“Dear mom
One day i will make you happy“^^^
Tak lama setelah Reyzan pulang, Alfian pun ikut pamit. Ia datang kerumah Veelly hanya untuk mengajaknya dinner pada tiga hari mendatang.
Bimbang dirasa hati Veelly. Ia sebenarnya tidak ingin berhubungan dengan Alfian, apalagi sampai makan malam seperti ini.
Tapi ia juga tidak enak jika harus menolaknya, toh Alfian adalah pacarnya sendiri. Dan hal semacam ini lumrah bagi semua pasangan.
Serumit ini kah, perjalanan kisah asamara Veelly? Sepedih ini kah kehilangan sosok orang yang ia cintai sedari dulu? Seperti tuhan merampas kebahagiaannya.
Terlalu lama Veelly melamun, sampai akhirnya suara klakson mobil berhasil membuyarkan lamunannya.
Veelly bergegas keluar rumah untuk menghampiri asal suara. Setelah ia buka pintu utama, kedua mata Veelly menangkap sosok ayahnya yang keluar dari mobil putih.
Surya, ayah Veelly menghampiri Veelly yang sejak tadi mematung di ambang pintu.
"Assalamualaikum, Veell." ucap Surya memberi salam. Veelly membalas salam dari ayahnya sambil mencium tangan.
"Waalaikumsalam, Yah."
Veelly dan Surya masuk kedalam rumah. Surya mendaratkan bokongnya disofa ruang tamu sembari melepas jam tangan dilengan kirinya.
Sedangkan Veelly berjalan kearah dapur, berniat membuatkan kopi untuk sang Ayah. Sudah terbiasa bagi Veelly seperti ini.
Ya, seperti ini. Ada dan tidaknya Surya dirumah, Veelly tetap merasa sendirian. Veelly dan Surya hanya saling berinteraksi jika perlu.
Surya tidak pernah menanyakan perihal bagaimana Veelly tumbuh? Bagaimana Veelly menjalani kehidupannya? Apa saja masalah yang sedang dilaluinya? Bagaimana cara dia untuk mengusaikan segala problema hidupnya? Tidak sama sekali.
Mungkin Surya berfikir, jika dengan memberikan uang kepada Veelly. Veelly akan hidup serba berkecukupan. Padahal uang saja tidak cukup.
Uang tidak akan membuat orang yang Veelly cintai menjadi miliknya. Uang tidak akan membuat keluarganya utuh kembali. Dan uang tidak akan bisa menemani kesendiriannya.
Buktinya, Veelly memiliki cukup uang tapi ia tetap merasa menderita, merasa sepi, merasa jika hidupnya terlalu hambar. Uang tidak menjamin kebahagiaan.
Kepedihan yang melanda Veelly tiba-tiba terjeda saat sahabat-sahabatnya kembali.
Dibukanya Pintu rumah Veelly oleh Defit, dan menampilkan Surya yang sedang berkutat dengan ponsel miliknya.
"Eh ada Om. Maaf Om dikira gak ada Om Surya dirumah." ujar Defit merasa tidak enak.
Surya memberikan senyumnya kepada kedua sahabat Veelly. "Iya, gak apa-apa. Anggap saja rumah sendiri." balasnya.
Veelly yang berjalan menghampiri Sang Ayahpun ikut bermonolog. "Gimana? Udah?" Indy dan Defit hanya mengangguk sebagai respon.
"Yauda gih, kalian ke kamar aja duluan." titah Veelly seraya menaruh kopi hitam diatas meja.
Seusainya Veelly menaruh kopi, Veelly segera melenggang menuju kamarnya. Sudah tidak sabar rasanya untuk menonton suami haluannya.
***
Sesampainya dirumah, Reyzan menghempaskan tubuhnya diatas ranjang. Ia gusar memikirkan hubungan dirinya dengan Veelly.
Hubungan persahabatan-nya seperti kurang baik. Entah sampai kapan situasi seperti ini berlangsung. Sudah bosan Reyzan menjalaninya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzones
Genç Kurgu[Update setiap hari sabtu] WTF: Welcome To Friendzone Entah sejak kapan Veelly menyimpan perasaan kepada Reyzan sahabatnya. Sudah terlalu lelah Veelly memberi isyarat bahwa ia mencintai Reyzan. Namun, Reyzan tidak pernah mengerti. Veelly tak perna...