13-Hari Jadi yang sama

113 10 1
                                    

"Akan ada masa dimana kamu merindukanku, seakan hidupmu sepi jika tanpa ada aku didalamnya. Mungkin saat ini belum, tapi nanti."

^^^

Rasanya lutut Veelly sudah tak sanggup menopang tubuhnya. Kakinya terasa lemas dan bergetar. Seluruh tubuhnya seperti mati rasa.

Namun, Veelly terus memaksakan diri untuk melangkahkan kakinya. Langkah kakinya terus menyusuri sepanjang trotoar jalan.

Ia tak berniat untuk menaiki kendaraan umum seperti, angkot, ojek, atau yang lainnya. Ia tak sempat berfikir untuk itu.

Pikirannya terus tertuju pada hubungan Reyzan dan Bianka. Sebelumnya Veelly tak pernah merasakan rasa sakit yang teramat memukul hatinya seperti ini.

Ini seperti mimpi buruk yang pernah terjadi didalam hidupnya. Dulu ia memang pernah merasakan hancur dalam hidupnya ketika harus menerima kenyaataan bahwa orangtuanya harus berpisah.

Namun, masa itu beda. Dulu masih ada Reyzan yang selalu menghiburnya. Dulu Reyzan yang menguatkannya. Dulu juga Reyzan yang membuatnya bangkit dari keterpurukannya.

Tapi sekarang ini siapa yang akan membuatnya bangkit? Siapa yang akan menemaninya disaat ia merasa kesepian?

Siapa yang akan menghiburnya lagi? Siapa yang akan di jadikan alasan untuk Veelly semangat hidup?

Orang yang dulu Veelly andalkan, kini sudah dimiliki oranglain. Sudah tidak ada hak bagi Veelly untuk menjadikan nya tempat bersandar lagi.

Veelly terus berjalan lunglai ditemani suara isakan tangisnya. Ia berharap tuhan menurunkan seseorang yang bisa dijadikannya tempat bersandar.

^^^

Reyzan dan Bianka terlalu asik berbincang, sampai-sampai Reyzan tak sadar bahwa Veelly belum juga kembali sejak ia izin pergi ketoilet.

"Bi. Kok Veelly gak balik-balik ya?" tanya Reyzan pada Bianka.

"Iya Rey, dia belum balik dari tadi." jawabnya. Sebenarnya Bianka sudah menyadari ini. Namun, ia memilih untuk tidak menyuarakannya.

"Bentar deh, gua chatt dulu." usul Reyzan. Tangannya menggeledah saku untuk mengambil ponselnya.

Namun saat Reyzan membuka ponselnya, terlihat ada pesan masuk dari Veelly.

Veellan ubin(1)
Rey, lo jangan cari gue. Gue balik duluan. Soalnya perut gue mendadak sakit.

"Dia pulang duluan Bi." ujar Reyzan pada Bianka. Entah mengapa perasaan Bianka tiba-tiba senang, saat tahu bahwa Veelly pulang lebih dulu.

"Loh kok pulang? Emangnya dia kenapa?" tanya Bianka.

"Sakit perut katanya." jawab Reyzan.

Reyzan dan Bianka kembali berbincang namun tak membincangkan masalah Veelly. Entahlah saat ini mereka sedang membincangkan perihal apa?

Memang sebenarnya Veelly sempat memberi pesan kepada Reyzan, agar Reyzan tak mencarinya.

Veelly menatap layar ponselnya. Ia melihat pesan chatt  yang ia kirim hanya sekedar dibaca oleh Reyzan.

FriendzonesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang