(Kalem dulu ayoooook)
"Pokoknya gak! Gue gak mau pulang sama manusia gak punya hati kayak kalian!"
Kamu mendelik tajam, "Chan, omongannya tolong". Haechan berdecih, "apa sih yang salah dari omongan gue?" katanya sinis.
Oh syit, madafaka. Haechan mode gelud on.
"Chan, bisa gak sih sopan?! Lo gak apa apa ketus ke gue, tapi ini ada Vernon!" pekik mu. Kalian lagi di parkiran sekarang, dan si bungsu kekeuh gak mau balik sama kalian.
Kamu sebenarnya gak masalah. Tapi tadi kalian keluarnya kan barengan, baliknya juga harus bareng. Kamu gak bisa jamin Haechan langsung balik ke rumah dengan bibir yang gak lemes buat cerita ke abang mu. Walaupun kamu bertengkar sama Doyoung, kamu khawatir Taeyong marahnya jadi kelewatan.
"Tau gak, kalian pasangan yang gak ada poin positifnya! Terlebih lagi lo, kak! 3 tahun dekat sama Bang Doy, trus sekarang gandengannya sama dia. Lo pikir gimana perasaannya Bang Doy tadi, hah?!"
Kamu berdecih, ngerangkum kata kata yang bisa bikin Haechan paham sama keadaan mu. "Trus lo gak ngerasa aneh kenapa gue tiba tiba pacarannya sama Vernon?" kata mu.
Haechan menoleh dengan mukanya yang masih gak nyelo. Tangan mu mengepal, pengen layangkan pukulan ke bibir Haechan yang suka ngasal itu. Kamu menekan gigi gigi mu, buat rahang mu kelihatan mengeras.
"Gue pikir lo memang paham sama keadaan gue. Perlu gue cerita ulang apa penyebab gue suka banting banting barang dulu? Hm? LO ADEK GUE BUKAN SIH ANJING?!" teriak kamu tiba tiba. Tangan mu udah mengarah ke kerah Haechan tapi langsung ditahan sama Vernon.
"Cil, plis, jangan emosi" katanya.
Dia pun takut lihat keadaan mu saat itu. Dia cuma pernah dengar suara kamu meninggi karena lagi malu, bukan karena lagi emosi kayak sekarang. Belum lagi kata terakhir mu itu.
"Dengar ya, Chan. Dengan lo mendukung Doyoung, sama aja lo dukung dia untuk menganggap gue perempuan murahan! Lo pikir apa yang selama ini gue lakuin buat dia? Gue sabar nunggu dia, bahkan begitu dia bikin gue sakit hati lagi, gue jaga semuanya biar gak ketauan abang. Lo masih berani bilang gue gak punya hati?!"
Vernon menarik kamu menjauh dari Haechan yang syok sama amarah kamu. Dia usap kepala mu dari belakang. Sekarang dia malah merasa gak tau apa apa saat ini.
"Kakak minta maaf, Chan..." lirih mu sambil sesegukan.
"Kakak hargai kamu yang mau bikin kakak baikan sama Kak Odoy-" Haechan mendongak. Dia bernapas lega juga karena cara bicara mu udah berubah. Dia takut, dia gak biasa lihat kamu marah kayak tadi.
"Tapi kakak gak bisa. Kakak gak mau dibilang bodoh karena selalu kasih seseorang kesempatan, dan akhirnya kakak terus yang nanggung akibatnya.
Kakak bahagia selama 3 tahun bisa dekat sama Kak Odoy, tapi semuanya hancur karena alasan yang sama.
Bilang, bilang sama Kak Odoy, penampilannya bagus, dan kakak s-suka. Bilang juga, kami harus bisa ketemu dengan sama sama bahagia di masa depan" lirih mu.
Haechan berat rasanya. Dia gak tau apa sebuah kesalahan kalau dia masih mendukung Doyoung dan kakaknya? Dulu dia pikir orang dari masa lalu bisa menyembuhkan sakit di masa depan, tapi beda ceritanya kalau kesalahan yang dilakukan adalah sama.
Haechan bimbang.
Mungkin sekarang udah saatnya mengucapkan selamat tinggal untuk Doyoung.
"Kak, Haechan minta maaf" dia merengkuh tubuh pendek kakaknya ke dalam pelukan.
"Haechan gak tau seberat apa masalah kalian. Tapi kalau kakak rasa semua ini yang terbaik dan kakak udah pikirkan dengan matang, Haechan pasti dukung kakak" dia mengusap punggung kakaknya dengan sayang.
Lama mereka berpelukan.
Sampai pelukannya harus dihentikan karena kamu merasa risih.
"Chan, kamu ngelus punggung kakak berarti pegang tali BH kakak juga!" kamu menggebuk lengannya.
Sial, Vernon natap kalian gak nyangka. Baru tadi ngamuk, baru tau menye menye, sekarang omongannya bisa serandom itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berakhir ¦ [kdy]
Fanfic[Completed] "Maaf, tapi saya bukan pacar yang baik" Start: June 3, 2020 Finish: July 6, 2020