12-Patah hati

97 9 2
                                    


"Mencintaimu adalah patah hati yang ku ciptakan sendiri."

^^^

Dari jauh Reyzan yang mencuri pandang tersentak. Matanya terbelalak dan jantung nya tiba-tiba saja berdetak hebat.

Apalagi ketika melihat Veelly yang sudah cantik dan anggun berdandan berkat Widia yang mempolesnya.

"Gilaa! Cantik banget."

"Ini seriusan Veelly sahabat gua?!"

"Gila inimah sih jodoh gua!"

Gumam Reyzan terkejut berbalut heran melihat Veelly sahabatnya yang tak suka berdandan, tiba-tiba menjadi feminim seperti ini.

Kemudian Reyzan berjalan perlahan mendekat kearah Veelly yang sedari tadi hanya mengulum senyum nya.

"Gimana? Cantik nggak?" lontaran pertanyaan dari Widia membuat Reyzan terkesiap.

"Ca_cantik Bun. Cantik banget!" puji Reyzan. Ia menelan salivanya berat. Tak disangka, setengah wanita itu kini berubah menjadi wanita seutuhnya.

"Astaga si Rey ganteng banget, apa mati aja ya akunya?!"

"Apa gak capek ganteng terus?!"

"Apakah sengaja biar aku mimisan?!"

Veelly masih diam membisu. "Kamu ini, lagi mikirin apa?" tegur Widia sambil menyikut lengan Veelly yang sudah jauh lamunannya.

Pertanyaan itu membuat lamunan Veelly terhenti. "Iya Bun! Ganteng." balas Veelly, terlanjur bicara.

"Hah?!" seru Reyzan dan Widia bersamaan.

Tanpa sadar jawabannya itu membuat Widia langsung berpaling pada Veelly. "Ganteng? Kamu ini kenapa? Lain yang Bunda tanya, lain yang dijawab."

"Iya Veell. Gua tau, gua ganteng!" Widia terkekeh geli melihat tingkah Veelly dan anaknya.

"Apasih lo!" Veelly mendelik.

"Dalem hati pasti muji-muji kegantengan gua." cibir Reyzan.

"Udah-udah, kalian cepet berangkat sekarang." pungkas Widia.

^^^

Saat di dalam mobil, Reyzan tidak fokus menyetir. Sedari tadi Reyzan terus mencuri-curi pandang kearah Veelly.

"Lo ngapain liatin gue kaya gitu?!"

"Risih tau gak!" sergah Veelly.

Reyzan langsung mengalihkan padangannya kearah jalan.

"Muka lu datar amat." ujar Reyzan membuka suara.

"Tahu dari mana muka gue datar? Lo kan lagi nyetir." balas Veelly sedikit jengkel.

"Ekspresi muka lu maksudnya yang datar Bambang!" kata Reyzan meralat perkataannya.

"Bambang siapa? Kok gue gak kenal?" tanya Veelly. Ah yang benar saja, ayolah Veelly, tidak semua orang yang Reyzan kenal juga harus mengenalmu.

"Itu yang biasa suka lewat depan rumah nenek gua." jawab Reyzan memberi tahu.

Veelly menatap Reyzan heran. "Yaudah kalo gitu gue mau dong kenalan sama si Bambang!"

"Sayangnya kesehatan jiwa dia agak terganggu,"

"Tetep mau kenalan kah?"  goda Reyzan sambil terkekeh.

FriendzonesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang