d first lucas

1K 92 24
                                    

Pagi ini keadaan rumah mu lagi berantakan. Lami lagi ngajarin abangnya main masak masakan, Jeno yang coba ngumpet karena males, dan Doyoung lagi metik daun ubi katanya mau bantu kamu masak. Padahal daunnya berserak di lantai.

"Trus nanti abang tinggal tambah daun cop" kata Lami. Padahal jarak mereka di ruang keluarga, tapi tetap aja suara cemprengnya yang mewarisi kamu itu kedengaran.

"Lami, abang gak ngerti daun cop daun cop" rengek Jeno malas.

Sedikit banyaknya kamu iri sama anak anak mu. Dulu pas kamu masih kecil mainnya Robokop, diajakin Haechan. Sedangkan Taeyong yang umurnya jauh dari kalian udah suka bantu mama di dapur. Makanya dia pinter masak.

Ini baru namanya emansipasi adek perempuan.

"Ih abaaaang, daun copnya ini lho!"

"Gak, gak mauuuuu!" teriak Jeno. Dia lari lari ke dapur jumpain papanya. "Papa, Lami paksa abang mainan cewek terus!" rengeknya.

Doyoung melirik kamu, kamu balas menaikkan bahu. Pengen liat aja gimana cara Doyoung tenangin anaknya. "Bang, ga apa apa dong kalau Lami ngajak main. Kalau ga sama abang Lami main sama siapa lagi?" katanya.

"Tapi abang gak mau masak masakan, pa. Maunya free fire gitu, biar gaul"

"Jeno jangan coba coba murtad dari pabji ya!" kata Doyoung sang pabji squad. Jeno cemberut, "ya udah pabji juga boleh".

Kamu mendengus, ini Doyoung gak nyadar apa gimana anaknya belum genap 5 tahun. Mau diajarin pegang gadget sejak dini gitu? "Ga ada pabji, ga ada free fire, ga ada gadget" kata mu.

"Ya udah, mama bikin adek perempuan aja biar Lami punya teman main, Jeno main sama papa"

Mata mu melotot, buset bocah tau dari mana ngomong gitu?

Kamu melotot ke Doyoung, tersangka utama. "Ga ada, gak pernah diajarin kok" kata Doyoung gugup. Matanya bergetar, takut diamuk sama kamu.

"J-Jeno, kan udah ada Lami? Emang Jeno ga suka sama Lami?" kata Doyoung lembut.

Jeno menggeleng, "enggak, adek berisik. Suka aneh juga" jawabnya.

Ya ampun dek Lami, kasihan ya kamu.

"Mmmm... gitu" Doyoung mangut mangut. "Trus kalau lihat mama kesakitan pas keluarin adek dari perut, suka?" tanya Doyoung lagi.

Jeno terdiam, matanya ganti gantian ngelirik Doyoung lalu kamu. Gemes banget deh. "Maaf, mama" ucap Jeno, bibirnya manyun dan kepalanya nunduk.

Kamu senyum, "anak mama pinter" kata mu.

ASIQ, harmonis sekali keluarga berencana ini.

"PAPAAA, ADA MALIIIIING!" teriak Lami dari ruang tengah. Sontak Doyoung berdiri buat ngecek.

"Papa, ada yang jedag jedugin pintu. Adek takut" pekiknya. Kamu dan Jeno jadi ikutan ngecek sambil Jeno peluk kamu dari belakang.

"Lami, ambil nampan dek" kata Doyoung. Lami mah iya iya aja trus lari ke dapur.

Bugh! Bugh! Bugh!

Makin barbar pintu kalian dipukulin.

"Papa mau buka pintu, trus pukul malingnya. Kalian baris di belakang papa, cepetan!" kata Doyoung.

Astagaaa, mau nampol maling aja banyak banget tips and tricknya.

"1..."

"2..."

"3..."

Ceklek!

"SYALOM BOC-"

BUGH!

"AAAAAK!"

Sang tersangka maling tersungkur, bikin Doyoung segera nengok. Mukanya murka, mungkin mau digebuk habis habisan orangnya.

"LHO?!" pekiknya.

Karena kamu dan 2 buntut mu penasaran jadi kalian ikut ngecek, dan kamu sama kagetnya sama Doyoung. "PAPA, KASIHAN LUCAS!" pekik mu.

"TOLONGIN BEGO, MALAH GUE DITONTON!" pekik Lucas. Kamu langsung tendang pantatnya, "jangan sampe otak anak gue gak suci gegara lo ya" kata mu.

Lucas akhirnya dibantu sama Doyoung dan 2 buntut mu.

"Pssst mama, itu siapa sih? Besar banget kayak pohon beringin depan komplek" kata Lami. Kamu terkikik, Lucas masih ternistakan di generasi selanjutnya. "Itu Om Lucas, temannya mama" kata mu.

Kalian ke ruang keluarga, karena Lucas dan Doyoung udah duduk di sana. Kasihan, mukanya merah gara gara nampan Doyoung. "Lo ya bang, ga berubah. Masih aja galak kayak dulu!" katanya kesal.

Doyoung diam. "Buruan, lo mau ngapain" kata mu. Lucas berdecak kesal, trus dia letakkan undangan di meja. "Gue mau nikah" katanya.

Doyoung ambil surat undangannya, dan dibaca. "Lho, ini kok nikahnya sama kamu?" kata Doyoung. Kamu mengernyit dan turut baca juga.

"Lah iya" gumam mu.

Doyoung dan Lucas melirik kamu dengan ekspresi yang sama seriusnya. "Udahlah, Cil. Mau sampai kapan hubungan kita ditutupi?"

Berakhir ¦ [kdy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang