27. Bahagia

1.2K 135 12
                                    

"Mau diantar?" kamu mengangguki tawaran Vernon. Teman teman mu yang lain jejeritan heboh, "anjir, padahal kan kemarin cuma iseng. Kok malah lanjut sampai sekarang?!" pekik Seungkwan.

"Keburu nyaman nih mereka" sahut Dino sambil ketawa.

"YEEE JOMBLO! MAKANYA CARI PACAR!" kata Vernon.

Seungkwan langsung bangkit dari duduknya. Tangannya ngelepas sendal jepit yang dia pakai, "lo lupa kenapa kalian bisa jadian, hah?!" geramnya. Pokoknya rempong banget lah Seungkwan ini.

"Ayo, sayang. Tuyul gembul gak usah di dengerin" kata Vernon. Dia menggandeng tangan mu ke parkiran.

Kamu perlahan terbiasa sama hubungan gak terduga kalian ini. Pikir mu mungkin lebih baik begini. Hubungannya spontan, gak nunggu terus, gak ngulur waktu terus.

Yha, kok jadi hina si brengski sih.

Vernon pakaikan kamu seat belt, baru dia lajuin mobilnya. "Omong omong, kata Seungkwan tadi bener ya. Kita kok malah jadi pacaran beneran" katanya.

"Kebablasan itu namanya" kekeh mu.

"Cil, kamu gak keberatan kan sama hubungan ini?" tanyanya.

Kamu memalingkan wajah dari Vernon, jadinya kamu natap lurus ke jalanan.

Maksud pertanyaannya gimana?

Emang selama ini Vernon ngelihat kamu murung terus kalau diajak jalan? Enggak, malah kamu benar benar merasa bahagia. Lagi pun, kamu sadar kalian punya hubungan, dan kamu sama sekali gak terpaksa.

Lepas dari si brengski dan cari hal baru bukan hal yang kamu sesali. Berada dengan Vernon dan si brengski sama menyenangkannya.

Hanya saja, kamu udah berpikir berulang kali. Udah berapa kali kamu kode si brengski buat perjelas hubungan kalian, dan udah berapa kali juga si brengski nganggap kamu murahan?

Atau karena kamu selalu minta hubungannya diperjelas makanya Doyoung eneg sendiri, tapi dia gak berani berhenti karena kasihan?

Ah, gak tau deh. Doyoung bukan hal penting yang layak dipikirkan sekarang.

Doyoung taunya cuma tinggalin bekas, dan yang hilangkan bekas itu selalu orang lain.

"Aku senang punya hubungan ini. Papa ku selalu bilang cari pacar yang bisa bikin nyaman, bukan yang taunya cuma sayang doang. Dan aku nyaman sama kamu"

Vernon senyum dengarnya. Tangan kirinya mengelus kepala mu. "Kalau nanti rasa nyaman mu hilang, kasih tau aku. Aku gak suka hubungan yang memaksa" katanya.

Doyoung,

Poin mu udah tertinggal jauh.

Mending menyerah aja.

Singkatnya, kamu sudah sampai di rumah, sudah masuk di dalam rumah. Mama mu lagi kutekan, abang mu pasti lagi kerja di kamarnya, dan kamu gak lihat penampakan Haechan si black, sweat, and tears.

Enggak, maksudnya Haechan si black sweet.

"Ma, anak bungsu mama itu mana?" tanya mu. "Ada tuh di kamar. Tadi disini sih nonton Masha and The Bear, tapi tadi ada yang telepon jadinya ke kamar" katanya. Kamu mengangguk, asal gak hilang aja deh. Kasihan, kalian malas nyarinya.

Kamu naik ke kamar dan langsung telentang di kasur. Kamu menghayal hal serabutan. "Heh" Haechan masuk ke kamar mu tanpa izin.

Haechan dengan barbarnya lompat ke kasur mu. Untung kamu masih capek, jadi gak kamu terkam.

"Napa dah?"

"Besok ikut aku yok, sis" rayu Haechan. Tangannya mainin rambut mu, "geli ah, Chan! Mirip banci tau ga!" kesal mu.

"Serius tau. Besok jalan yok" katanya lagi.

"Gak mau. Kamu suka malu maluin"

"Bisa gak sih jangan julid mulu!" dia menyentil jidat mu. "Ayok lah, pliiis. Aku traktirin deh, serius!" katanya.

Hehe, ini yang kamu tunggu. Kapan lagi nguras uang adek sendiri?

"Deal. Emang mau kemana?" tanya mu.

Haechan diam bentar. Mukanya kelihatan bingung dan ragu. "Ke... kampus Bang Doy" katanya. Mata mu membulat. Pasti Haechan disogok macem macem sama Doyoung.

"Gak!"

"Ih, kak. Plis, aku udah kepalang janji" rengeknya. Kamu mendengus, "ya makan tuh janji" kata mu judes.

Haechan natap kamu sengit, "perasaan juga kakak udah janji mau jalan sama aku".

Mau tau kelebihan keluarga Lee? Kalian punya kemampuan memutar balikkan sesuatu untuk memenangkan perdebatan. "Tapi gak ke kampus Kak Odoy, Chan!" kata mu.

Haechan senyum bejat, "KENAPA SIH? KALIAN BERAN-".

"Mulut Chan, mulut! Bahaya kalau abang denger!" bisik mu. Kamu udah bekap Haechan pakai bantal, karena kalau cuma pakai tangan suaranya masih nembus.

"Ya udah, deal gak nih?"

Kamu berpikir bentar. "Deal, tapi kita bertiga, bareng Vernon" kata mu. Haechan berdecak, "ga ada!".

"Ya udah, gak ditemani. Biar aja lo diamuk Kak Odoy".

"AH ELU! Ya udah, oke!" kata Haechan. Walaupun gitu, dia jadi keringat dingin. Dia kan janji cuma bawain kakaknya aja.






































Menuju tutup buku 🌩🌧☔

Sedia payung sebelum hujan,

Sedia hujatan sebelum sad ending.

Ayooo, silahkan dipersiapkan dirinya
🎭👀🍵🍵🍵










Berakhir ¦ [kdy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang