"Bagus nya dipendam. Ini mungkin jalan yang aman."
^^^
Reyzan dan Bianka sontak terperanjat melihat Veelly yang sudah tergeletak tak sadarkan diri dilantai dengan lumuran darah di lutut, sikut, serta dahi nya.
Kepingan pecahan kaca berserakan tak jauh dari tubuh Veelly. Reyzan sempat berfikir bahwa Veelly mencoba mencari jalan keluar lewat ventilasi udara.
Reyzan mematung seketika. Lutut nya terasa lemas, pikiran nya berkecamuk dan semua anggota tubuhnya seperti mati rasa. Ia merasa sudah tidak berdaya melihat sahabatnya menderita seperti ini.
"Rey! Kenapa diem aja cepet bawa Veelly kerumah sakit Rey!" seru Bianka panik.
Reyzan terkesiap langsung menghampiri Veelly dan membawanya ke rumah sakit.
"Lu harus kuat Veell. Gua ada disini nolongin lu. Veell kuat ya gua mohon." Reyzan terus mengajak Veelly bicara dengan harapan agar Veelly bisa menahan rasa sakitnya.
Sesampainya Reyzan dirumah sakit Veelly langsung di bawa keruangan oleh para medis. Reyzan dan Bianka disarankan untuk menunggunya di kursi tunggu.
"Rey. Aku khawatir kalo sampe Veelly kenapa-kenapa." tangisan Bianka membuat Reyzan memeluknya dan mencoba menenangkan nya.
"Lu tenang ya. Lebih baik lu banyak berdoa biar Veelly baik-baik aja." ujar Reyzan menenangkan.
Reyzan melepaskan pelukan nya. Ia berniat untuk menghubungi dan memberitahu semuanya kepada Defit dan Indy.
Defit dan Indy tiba dirumah sakit. Mereka menghampiri Reyzan dengan terbirit-birit.
"Rey gimana keadaan Veelly?" tanya Defit khawatir.
"Belum ada kabar." singkat Reyzan.
Mereka terus menunggu hasil pemeriksaan dokter. Diruang tunggu hening tidak ada yang membuka suara. Reyzan, Defit, Indy, dan Bianka larut dalam pikiran mereka masing-masing.
Ceklekk__
Hingga akhirnya terdengar suara knop pintu terbuka yang berhasil membuyarkan lamunan mereka.
Sontak mereka berdiri serentak. Reyzan menghampiri wanita paruh baya yang ber notabene sebagai Dokter.
"Dok gimana keadaan Veelly?" ujar Reyzan bertanya kepada dokter.
Dokter tersenyum ramah dan tenang, menandakan bahwa semuanya tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
"Tidak ada yang serius. Pasien hanya memiliki luka ringan saja. Dan kemungkinan pasien akan sedikit mengalami trauma." jelasnya.
Tidak terlalu buruk. Mungkin dengan adanya kejadian ini akan menjadi pembelajaran untuk Reyzan agar ia lebih menjaga Veelly dan memperhatikan nya.
"Terimakasih dok." ucap Reyzan.
"Kalian sudah boleh menjenguk nya sekarang. Tapi saya saran kan agar kalian membantunya untuk menghilangkan trauma nya." Ucap dokter memberi saran.
Reyzan mengangguk paham. "Kalo gitu saya permisi keruangan saya." Dokter itu melangkahkan kaki menuju ruangan nya.
Reyzan dan Bianka segera masuk keruangan di susul oleh Indy dan Defit. Mereka menghampiri Veelly yang sedang terbaring diatas brankar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzones
Teen Fiction[Update setiap hari sabtu] WTF: Welcome To Friendzone Entah sejak kapan Veelly menyimpan perasaan kepada Reyzan sahabatnya. Sudah terlalu lelah Veelly memberi isyarat bahwa ia mencintai Reyzan. Namun, Reyzan tidak pernah mengerti. Veelly tak perna...