0.2 || Losing ||

18K 871 24
                                    

kalian tau apa yang selanjutnya marvin lakukan?

yapp, mari bacaa!

enjoy guys

"What are you doing here?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"What are you doing here?"

- - - - - [ MARVIN: What You Do? ] - - - - -

ARLITA, Merolla, dan Gizele kompak berjalan mundur menjauhi Marvin yang tersenyum iblis kepada mereka. Lebih tepatnya kepada mereka. Ketiganya melangkah mundur, dan Marvin melakukan hal yang sebaliknya.

"Lo-- lo sendiri ngapain disini?!" Arlita balik tanya. Memberanikan dirinya melawan Marvin.

Marvin terkekeh. "Gua?" Ia memutus ucapannya. "Seperti yang lo lihat. Gua abis ngebunuh orang. Mungkin lo yang selanjutnya?"

"GILA!"

"LO GILA MARVIN! LIATIN AJA, GUE BAKAL ADUIN LO KE KEPSEK SEKOLAH, GUE BAKAL LAPORIN LO KE POLISI, BIAR LO DIKELUARIN DAN LO DIPENJARA!" ancam Arlita berteriak.

Marvin semakin mendekatkan posisinya dengan Arlita. Senyum simpulnya tak memudar. "But you can't."

"LO APAIN TEMEN GUE, BRENGSEK--"

Marvin menyuntikkan sebuah jarum ke leher Arlita, hingga tak lama kemudian Arlita tak sadarkan diri. Dibantu oleh kedua temannya, Marvin juga melakukan hal yang sama. Menusukkan jarum suntik ke leher kedua teman Arlita.

"Gimana nih, Vin? Kita bunuh mereka juga?" tanya teman Marvin.

Marvin menggeleng. "Enggak, jangan. Gua punya cara lain agar mereka bungkam," jawab Marvin. "Bantu gua bawa mereka ke mobil.

Marvin mengangkat tubuh Arlita, lalu dia masukkan ke dalam mobil hitam yang terparkir di halaman rumah kosong itu. Dia kembali bicara kepada temannya.

"Lo selesaiin semuanya sama Gevaro, Bar. Biar mereka gua yang urus." Komando Marvin dan langsung disetujui oleh kedua temannya.

Marvin beranjak naik ke dalam mobilnya, meninggalkan kedua temannya yang masih akan menyelesaikan misinya. Marvin membawa mereka bertiga pergi ke sebuah tempat yang sering atau bahkan setiap hari dia datangi seusai pulang sekolah. Laki-laki itu menurunkan satu-persatu, Arlita dan kedua temannya ke dalam tempat itu. 

Marvin memandangi ketiga perempuan yang baru saja selesai dia ikat tubuh mereka diatas kursi. Sudut bibir Marvin terangkat, mengembangan senyuman tipisnya. Marvin kembali mengangkat Arlita dan membawanya ke sebuah ruangan yang ada ditempat itu. Merebahkan gadis itu diatas kasur.

MARVIN: What you do?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang