#22. Berubah.

249 33 28
                                    

Menghela nafas dan menatap Taqqiya yang tengah melahap nasi gorengnya dengan lahap.

Kenneth bangkit dari duduknya, ia memesan satu bungkus nasi goreng spesial untuk orang spesial pula.

Kenneth duduk di kursi, sembari menunggu nasi goreng pesanan nya datang. Taqqiya mendongak, ia menatap Kenneth.

"Beli buat siapa?" tanya Taqqiya.

"Salma."

"Oh. Kirain lupa sama dia." Taqqiya mengangguk-angguk polos membuat Kenneth terdiam.

Salma sedang apa ya?apa gadis itu sudah makan? Kenneth rindu dengan kekasihnya tersebut. Semenjak Kenneth sibuk belajar untuk olimpiade, waktu untuk mereka berdua sangat sedikit.

Taqqiya menyesap teh manisnya."Kenyang."

"Langsung pulang ya?" tawar Kenneth.

Taqqiya cemberut."Ih kok gitu?!anterin gue dulu kek beli buku!"

Kenneth menggeleng."Maaf, gue ada janji sama Salma."

Taqqiya mendengus sebal."Lo harus antar gue!"

"Gue enggak mau."

***

Disinilah Kenneth berada, duduk didepan teras rumah Salma sembari menunggu gadis itu.

Pintu terbuka, Kenneth menoleh dan menatap Salma yang sore ini terlihat cantik dan fresh. Gadis itu mengenakan kaus putih polos dipadukan celana dengan warna senada. Rambut legam milik Salma dikuncir kuda.

"Cantik."

Salma duduk disebelah Kenneth."Siapa?"

"Kamu."

Salma menunduk lesu.""Aku jelek, lho."

Kenneth menghela nafas, ia menggelengkan kepalanya dan mengusap surai legam gadis itu.

"Kamu cantik, kamu berharga. Semua wanita itu cantik dan berharga. Enggak perlu insecure, harusnya kamu bersyukur." Ucap Kenneth membuat Salma terdiam.

"Iya, maaf."

Kenneth tersenyum tipis, pemuda itu memberikan plastik berisi nasi goreng yang ia beli tadi."Ini, buat kamu sama tante Ghaida. Dimakan ya, jangan telat makan."

Salma tersenyum geli."Kamu kok sekarang makin bawel sih?"

"Karena aku sayang kamu."

Salma tertawa mendengar kata-kata Kenneth. Semakin kesini Kenneth makin menyenangkan sekaligus menyebalkan. Namun, masih banyak rahasia tentang Kenneth yang belum Salma ketahui.

"Gimana tadi? Capek?"

Kenneth mengangguk."Iya."

"Banyakin istirahat."

"Iya, Salma."

"Aku pamit ya, udah mau malam juga. Titip salam sama tante Ghaida."

Salma mengangguk, ia bangkit dari duduknya dan mengantar Kenneth sampai pagar rumahnya. Salma menatap Kenneth dengan tatapan sendu.

"Kenn, aku rindu."

Kenneth menoleh dan tersenyum tipis."Aku juga rindu. Kalau boleh, aku mau kamu nulis surat cinta lagi, ya?"

MHS : SURAT CINTA UNTUK KENNETH✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang