Siang hari keesokannya kamu kembali dijemput Vernon ke rumah. Katanya mumpung lagi liburan, dia pengen main dulu sama pacarnya.
Mama mu awalnya bingung. Bahkan dia sempat nanya, "kak, pacarnya kok udah ganti?". Kamu mah cuma bisa ketawa aja, tapi gak ngasih jawaban apa apa. Mama mu juga gak curiga, ya udah kamu lolos aja.
"Ternyata pacaran itu asik juga ya" kata mu. Vernon ketawa, "kelamaan digantung si abang ya?" ejeknya.
Kalian ketawa, padahal kan konteksnya kamu lagi diejek Vernon. "Ya udah, yang penting kamu pernah pacaran sama aku" kekehnya.
Kamu bilang terserah mau dibawa ke mana aja, asal jangan ke jalan setan.
"Cil, makasih ya udah mau jadi pacar aku"
Kamu ngakak banget dengarnya. Dengar Vernon yang biasa lo-gue, sekarang jadi aku-kamu. Geli banget lah.
"Ayoklah makan es krim, biar couple goals".
COUPLE GOALS APAAN?
Makan es krim itu kan udah biasa, gimana sih mas bule nih.
***
"Kan aku udah bilang, memang kamu tuh payah, Doy!"
Doyoung meringis dengar bentakan Sera. Bahkan cup minumannya ikut dibanting ke meja. "3 tahun lho, Doy. 3 tahun kamu dikasih kesempatan!" kata Sera sambil angkat ketiga jarinya.
"Apa sih yang bikin kamu bingung? Apa yang bikin kamu ragu? Kamu takut bakal nyakitin dia kayak dulu? Trus yang kamu lakukan sekarang itu apa?!"
"Maksud aku juga bukan itu, Sera. Tapi waktu itu aku juga gak sadar dia sensitif banget soal itu"
Sera ketawa remeh, "lihat kan? Kamu memang dasarnya gak ngerti perempuan! Siapapun perempuannya pasti bakal merasa gak punya harga diri kalau dikatain kayak gitu!"
"Aku gak habis pikir ya sama kamu, Doy. Emang bagi mu punya mulut salty gitu suatu kebanggaan ya? Supaya orang orang pada mikir kalau kamu manusia tersavage di dunia? Jujur, kalau aku punya mulut salty kayak kamu, aku pasti insecure! Orang orang pada gak nyaman sama aku"
Yang dilakukan Doyoung cuma diam. Dalam otak dia juga pikirkan siapa yang salah antara perkataannya dan maksud tujuannya.
"Jujur, aku bilang gitu supaya dia mau nunggu aku aja yang nembak dia, Sera. Aku udah punya niatan buat nembak dia malam itu, makanya aku sampai belikan dia dress putih biar sepadan sama kemeja ku. Aku juga mikir kok kalau perempuan itu gak perlu inisiatif duluan buat pacaran, biar cowoknya aja yang ngomong. Tapi dia udah terlanjur ngajak, dan aku juga kelepasan"
Sera geleng geleng dengarnya, ternyata mantan pacarnya itu bukan bodoh lagi levelnya. Hampir idiot bahkan. "Trus aku gimana, Ser?".
Kesal memang, tapi Sera juga kasihan dengarnya. Sera bersyukur juga karena Doyoung bisa merasakan dampak omongan pedasnya itu sekarang. Biar lain kali kalau dia ngomong bisa dipikirin dulu.
"Aku juga gak tau kamu harus apa, Doy. Tapi kalau karena omongan mu itu dia langsung cari pacar, sorry to say, tapi kamu udah buang kesempatan yang ada. Harusnya kamu bisa berkaca sejak dulu, ada berapa banyak cowok yang melindungi dia, ada berapa banyak cowok yang pengen milikin dia.
Tapi dia cuma bertahan untuk kamu, tapi kamu lagi bodoh, jadi kesempatan mu hangus. Dia pasti kecewa berat sama kamu sekarang. Jadi saran aku, kamu perbaiki diri sendiri, dan jangan berharap lebih dia mau kembali ke kamu.
Pasti pernah dengar kan kalau rasa cinta yang paling tinggi itu adalah mengikhlaskan? You have to do it. Ikhlasin aja, Doy. Perempuan gak butuh pecundang kayak kamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Berakhir ¦ [kdy]
أدب الهواة[Completed] "Maaf, tapi saya bukan pacar yang baik" Start: June 3, 2020 Finish: July 6, 2020