Kamu bangun dengan kondisi yang udah mendingan. Sengaja, kamu istirahat full buat cepat cepat sembuh.
Kamu cek handphone, "astaga udah 3 hari mode pesawat mulu" kata mu sambil nepuk jidat. Begitu data seluler mu nyala, banyak chat yang masuk, tapi gak satupun dari Doyoung.
Gak heran.
Kamu turun ke bawah, udah ada mama, abang, dan adek dakjal mu di sana. Kamu teringat gimana resenya Haechan yang maksa kamu buat makan kemarin sampai nelepon Doyoung. "Gimana, udah mendingan dek?" tanya Taeyong.
"U-"
"Udah lah, kemarin baru teleponan sama Bang Doyoung. Tapi sialnya pake handphone Echan pula"
Kamu datangin Haechan, terus melintir bibirnya. "Kebiasaan ya mulutnya!" geram mu. Gak peduli lah Haechan yang udah kesakitan.
"Baru sembuh udah bar bar aja" ejek mama mu.
Kalian sarapan dengan damai. Taeyong bicarain pekerjaan di kantornya, dan Haechan sok ceritain tentang gebetannya yang namanya Arin itu. Dari Haechan lah kamu belajar kalau orang bacot pun bisa punya doi.
"Adek, gimana ujiannya? Nilai udah keluar?" tanya mama mu.
"Belum lah, ma. Baru aja selesai uprak kok" jawab mu.
Itu cuma percakapan singkat kalian. Karena setelah itu kalian selesai sarapan dan punya kegiatan masing masing. Terlebih lagi hari ini bertepatan semua anggota keluarga lagi di rumah.
Haechan masuk ke kamar mu yang lagi main laptop. "Heh, nih ada donat di anterin tadi. Udah gue makan 2 ya, ongkos nganterin dari lantai bawah ke kamar" katanta.
Kamu mengernyit, "kakak gak pesan donat" kata mu. Haechan berdecak, "gini nih kalau gak biasa dimanisin sama pacarnya. INI TUH DARI BANG DOYOUNG".
"Ya gak usah jejeritan!"
Bingung kamu lho, kapan kamu bisa damai sama Haechan ini. Perasaan dari kecil gelud mulu.
Mau tukaran adek gak?
Jangan deh, Haechan gitu gitu juga ganteng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berakhir ¦ [kdy]
Fanfic[Completed] "Maaf, tapi saya bukan pacar yang baik" Start: June 3, 2020 Finish: July 6, 2020