Mereka semua menghampiri Icha, berharap agar gadis itu tidak sendirian dan ikut bersama mereka kembali.
"Cha makasih ya" ucap Clarra dengan menunduk.
"Hmm" balas Icha tidak menoleh.
"Cha, kamu baik-baik aja kan? Ga ada yang luka kan?" Tanya Gherral khawatir. Icha hanya membalas dengan menggelengkan kepala.
"Kok kamu bisa sampe kesini?, inikan gudang nya zombie" ujar Alvira.
Icha memutar bola matanya malas "kalian bodoh" balas nya singkat.
Semua mata terbelalak tidak terima jika diri mereka dikatakan bodoh. "Apa maksud lu?" Balas Gibran mulai emosi.
"Gue udah bilang cari jalan yang baik agar tidak celaka, tapi kalian masih mau lewat sini, gue udah menduga dari awal kalo kalian ga bisa pecahkan teka teki yang gue kasih" ucap Icha memutar bola matanya malas.
"Trus jalan yang kamu maksud?" Tanya Zanno dengan mata yang berbinar.
"Tangga darurat yang ada diluar, gue mau ketemuan nya di rooftop bukan didalam mall-" Icha menjeda ucapannya lalu meneguk minuman kaleng yang yang ditaruh di sisi samping ransel nya. "Apa kamu ga tau maksudnya ya?" Tanya Icha menoleh kearah Diva.
Diva membalasnya dengan gelengan "gue bikin teka teki selalu berkaitan, itu mudah loh, udah lah kalo mau mati tinggal aja disini gue mau keluar" ucap Icha dan berlalu meninggalkan area mall.
Mereka semua menyusul Icha, Gherral tidak mau maknae kenapa-kenapa karna ia bertanggung jawab atas nyawa gadis itu.
Icha hendak masuk ke mobil namun dicegah oleh Gherral.
"Kami ikut" ucapnya datar. Icha mengangguk, "masuk ke mobil masing-masing" balas Icha datar lalu memasuki mobilnya.
Icha menyalakan mobilnya lalu bergerak dengan kecepatan sedang, Icha membawa semua temannya ke sebuah tempat.
Perjalanan ke tempat itu membutuhkan waktu selama 20 menit.
20 menit berlalu akhirnya mereka sampai ditempat tujuan.
Mereka berkumpul di depat mobil Icha, menunggu gadis itu turun dari mobilnya.
"Kenapa kita kesini?" Tanya Diva. Icha tersenyum sinis "gue laper mau makan" balas Icha dan melangkah masuk ke dalam mini market.
Ia mengambil banyak roti dan minuman lalu ia masukkan ke dalam ransel nya.
Diva tersenyum jahat melihat gadis itu, saat sedang mengambil makanan.
Setelah puas mengambil makanan di mini market mereka kembali mengendarai mobil masing-masing.
Sekarang tujuannya untuk mencari keluarga Gibran.
Hanya butuh 15 menit untuk sampai ke lokasi. Icha turun dari mobilnya lalu menghampiri Diva.
Icha melemparkan kunci mobilnya kearah Diva, dengan cepat ia menangkap kunci itu.
Diva menggerakkan alis meminta penjelasan, "nanti lo, bawa mobil gue masak cewek bawa mobil sendiri, lah elu nebeng ama orang lain" balas Icha datar.
Mereka masuk ke rumah Gibran, saat ini Gibran terpaku melihat adik perempuannya yang berusia 5 tahun sedang di dalam kurungan akibat terinfeksi.
Dua sungai mengalir di pipinya, Alvira berdiri disamping Gibran lalu menepuk pelan bahu pria itu.
Melihat dari kejauhan Gherral hanya memutar bola matanya malas "lebay" ucap Gherral pelan.
Mendengar ucapan Gherral, Icha lalu menginjak kaki Gherral dengan keras, Gherral meringis kesakitan.
"Maknae lucknut" ucap Gherral terjingkak kesakitan.
"Makanya jangan ngomong sembarangan" balas Icha lagi.
Mereka kembali menelusuri seisi rumah dan sampai di halaman belakang rumah.
Terlihat disana ada seorang wanita tua paruh baya sedang berdiri, dengan tatapan kosong. Wajah wanita itu tidak terlihat karena posisinya membelakangi mereka semua.
Tanpa menunggu aba aba Gibran berlari menghampiri wanita itu dan memeluknya erat dari belakang.
Wanita itu berbalik dan
Hap, wanita itu mengigit ganas leher Gibran. Melihat kejadian itu semua mata terbelalak kaget, Gibran telah terinfeksi.
Mereka semua kocar kacir berlari berupaya menyelamatkan diri. "Alvira" teriak Clarra.
Alvira diam di tempat, tidak mengiraukan panggilan temannya, Gibran berlari mencari mangsa.
Dan
Hap, Alvira juga terinfeksi lehernya berhasil di gigit oleh Gibran.
Tidak terima, Gherral masuk ke mobil nya, begitu juga yang lainnya. Mereka juga masuk kemobil masing masing.
Gherral mengegas mobilnya, mobil belum melaju, masih ditahan. Mari kita hitung.
1
2
3
Gherral melepas remnya, ia menabrak kedua zombie itu, tanpa ada rasa kasian sedikit pun.
Kedua zombi itu terpelanting jauh dengan bagian tubuh yang berserakan.
Melihat kejadian itu mereka semua kaget, begitu kejamnya Gherral tega membunuh temannya sendiri.
Punya dendam apa dia sama dua orang itu?, sampai mereka harus mati di tangannya sendiri.
Setelah puas Gherral melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi
***
Vote dong gw mau ultah nih 🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ZOMBIE ||selesai||
RandomKeberanian, kekuatan, dan ketangguhan dalam menjaga satu sama lain demi keselamatan dari virus Zombie