sama Kiki! Jadi kamu sama Zidny!” ujar nya tegas.
Tatapan Bara menjadi semakin dingin dan tajam. “Mila sama saya!!” ujar nya tegas. Mila bingung harus apa. Ini tidak seharusnya begini.
“Bara! Kamu tidak tau sopan santun ya!!” Buk Suzy berujar marah.
“Bara Alendra Diviante!! Keluarga Diviante tau sopan santun!” ujar nya dingin dan tegas. Seketika buk Suzy menegang. Diviante! Oh ayolah siapa yang tak mengenal keluarga itu!.
Buk Suzy pun mengangguk. “Silahkan duduk” ujar nya dengan ramah.
Bara pun melangkah dengan tangan masih menggandeng Mila.
*****
Maya dan Kenath duduk selonjoran berdua. “Lo kelas berapa?” tanya Maya mengibaskan tangan nya di depan wajah.
“MIPA 2” jawab Kenath meminum air mineralnya.
Kibasan Maya pun berhenti “serius?” tanyanya antusias.
Kenath mengangguk sekali. “Lo juga?” tanya Kenath tepat.
Maya mengangguk semangat.
Kenath memberi Air minumanya kepada Maya. “Gue tau lo masih haus” ujar nya membuka tutup botol.
Maya mengerjap sekali. “Satu botol berdua?” Ujar nya tak yakin.
“Kenapa lo gak mau?” tanya Kenath.
“Mauuuuu” teriaknya bak anak kecil.
“Gak pa-pa kan?” tanya nya lagi.
“Iya sayang!!” Ujar kenath membuat pipi Maya memanas.
“Makasihh” ujarnya usai menegak minumannya.
“Apa sih yang gak buat lo!” ujar nya mengacak gemas poni Maya.
“Kok lo gak dingin sama gue?” tanya Maya bingung.
“Gue gak tau! Tapi ada di dalam diri gue yang selalu ngedorong gue buat jagain lo!” jelas Kenath mencubit pipi Maya.
Maya mengerjapkan mata nya. “Serius” ujar nya hampir menangis
“Iya!! Selalu!!” ujar kenath merangkul Maya.
“Jangan kecewain gue!” ujar Maya memeluk kenath.
“Gak akan” jawab Kenath membalas pelukan Maya.
“Love you baby!!” bisik Kenath mencium bibir Maya.
“Gue suka bibir lo!! Manis!!” ujar nya tersenyum manis..
.
.Bersambung?!!
Jangan lupa Vote and Coment yahh guysss!!!
Lope!!!
1343 kata!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Boyfriend (END)
Fiksi Remaja*PART MASIH LENGKAP* *SUDAH REVISI* Entah kesialan apa yang menimpa kedua sepupu berbeda agama ini dipertemukan dengan pria dingin yang tanpa mereka tau seorang psikopat. Posesif dan romantis, begitulah cara mereka memperlakukan kedua gadis itu. Me...