“Aku bukan satu-satunya, melainkan salah satunya.”
★★★
Setibanya Reyzan, Veelly, dan Jordi disekolah. Mereka pun bergegas untuk segera memasuki kelasnya. Karena memang saat ini mereka sedikit terlambat.
Sepanjang jalan menuju kelas, Jordi terus mendumel tiada jeda. Jordi terus membahas perihal kebersamaan Reyzan dan Veelly. Jika Bianka tahu entah apa yang akan terjadi nanti.
"Rey. Gimana ntar kalo si Bianka tau lu gak jemput dia, karena lu jemput Veelly?" ujar Jordi sambil berjalan sidikit cepat. Ia takut bel berbunyi ketika ia masih melangkahkan kakinya di sepanjang koridor.
"Udah lu tenang aja," cicit Reyzan. "Lu bilang aja, kalo Veelly dibonceng ama lu." tambahnya setengah berbisik.
Veelly yang masih memiliki pendengaran yang baik pun meringis dalam hati. Ia merasa seperti benalu di dalam hubungan orang lain. Miris.
"Rey, lo masuk duluan aja." celetuk Veelly. Langkah kaki ketiganya pun terhenti seketika.
"Loh kenapa?" tanya Reyzan. "Gue sakit perut, pengen pup." lontarnya. Reyzan yang mudah percaya pun akhirnya meninggalkan Veelly masuk kelas lebih dulu bersama dengan Jordi.
Akhir-akhir ini kenapa Veelly menjadi sangat pandai berdusta? Ya, Veelly berdusta lagi untuk kesekian kalinya.
Veelly tidak sakit perut, melainkan ia menghindari segala kesalah pahaman antara ia dan Reyzan. Ia tidak ingin hubungan sahabatnya menjadi kacau hanya karena dirinya.
Reyzan dan Jordi akhirnya sudah memasuki kelasnya. "Rey, kamu baru dateng?" sambut Bianka menghampiri kekasihnya.
"Iya nih, gua kesiangan."
Reyzan memberikan senyum manisnya kepada Bianka. "Kalian berdua aja?" tanya Bianka, membuat keduanya sedikit terkikuk."I_iya kita berdua aja tadi." dalih Jordi spontan. Bianka mengangguk-ngangguk percaya. Selang beberapa menit suara bel nyaring mengintrupsi agar para siswa siswi segera memasuki kelasnya.
Ya, saat ini bel masuk sudah berbunyi, artinya wali kelas akan segera datang dan memberi pelajaran. Namun sialnya, Veelly belum juga masuk kelas. Reyzan benar-benar kalut saat ini.
Reyzan terus berdoa dalam hati agar Veelly cepat masuk kedalam kelas. Samuel yang berada dibangku sebelah Reyzan pun terheran-heran dengan tingkah Reyzan saat ini.
"Rey, tegang amat muka lu?" ujar Sam membuka suara.
"Iya, Sam. Gua takut Pak Wili dateng sebelum Veelly." paparnya. Reyzan terus sibuk celingak-celinguk mencari tanda-tanda kedatangan Veelly.
"Emang dia kemana?" Sam berbisik.
"Veelly tadi_"
"Selamat pagi anak-anak." sapa Pak Wili yang baru saja memasuki kelas dengan membawa tiga buku paket di tangannya.
Sapaan itu membuat Reyzan terlonjak, ia cepat-cepat meronggoh sakunya untuk mengambil ponsel.
Reyzan menghidupkan ponselnya dibawah meja agar Pak Wili tidak memergokinya. Dengan sangat hati-hati yang bercampur khawatir sampai-sampai Reyzan berkeringat dingin.
"Pagi pak" sahut para murid bersamaan.
Saat Reyzan sedang mengetik pesan untuk Veelly, tiba-tiba saja Veelly datang memasuki kelas masih dengan menggendong tas di punggungnya.
"Permisi" cicit Veelly dengan kepala yang sedikit menunduk. Sontak semua pasang mata tertuju padanya, membuat Veelly merasa tegang dan malu diwaktu yang bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzones
Teen Fiction[Update setiap hari sabtu] WTF: Welcome To Friendzone Entah sejak kapan Veelly menyimpan perasaan kepada Reyzan sahabatnya. Sudah terlalu lelah Veelly memberi isyarat bahwa ia mencintai Reyzan. Namun, Reyzan tidak pernah mengerti. Veelly tak perna...