21-Dia kembali.

89 11 1
                                    

“Love is on the way to fill you up.”

♠♠♠

Reyzan tengah berkutat dengan ponselnya. Namun itu sebelum Widia merebutnya. Saat ini Widia tengah berdiri dihadapan Reyzan yang sedang bersila diatas ranjang.

"Bun, kok diambil sih?!" protes Reyzan kesal.

"Kamu udah punya pacar?" tanya Widia tegas. Saat ini wajah Widia terlihat sangat serius.

Pertanyaan yang dilontarkan oleh Widia membuat Reyzan sedikit menciut. Ia bingung harus menjawab apa pada sang Bunda.

"Ihh Bun siniin dulu ponselnya." ujar Reyzan melengos.

"Iya apa enggak?!" tanya Widia mengintimidasi. Reyzan tercekat menelan salivanya payah. Ahh sial!

"I_iya." jawabnya gelagapan kemudian ia setengah menundukan kepalanya. Tahu jika Widia pasti marah.

Marah? Ya marah. Widia tidak suka Reyzan berpacaran sedangkan ia harus menjaga Veelly.

Jika Reyzan berpacaran dengan wanita lain, bagaimana dengan nasib Veelly? Veelly pasti sedikit tidak enak jika harus berdekatan dengan laki-laki yang bernotabene sebagai milik oranglain.

"Veelly gimana?" tanya Widia dingin tanpa melihat wajah anak semata wayangnya.

"Veelly tetep Rey jagain kok Bun." papar Reyzan. Reyzan tahu jika sang Bunda sedang kecewa padanya.

"Kamu udah nutupin ini ke Bunda,"

"Pasti ada hal lain yang gak Bunda tau. Iya kan?" tidak ada sahutan dari Reyzan membuat Widia geram didalam hati.

"Reyzan!" bentakan Widia berhasil membuat Reyzan terperanjat.

"Iya Bun. Waktu itu Veelly kekunci digudang sampe malem." ungkap Reyzan tak enak hati.

Ungkapan Reyzan pun akhirnya membuat Widia terbelalak tak percaya. Kejadian seperti ini tidak ada yang memberinya tahu. Widia benar-benar marah saat ini.

"Kamu lengah Reyzan!"

"Kenapa bisa Veelly kekurung digudang sedangkan kamu sendiri gak tau?!" kemarahan Widia semakin menjadi-jadi

Bukan apa, Widia sangat menyayangi Veelly. Sangat-sangat menyayanginya. Namun, semua itu bukan tanpa alasan.

***

"Wid, gue bingung sama perasaan gue." ujar Julia yang tengah duduk diteras bersama dengan Widia disisinya.

"Bingung kenapa?" tanya Widia tanpa menoleh kearah Julia.

"Gue gak cinta sama Surya." cicit Julia sembari menatap langit yang saat ini sedikit gelap. Mungkin sore ini akan hujan.

"Kalo lo gak cinta, kenapa lo bisa hamil sama dia?" tanya Widia.

Julia menghela nafasnya lelah. Lelah dengan jalan hidupnya yang rumit seperti ini.

"Gue kepakasa, karena ibu maksa gue buat punya momongan dari Surya," ungkapnya berat hati.

"Wid, gue mau minta tolong sama lo." sambungnya.

"Apa?" sahut Widia.

"Kalo anak gue lahir dan gue gak ada, gue minta lo buat jagain anak ini." tutur Julia seraya mengelus-ngelus  perut besarnya.

Widia cengo tak percaya. Ia menggigit bibir bawahnya dan menimang-nimang dalam hati. Saat ini Widia juga sedang mengandung dalam perutnya. Mana mungkin ia bisa mengurus dua anak sekaligus.

FriendzonesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang