Dua puluh sembilan

22.7K 1.6K 8
                                    

Tandai Typo

Sebelum baca, Vote🌟dulu yuk❤️

Fahriz memperhatikan Ara dari atas sampai bawah, matanya tertuju pada kaki Ara yang memakai high heels dengan hak yang tinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fahriz memperhatikan Ara dari atas sampai bawah, matanya tertuju pada kaki Ara yang memakai high heels dengan hak yang tinggi. Fahriz menatap tajam kearah istrinya seolah ingin menerkamnya.

"Kita mau ke rumah sakit, bukan mau passion show." Sindir Fahriz menatap Istrinya datar.

Ara mengernyitkan dahi tak mengerti dengan ucapan yang dilontarkan suaminya.

"Ganti pakai flatshoes, jangan pakai itu." Tegur Fahriz kian melembut.

Ara mengikuti arah pandang Fahriz yang menatap kakinya, dia mengerti sekarang. Tapi apakah ada yang salah? Padahal Ara sudah biasa memakai itu. Kenapa suaminya baru mempersalahkannya sekarang.

"Kenapa?"

Ara menggeleng.

"Ganti, Mas tunggu disini." Kata Fahriz seraya duduk disofa.

"Nggak mau Mas,"

"Ganti Ara, kamu nggak liat? Itu hak sepatunya tinggi banget, nanti kamu keseloe." Perintah Fahriz dengan tegas.

Ara menggeleng lagi.

"Nggak bakal kenapa-kenapa, Mas."

"Aku keliatan banget pendek nya kalau nggak pakai ini." Lanjutnya.

"Nggak apa-apa, nggak jadi masalah." Fahriz membungkukkan tubuhnya meraih kaki Ara dan melepaskan tali high heels itu.

"Mas, jangan dilepas." Cegah Ara saat Fahriz akan melepaskan sepatunya.

"Diem, sayang." Ucap Fahriz memperingati, kemudian dia berjalan menuju rak sepatu dan mengambil flatshoes yang biasa Ara pakai.

"Pakai ini ya." Perintah Fahriz memperlihatkan flatshoes yang ia ambil tadi.

"Mas, Ara nggak mau." Tolak Ara dengan terus menggelengkan kepalanya.

"Ara!"

Dan jika suaminya telah memanggil seperti itu Ara tidak bisa lagi mengelak, akhirnya dia mengambil alih flatshoes itu dan memakainya sendiri. Kemudian beranjak pergi keluar sebelum suaminya itu berbicara lagi.

Marah lagi kan.

***

"Apa saya bisa lihat janinnya dok?"

"Bisa pak, dengan melakukan USG." Jawab dokter itu dengan ramah.

Fahriz menyetujui saran dokter untuk Ara melakukan USG jika itu salah satu cara agar bisa melihat buah hatinya.

"Janinnya masih terlihat sangat kecil, karena kandungan istri anda masih 4 minggu. Tapi dia berkembang dengan baik." Jelas dokter itu seraya menunjukan janin dalam kandungan Ara yang terlihat dilayar monitor.

My Savior [SELESAI]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang