episode 31

14 2 0
                                    

Dua jam berjalan akhirnya sampai disuatu tempat, sekarangbkondisi ditempat itu sepi tidak terlihat satu pun zombie.

Clarra keluar dari mobil, ia mengedarkan pandangannya ternyata tidak terlihat satupun zombie.

Clarra hendak berlalu namun ditahan oleh Shine "lo mau kemana? Jangan buru-buru, bahaya!" Tangan shine masih setia menggenggam lengan Clarra.

"Ya udah kita masuk" Clarra menarik tangan Shine dengan mata berbinar hampir menangis.

Shine menarik tangan Clarra lalu menemui teman-temannya yang lain.

"Gimana?" Tanya Gherral lalu berjongkok mengikat tali sepatu nya. Clarra msmbalas dengan mengedikkan bahunya.

"Atau kita cek langsung ke dalam aja gimana?" Sambung Diva dengan tatapan yang penuh harapan. Semuanya menganggukkan kepala dan mulai melangkah menuju loby rumah Clarra.

Sebagai kapten Gherral memimpin didepan.
Gherral membuka pintu perlahan lalu mengedarkan pandangannya kepenjuru ruangan untuk memastikan bahwa rumah ini aman sebelum berjalan masuk.

"Aman kok" ujar Gherral lalu membuka pintu agar teman-temannya mengikutinya dari belakang.

Keadaan diruang tamu sangat  sepi dan juga gelap. Zanno berjalan mengikuti Gherral. Icha berjalan bersama Diva. Icha berjalan menuju jendela ditemani Diva. Icha menggapai gorden lalu menarik agar cahaya masuk kedalam rumah.

"Cha" suara seorang gadis yang tak lain 'Alvira'. Icha menoleh lalu berdehem.

"Kita ikut sama yang lain yuk, perasaan gue ngga enak disini" Icha mengangguk lalu melangkah, Diva hanya mengikuti dari belakang. Zanno telah menugaskan Diva untuk menjaga Icha, dan tidak membiarkan dia sendirian.

"Ibu . . . . " teriak Clarra lalu berlari menuju seorang jenazah wanita paruh baya yang tergeletak di lantai kamar pribadinya.

Shine menahan bahu Clarra. "Kenapa?" Tanya Clarra yang sudah berlinang dengan air mata di kelopak matanya.

"Jangan disentuh, mungkin bahaya!" Ujar Shine lalu menghapus air mata yang mengalir di pipi Clarra. Clarra menepis tangan Shine dengan kasar "LO, NGEJAUH DARI GUE" pandang Clarra sinis.

Shine mundur perlahan membiarkan gadis itu apa yang akan dia lakukan terhadap jenazah wanita paruh baya yang tergeletak dilantai.

"Bu, maafin Clarra, mungkin sekarang ibu sudah tenang disana, tapi asal ibu tau kalo Clarra sudah megikhlaskan ibu, ibu yang tenang ya, Clarra baik-baik aja banyak teman yang batuin Clarra" air mata merebes tanpa henti dipipi halus Clarra, Clarra mengukir senyum dibalik kepedihan yang ia rasa.

Clarra menggapai tangan wanita yang diyakini adalah ibunya. Lalu ia mengecup perlahan punggung tangan ibunya.

Semuanya tertunduk sendu merasakan hal yang sama seperti yang Clarra rasakan sekarang.

"Kita cek ruangan lain yuk" Ajak Gibran yang berupaya memecahkan rasa sedih semuanya.

Zanno dan Diva mengangguk. Shine menggapai kedua bahu Clarra berupaya mengajaknya untuk menelusuri ruangan yang lain. Dan akhirnya Clarra menurut.

Penelusuran dilanjutkan kekamar berikutnya. Gherral memutar kenop lalu mengintip seisi ruangan. "Kosong" hanya satu kata itu yang keluar dari mulut Gherral.

Penelusuran berlanjut kearah dapur. Saat Gherral membuka pintu toilet sesuatu hendak menerkamnya.

Dan

Door . . .

Sebuah benda kecil melesat tepat mengenai kening zombie dalam wujud seorang laki-laki tua.

"Ayah . . ." Teriak Clarra histeris dengan membungkam mulutnya sendiri dibantu kedua tangannya.

Pandangan Clarra beralih pada Icha. Dengan cepat Clarra mendorong kedua bahu Icha hingga Icha terdorong dan hampir terjatuk karena ditahan Diva dari belakang.

"APA-APAAN LO?" tanya Clarra kasar dengan pandangan yang tidak bersahabat. Icha tersenyum horor "gak seneng?" Jawab Icha santai. Clarra hendak menampar Icha dengan cepat Zanno menahan tangan Clarra.

***
Kesan untuk part ini?

Jangan lupa ninggalin vitamin buat author ya hehe

THE ZOMBIE ||selesai||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang